Webinar Forum Wakil Rektor Bidang Kerjasama PTKIN

(UINSGD.AC.ID) Pendidikan Islam Indonesia harus mampu mengharmoniskan nilai-nilai agama yang konstributif dalam menyelesaikan kemanusiaan. Meski di tengah keragaman suku, agama, budaya, bahasa, dan teritori yang demikian beragam, “Pendidikan di Indonesia justru menjadikan keagamaan sebagai identitas diri yang memperkuat warna keislaman yang khas Indonesia,” ungkap Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si, Ketua Forum Wakil Rektor bidang Kerjasama se-Indonesia dalam Webinar “Peluang dan Tantangan Kerja Sama Internasional di PTKIN” melalui apikasi zoom meeting, Senin (28/12/2020) 19.00-21.00 WIB.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, S.TP., MT, tampil menjadi narasumber Webinar Forum Wakil Rektor Bidang Kerjasama PTKIN yang dipandu oleh Sekretaris Forum Warek bidang Kerjasama PTKIN, Dr. Abad Badruzzaman, Lc., M.Ag.

Prof. Ulfiah, Wakil Rektor IV UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjelaskan sebagai buah dari dinamika dan kemajuan yang berhasil di raih pada akhir-akhir ini, PTKI sudah waktunya mulai berani bersaing, juga pada tingkatan global. “Sekarang ini keberadaan perguruan tinggi Islam sudah mulai diperhitungkan. Mereka sudah tidak lagi sibuk berjuang memperkenalkan diri agar diakui dan dianggap perlu, bahakan mereka yang sudah berbentuk universitas, juga telah memiliki konsep bangunan keilmuan yang sedemikian jelas, dan berhasil di pahami oleh kalangan luas, atas dasar konsep keilmuannya itu, mereka dipandang harus ada dan bukan sekedar diada-adakan,” jelasnya.

Caranya dengan menempatkan PTKI sebagai wahana perjuangan. Pada diri seseorang, kelompok, komunitas terdapat kekuatan yang luar biasa untuk mengembangkan, melakukan perubahan sesuatu. Kekuatan itu adalah semangat berjuang dan sekaligus berkorban.

Manakala jiwa perjuangan dan pengorbanan itu berhasil dihidupkan dan dikembangkan serta dikelola sebaik-baiknya, “maka PTKI akan mengalami perkembangan yang semakin cepat. Orang-orang yang terlibat dalam pengembangan perguruan tinggi Islam tidak akan berhenti bekerja hanya oleh karena menghadapi keterbatasan atau kekurangan, baik kekurangan itu berupa fasilitas, anggaran, ataupunlainnya.”

Upaya membangun Perguruan Tinggi unggul, hingga mampu bersaing dan menang, maka di perlukan orang-orang yang memiliki : Pertama, Semangat yang tinggi; Kedua, Memiliki Etos; Ketiga, Minset yang tepat, sebagaimana yang dibutuhkan oleh PTKI; Keempat, Memiliki tekat yang sama antara Pimpinan, Guru Besar, Para Dosen, dan Mahasiswa; Kelima, Bersaing sportif.

Capaian pembangunan PTKI dapat dilihat berdasarkan arah kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang mengacu kepada 3 (tiga) kebijakan pembangunan Pendidikan Tinggi Islam 2010-2014 yaitu: Pertama, Peningkatan Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan; Kedua, Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan serta Daya Saing, dan; Ketiga, Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik.

Dengan begitu, Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses seluasluasnya untuk memperoleh PTKI.

Visi Pengembangan merupakan tahap pertama dari siklus kebijakan. Tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Renstra Pengembangan. “Oleh karena itu, dukungan dari seluruh pemangku kepentingan Pendidikan Islam merupakan faktor utama agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, misalnya dukungan pemerintah daerah, dukungan masyarakat terhadap penyelenggaran Pendidikan Tinggi Islam, serta saran dan kritik yang disampaikan secara langsung kepada Ditjen Pendidikan Islam dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam melalui berbagai bentuk media,” tandasnya.

Pengembangan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mewujudkan Pendidikan Tinggi Islam yang lebih baik, khususnya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. “Dengan pertimbangan ini, maka upaya untuk pengembangan kelembagaan pendidikan tinggi keagamaan Islam merupakan langkah strategis bagi Kementerian Agama untuk lebih meningkatkan peran serta UIII, UIN, IAIN dan STAIN bagi kemajuan Indonesia menuju baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur,” paparnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dhani sangat mengapresiasi iktiar Forum Warek IV untuk meningkatkan kulitas pendidikan Islam pendidikan Islam Indonesia, termasuk pendidikan tinggi keagamaan Islam (PTKI), sebagai destinasi pendidikan Islam dunia.

“Saya selaku Dirjen Pendis menyambut bangga rekan-rekan Forum Warek Kerjasama, di tengah wabah Covid-19 masih terus beraktivitas dalam rangka meningkatkan marwah PTKI,” tandasnya.

Melalui Forum Warek IV ini diharapkan dapat terjalin kerjasama sesungguhnya, mengingat pentingnya berjejaring baik dalam maupun luar negeri, “Saya percaya di bawah Ketua Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M. Si dan didukung oleh Pa Kasubag Kerjasama Gus Adib semua bisa diatasi. Sebagai informasi Dirjen juga sedang melakukan digitalisasi data dan akses pelayanan Online disegala bidang,” pungkasnya.

“Semoga Ikhtiar bersama ini bisa mewujudkan perguruan tinggi yang baldatun warobun ghofur segera terwujud,” pungkasnya.[]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *