Surga Menurut Para Mufassir (Penafsiran Muh. Abduh dan Muh. Rasyid Ridha terhadap Al-Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 25).

[www.uinsgd.ac.id] Para mufassir berbeda pendapat dalam memahami surga atau jannah dalam al-Baqarah ayat 25. Ada yang menggambarkan surga secara abstrak ada pula yan g kongkrit, misalnya Muhammad Abduh menggambarkan surga secara abstrak sedangkan Rasyid Ridha menggambarkan secara konkrit. Dua penafsiran yang berbeda ini lahir dari guru dan murid, Abduh adalah gurunya Rasyid Ridha.

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran para mufassir tentang surga yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 25, metode penafsiran dan karakteristik tafsir yang diterapkan.

 Penelitian ini bertitik tolak dari kerangka berpikir, bahwa penafsiran al-Quran bersumber kepada dua sumber, yakni penafsiran yang bersumber kepada riwayat, dan penafsiran yang bersumber kepada akal atau dirayat. Dua sumber tersebut digunakan dengan mengacu kepada empat pilihan metode penafsiran, yakni tafsir tahlili, ijmali, muqarran, dan maudhu’i.Setiap mufassir dalam menafsirkan al-Quran senantiasa ditentukan oleh coraknya sendiri, yakni corak fiqhi, ilmi, falsafi, shufi, isyari dan adabi ijtima’i.

Tafsir yang paling ekstrim adalah Muhammad Abduh yang hidup dalam dunia politik dan filsafat yang sangat mendalam, ia bergaul dekat dengan tokoh pembaharu Jamaluddin al-Afghani yang dikenal politisi yang hebat dan besar namanya. Muhammad Abduh banyak belajar filsafat, sehingga ia banyak menafsirkan al-Quran secara filosofis, ia pun belajar sosiologi, antropologi, tata negara, logika dan sebagainya, sehingga penafsirannya dipengaruhi oleh ilmunya. Tafsirnya bercorak Adabi Ijtima’i, metodenya tahlili, sumbernya dirayah atau ijtihad. Rasyid Ridha meskipun muridnya, ia banyak belajar kepada Ibnu Qayyim yang bermadzhab syafi’I , sehingga Ridha lebih tradisional dalam menafsirkan al-Quran, Dalam menafsirkan jannah, perbedaanya pada pendekatan, Abduh melihat surga itu bersifat abstrak, sedangkan Ridha bersifat kongkrit. Oleh sebab itu Abduh kontekstual sedang Abduh tekstual.

Penelitian ini bersumber pada kitab tafsir al-Manar dan kitab lainnya sebagai sumber data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah book survey dengan pendekata deskriptif. Analisis data digunakan content analisis, yaitu mengumpulkan data, mengklasifikasi data dan menafsirkan isi data, Jenis-jenis datanya adala surat al-Baqarah ayat 25, pendapat para mufassir terutama Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha tentang surga, dan pandangan ulama tafsir tentang perkembagan metode penafsiran al-Quran.

Bagi Muhammad Abduh dan mufassir yang bercorak filsafat surga bersifat kongkrit yang mengandung unsur-unsur duniawi, hanya surga bersifat abadi dan tidak mengenal relativitas, mufassir lain cenderung fiqhiyah, seperti Ibnu Katsir dan Muhammad Rasyid Ridha, menyatakan bahwa surga adalah sesuatu yang ghaib, yang keadaannya tidak pernah akan dapat diilustrasikan.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *