Bandung Agamis Kerahkan Seluruh Kecamatan

[www.uinsgd.ac.id] Program Bandung Agamis yang digagas Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati Bandung bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung, selain mengoptimalkan peran dan fungsi mahasiswa untuk pengabdian masyarakat juga tenaga-tenaga ahli keagamaan di seluruh kota Bandung. Hal ini diketahui saat Dekan Fakultas Dakwah, Prof. Dr. H. Asep Muhyidin, M.Ag membuka Pembinaan Kader Da’i Kota Bandung di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi lt. 4 pada Selasa (03/07).

 

“Salah satu kegiatan Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada tahun 2012 adalah Bandung Agamis bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung. Di sini kita akan sharing pengalaman tentang pengabdian terhadap masyarakat, bagaimana pahit getirnya seorang alumni yang sedang berdakwah,”paparnya.

 

Ia menjelaskan alas an kenapa kegiatannya diselenggarakan di Kota Bandung,”Pertama karena Fakultas Dakwah dan Komunikasi berdomisili di Kota Bandung dan kedua berpartisipasi dalam proses penyadaran terhadap masyarakat,”tuturnya.

 

Adapun kegiatan yang diselenggarakan di lantai empat tersebut merupakan bagian dari 4 kegiatan dalam program tersebut, yaitu Praktik Profesi Mahasiswa yang dilepaskan oleh Walikota Bandung Dada Rosada di Gedung Pendopo, Pembinaan Kader Da’i Kota Bandung, Pelatihan Imam dan Khotib dan Bakti Sosial dengan acara Puncak Tabligh Akbar.

 

“Adapun target dari kegiatan ini adalah agar bagaimana masyarakat memiliki kesadaran, pemahaman, penghayatan serta pengamalan yang memadai dalam mempraktikan ajaran Islam. Selanjutnya adalah membangun masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan. Maka untuk mencapai itu semua semua tokoh masyarakat, tokoh agama, DKM, berpartisipasi dalam acara ini,”jelasnya.

 

Profesor Asep berharap bahwa  acara ini menjadi bagian dari amal ibadah, sebagai bagian dari amak ibadah untuk pembedayaan potensi di lingkungan masing-masing peserta.

 

Sementara itu Didi Jamaludin, Kepala Bagian Sosial Keagamaan Kota Bandung, yang mewakili Sekdakot, menyatakan tentang keharusan seorang da’I untuk memahami masyarakat sekitar. Termasuk pentingnya penggunaan bahasa Sunda di tengah masyarakat Kota Bandung yang mayoritas orang Sunda.

 

“Program Bandung Agamis, mudah-mudahan menjadi ikon kota Bandung, seperti halnya seperti adanya gedung sate atau Braga yang menjadi ikon kota Bandung. Oleh karena itu melalui program Bandung Agamis, mudah-mudahan kota Bandung memiliki karakter,”harapnya.

 

Sementara itu, menurut Abdul Azis, salah satu Panitia Bandung Agamis, mengatakan bahwa Pembinaan Kader Dai Kota Bandung melibatkan tenaga ahli agama dari tiap kecamatan yang berada di Kota Bandung serta perwakilan dosen muda dan isteri yang berprofesi sebagai dai.***[dudi]

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *