Mahasiswa Hadapi Ancaman Imperialisme Global

(UINSGD.AC.ID) Tantangan besar bagi kaum melinial saat ini adalah imperialisme global yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa (disintegrasi bangsa), ditandai dengan ancaman isu SARA, radikalisme, terorisme, penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain. Maka, mahasiswa, sebagai kaum milenial, penting mimiliki sikap dan karakter yang tangguh untuk menghadapi imperialisme global ini.

Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung Dr H Ading Kusdiana, M.Ag –mewakili Dekan Dr H Setia Gumilar, S.Ag, M.Si– menyatakan hal itu saat menyambut dan membuka workshop “Kempanduan Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora”, yang digelar secara virtual zoom meeting, Sabtu (27/11/2021).

Workshop menghadirkan narasumber Pembina Pramuka Kwarda Jawa Barat Dr Hj Imas Kurniasih, M.Ag, dengan materi “Perkembangan Kepanduan di Indonesia dan Manfaatnya bagi Generasi Milenial”. Dan, pembina Pramuka Kwarcab Kota Bandung Idad, S.Ag., MT, dengan materi “Nilai-nilai Penting dari Kepanduan bagi Pembentukan Karakter Mahasiswa yang Berakhklakul karimah”.

Acara yang bertajuk “Revitalisasi Nilai-nilai Kepanduan bagi Generasi Milenial” ini dihadiri pula oleh para Wakil Dekan, para Ketua/Sekretaris Jurusan, para aktivis Dema, Sema, HMJ, mahasiswa dari Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Bahasa dan Sastra Arab, dan Sastra Inggris.

Pada awal abad ke-20 kaum muda dihadapkan pada imperialis Belanda, sehingga muncul kesadaran gerakan kebangsaan atau nasionalisme dari kaum muda, untuk melepaskan diri (merdeka) dari cengkraman imperalis. Ditandai dengan lahirlah organisasi-organisasi perintis kemerdekaaan, seperti Budi Utoma, Syarikat Islam, NU, Muhammadiyah, dan lain-lain.

Dalam konteks kekinian, lanjut Dr Ading, kaum muda/milenial dihadapkan pada imperalis global dengan kemajuan teknologi yang serba canggih dan instan, yang tidak terpisahkan dari gatget, interaktif, dan sangat aktif. “Kaum milenial ini menghadapi imperalis global yang membawa ancaman dari luar, seperti infiltrasi budaya asing serta pengaruh lain yang dapat mengganggu stabilitas sosial dan keamanan nasional,” tanya Dr Ading.

Mahasiswa yang aktif dalam gerakan pramuka dipastikan bisa memberikan kontribusi nyata dan menjadi benteng di tengah percepatan zaman ini. Karena, gerakan pramuka dapat membentuk pribadi yang beriman bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat terhadap hukum dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa indonesia.

“Jadi, bagi mahasiswa gerakan pramuka manfaatnya sangat besar . Selain bisa menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan, juga membentuk jiwa-jiwa yang tangguh untuk menghadapi ancaman imperalisme global,” jelasnya lagi.[nanang sungkawa]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *