Seminar Internasional Literatur Tafsir di Persia & Indonesia

IRAN Corner Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung menggelar Seminar International bertajuk “International Seminar on The Development of Tafsir Literatures ini Persia dan Indonesia,” Selasa (411/2019). Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Ushuluddin Lt. 4 Jl. AH. Nasution No. 105 Bandung bekerjasama dengan Embassy of The Islanic Republik of Iran, Jakarta Indonesia.

Cultural Counsellor, Embassy of The Islamic Republik of Iran, Jakarta Indonesia, Mehrdad Rakhshandeh menjadi salah seorang narasumber dalam seminar tersebt. Sedangkan sebagai pembanding adalah Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN Bandung Prof.DR Rosihon Anwar, MA dipandu moderator, Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin DR.Ali Masrur, MA dan Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam DR.Neng Hannah, MA.

Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr Wahyudin Darmalaksana, MA dalam pidato sambutannya mengatakan tafsir memiliki posisi sentral dalam memahami Alquran. Meskipun Al-Qur’an kata-katanya terbatas namun makna dan pengetahuan dari Kitab Suci ini tidak terbatas.

Karena itu, lanjut Dekan, kalangan akademisi perlu mendapat kemudahan dalam mengakses referensi kitab-kitab untuk kebutuhan penelitian ilmiah di bidang tafsir. “Di sini pentingnya kerjasama dengan Republik Iran karena di sana (Iran.Red) gudangnya karya tafsir,” katanya.

Sementara itu, Mehrdad Rakhshandeh mengukapkan Tafsir digunakan untuk memehami Alquran secara komprehensif. Karena menurutnya, pemahaman yang komprehensif memungkinkan terhindar dari kesalahan atau penyelewengan.

“Tafsir digunakan agar pemahaman Al-Qur’an tidak menyeleweng,” ujarnya.

Dia menegaskan, di Iran dapat ditemukan banyak karya-karya dari para ahli tafsir. Contohnya, satu surat yakni surat al-Fatihah saja telah menghasilkan berjilid-jilid kitab tafsir.

“Tentu,semakin banyak karya dari para ahli tafsir semakin luas dan semakin komprehensif pemahaman kita terhadap satu aya atau satu surat dari Alquran,” tegasnya.

Sedangkan Prof.Rosihon Anwar mengatakan Al-Qur’an di Indonesia yang Suni tidak berbeda dengan Alquran di Iran yang Syi’i. Perbedaan mendasar menurutnya terletak pada epistemology dalam kajian tafsir.

“Perbedaan mendasar antara Syiah dan Suni terletak pada epitemologinya. Dan bila digabungkan ini akan luar biasa”, tandas Rosihon Anwar.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *