Profesor Multitalenta Telah Tiada

UINSGD.AC.ID (Kampus I) — Hampir semua civitas akademik UIN Bandung mengenal sosoknya. Beliau profesor multitalenta. Ahli Bahasa Arab dan seluk beluknya, termasuk Ilmu Balaghah. Keahliannya dalam menguliti syair-syair berbahasa Arab tidak diragukan lagi, khususnya yang digubah oleh Imam Syafii. Ya, beliau adalah Profesor Dr. K.H. Fuad Wahab.

Akademisi, ajengan, “manager” pesantren sudah melekat pada sosoknya. Pesantren Sukahideng Tasikmalaya Jawa Barat sangat beruntung memiliki sosok pimpinan pesantren seperti beliau. Berkat atikan-atikannya, banyak alumni pesantren ini yang sekarang menjadi sosok-sosok yang hebat pula. Sebagiannya menjadi dosen-dosen di UIN Bandung.

Sebagai sama-sama dosen UIN Bandung, tentu saja saya sangat mengenal beliau, bahkan sangat dekat. Saya bersama beliau tidak saja terlibat sebagai dosen UIN, tetapi juga bersama-sama terlibat dalam berbagai even keagamaan, seperti MTQ, MQK (Musabaqah Qiraatul Kutub), dan sama-sama menjadi pengurus PWNU Jawa Barat.

Dalam beberapa kegiatan MTQ, entah alasan apa, saya ditempatkan satu kamar dengan beliau. Untuk waktu pelaksanaan MTQ selama kurang lebih 8-10 hari, tentu saja saya banyak mendengarkan wejangan-wejangan di dalam kamar. Di pagi harinya, saya juga beberapa kali menemani beliau jalan sehat mengitari hotel tempat kami menginap.

Kalau ditanya tentang keseriusannya dalam menjalankan tugas, maka jangan ditanya lagi. Saya jadi saksinya. Sewaktu MTQ Nasional di NTB, beliau dipercaya sebagai pembina MTQ cabang Tafsir Bahasa Arab untuk kafilah Jawa Barat. Beliau dengan telaten membina peserta tersebut. Bahkan, sampai mendampinginya saat perlombaan.

Kedalaman ilmunya diakui banyak orang. Setiap beliau menyampaikan ceramah atau orasi ilmiah, para pendengar pasti terpukau dengan kedalaman analisis-analisis kebahasaan dan gurauan-gurauan ala kyai pesantren. Selalu ada saja hal menarik di setiap ceramahnya.

Di tengah obrolan-obrolan berdua, tidak jarang beliau bercerita tentang UIN Bandung dan harapan-harapan kampus ini ke depannya. Sebagai informasi, beliau pernah menjadi Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung. Harapan-harapannya itu sebagiannya masih saya ingat dan tersimpan dalam memori.

Hari Senin tanggal 26 Pebruari 2024 adalah hari yang mana kami tidak akan dapat mendengar atau berjumpa secara fisik dengan beliau. Allah telah memanggilnya. Beliau telah pergi diiringi dengan tangisan dan untaian doa dari civitas akademika UIN Bandung, seluruh santri Pesantren Sukahideng, dan semua yang mencintainya. Al-Fatihah……

Selamat jalan Prof. Kyai. Kami semuanya kehilangan sosok ajengan yang multitalenta. Kami mendoakan. Kami akan meneruskan perjuangannya.

Atas nama Civitas Akademika UIN Bandung, saya menyampaikan bela sungkawa dan duka yang mendalam. Semoga Allah meliputinya dengan Rahmat-Nya. Aamiiiiiiin.

Rosihon Anwar, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *