Konstruksi Sosial Periwayatan Hadis

Hadis merupakan subjek yang turut berperan dalam membentuk masyarakat. Hadis digulirkan dari masa ke masa dalam realitas budaya melalui periwayatan dengan cara penyampaian, penerimaan, dan pengamalan (Sulaemang, 2008). Ini dalam teori ilmu hadis disebut tahamul ‘ada (Asfiyak, 2019).

Di saat yang sama, realitas penerima hadis bukan merupakan budaya yang kosong dari nilai dan tradisi setempat. Praktis, hadis dijadikan norma dan nilai di masyarakat bila isi kandungannya bersesuaian dengan nilai dan budaya yang tengah berlangsung. Terjadi pula di mana ajaran hadis diterima masyarakat sehingga menjadi konstruk sosial yang berperan menggantikan atau memperbaharui tradisi sebelumnya.

Daripada itu hadis dapat bersifat historis temporal di mana ia membutuhkan pemahaman yang mesti disesuaikan dengan kondisi umat manusia di setiap zaman. Hal ini karena sejak masa wurud-nya hadis sampai sekarang terdapat berbagai perubahan dan atau perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi (Suryadilaga, 2017). Tegaslah terdapat dialektika penerimaan hadis dalam memebentuk budaya baru di masyarakat.

Baca selengkapnya tulisan Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag tentang Konstruksi Sosial Periwayatan Hadis:Studi Tahamul ‘Ada Pendekatan Peter L. Berger di laman Digital Library / Leadership, Service and Collaboration / Kolom ini

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *