Dalam Acara Wisuda UIN : Sebelas Tahfidz Qur’an Raih Penghargaan

[www.uinsgd.ac.id] Sebagai salah satu perguruan tinggi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung telah mampu memadukan ilmu keislaman dan ilmu umum. Lulusannya dapat berkiprah di bidang keislaman dengan wawasan yang luas tentang keilmuan umum,  atau dalam bidang umum dengan wawasan keislaman yang mendalam. “Ini diabdikan bagi kemaslahatan umat manusia dan pengembangan masyarakat, serta disumbangkan bagi pembangunan negara dan bangsa Indonesia,” jelas Rektor UIN SGD Bandung Prof Dr H Deddy Ismatullah, SH, MHum, saat melantik 970 wisudawan di Auditorium UIN SGD Bandung, Jl AH Nasution Bandung, Sabtu (16/3). 

Ke-970 wisudawan itu berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 290 orang;  Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 160 orang; Sains dan Teknologi 147 orang;  Syariah dan Hukum 124 orang; Dakwah dan Komunikasi 89 orang;  Adab dan Humaniora 55; Psikologi 45 orang; Ushuluddin 25 orang dan Pascasarjana untuk S2 30 orang dan S3 5 orang.

Lulusan UIN SGD Bandung diwajibkan minimal hafal Al-Quran juz 30 yang diberlakukan sejak September 2012. “Bagi yang hafal 30 juz akan diberangkatkan Haji dan yang 15 juz akan mendapatkan Umroh. Untuk itu, saya meminta kepada Pembantu Rektor I kesepakatan yang telah dilakukan antara UIN SGD Bandung dengan Pemkot Bandung segera ditindaklanjuti sebab banyak mahasiswa UIN yang hafal Al-Quran. Ada yang 30, 15 juz. Hari ini kesebelas yang hafal diberikan piagam penghargaan sebagai bentuk penghargaan dari kampus terhadap mereka yang tahfidz Al-Quran,” tegasnya.

Pentingnya hafalan ini mengingat empat tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia ini sangat berat, “Pertama, disintegrasi umat. Kedua, kemiskinan. Ketiga, kebodohan dan Keempat, pemurtadan yang menjadi masalah berat terjadi di Indonesia ini,” keluhnya.

Ilmu, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh selama belajar di UIN, harap Rektor, semoga membawa manfaat dan menjadi life skill yang berguna dalam menatap masa depan yang lebih baik. Bagi yang ingin berkiprah di masyarakat dapat menjadi bekal dalam pembangunan masyarakat, termasuk dalam menegakkan syiar Islam di manapun berada.

Menurut Rektor, jenjang pendidikan yang baru diselesaikan mahasiswanya bukan akhir dari proses belajar, melainkan juga dapat diperoleh melalui proses belajar di masyarakat. Karena itu, lanjut Rektor, dalam menghadapi dinamika masyarakat diperlukan sikap yang arif, dengan mengedepankan sikap saling memahami, kebersamaan, keharmonisan dan menjaga stabilitas bersama, bukan dengan sikap konfrontatif, apalagi anarkis.

“Saya menitipkan nama baik UIN Bandung di hati masing-masing, dengan menjaga dan menghindarkannya dari hal-hal yang dapat merusaknya,” kata Rektor, seraya menyampaikan piagam penghargaan kepada 11 orang mahasiswa berprestasi di bidang Tahfidz Qur’an.

Dua tahfidz lengkap 30 juz adalah Santi Yuliani Nur H dan Dede Muhammad Mansur (Fakultas Tarbiyah), tahfidz 15 juz Nuri Noor Azizah (Tarbiyah dan Keguruan), Ibnu Mahbub, (Psikologi), Darman, Huriyatun Nida, Abdul Wahab, Sri Rachmawati, Aswin,  dan Ahmad Fauzi Ridwan (Ushuluddin), dan tahfiz 10 juz Shofi Mardiyah Salsabila (Sains dan Teknologi).

Pada prosesi Sidang Senat Wisuda ke-57 ini, Rektor pun menyampaikan penghargaan kepada 31 wisudawan yang meraih yudicium Cumlaude dari berbagai Fakultas. IPK tertinggi 3,93 diraih oleh Dini Agustina Nuryatin (FISIP), disusul Ade Iskandar 3,89 (FISIP), dan IPK 3,87 diraih Syifauzakia (Tarbiyah dan Keguruan) dan Arum Ningsing (Dakwah dan Komunikasi). Program Doktor dengan IPK 3,73 diraih oleh Dr H Aden Rosadi, M.Ag.*** [Nanang, Zacky, Ibn Ghifarie]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *