Ulama dan Tasawuf

Oleh H. Arief Ichwani

Razie Garaudy, dalam janji-janji Islam mengemukakan, bahwa warisan-warisan Nabi Muhammad Saw ada 4, yaitu (1) Al-Qur’an (2) Al-Hadits (3) Ulama (4) Tasawuf
Dalam kultum yang singkat ini kami hanya membahas dua hal yaitu Ulama dan Tasawuf.
Ulama : diartikan sebagai orang yang berpengetahuan khususnya di bidang Agama Islam. Akhir-akhir ini makna tersebut meluas yaitu orang yang pandai bukan hanya dalam Agama Islam tapi ilmu secara umum. Contohnya : bidang kesehatan dan kedokteran, juga orang-orang yang telah menerima gelar Sarjana, Master, atau Doktor juga disebut Sarjana Ulama tanpa memperhatikan apakah mereka mengamalkan ilmunya atau tidak. Padahal dalam pandangan Imam As-Syafi’i seorang Ulama harus mengamalkan ilmunya, kalau tidak maka ia bukanlah seorang Ulama. Jadi Kyai, Ustadz, Ajengan, Master, Doktor atau Profesor sekalipun baru bisa di sebut Ulama, jika mereka mengamalkan ilmunya. Beliau mengatakan  لا يكون المرء عالما حتى يكون بعلمه عاملا “seorang tidaklah dikatakan sebagai ‘Alim (mufrad dari Ulama) sehingga ia mengamalkan ilmu yang dimilikinya” Mereka inilah orang-orang yang dikagumi dan dihargai oleh Rasulillah Saw. Sebagaimana sabdanya :
1. إنما بعثت معلما  / sesungguhnya aku di utus untuk menjadi guru
2. العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah
3. إن مداد العلماء لخير من دماء الشهداء / sesungguhnya karya ulama lebih baik dari darah syuhada
4.  العلماء ورثة الأنبياء /  Ulama itu pewaris para Nabi
Sedangkan, Tasawuf : Menurut Afif Muhammad, dapat dianalogikan dengan ungkapan bahwa “Syari’ah adalah fiqih dzahir sedang Tasawuf merupakan fiqih Qalbu”. Tasawuf merupakan warisan yang ditinggalkan oleh Rasulullah Saw. (Lihat bagaimana Rasulullah bertahannuts di Gua Hira guna membersihkan hati agar dirinya dapat berjumpa dengan Allah. Beliau pun bersabda QS. Asyams: 9-10
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)
” Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya (9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori jiwanya (10)”
Banyak cara untuk membersihkan hati. Tetapi Rasulullah memeberikan panduan yang dangat mudah yaitu dengan DZIKRULLAH : beliau bersabda :
لكل شيء ثقالة وثقالة القلوب ذكر الله
“ٍSegala sesuatu ada pembersihnya, dan pembersih hati adalah dzikrullah”
Selain itu ada 10 kiat lainnya untuk membersihkan hati (lihat: Percikan Iman)
1. Muhasabah (Introspeksi diri)         6. Bergaul dengan orang sholeh
2. Bertaubat                                      7. Menyayangi fakir miskin
3. Tadabbur al-Qur’an                       8. Mengingat Mati
4. Melanggengkankan amal sholeh  9. Menghadiri majlis dzikir dan ta’lim
5. Mengisi waktu dengan dzikir        10. Berdo’a agar tetap memiliki Iman

Mudah-mudahan ada manfa’atnya. Hanya kepada Allah kami akan kembali.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter