Sidang Senat Terbuka Dies Natalis UIN SGD Bandung ke-52 Digelar Melalui Teleconference

Untuk pertama kalinya, Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang ke-52 dilakukan melalui media teleconference yang dipimpin langsung oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, Ms. dan diikuti 184 peserta, Rabu (08/04/2020).

Ke-184 peserta teleconference ini terdiri dari Guru Besar, para Wakil Rektor, Kepala Biro, Direktur dan Wakil Direktur, Dekan dan Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan/Prodi S1, S2, S3, Kepala dan Sekretaris SPI, Ketua Lembaga dan Kepala Pusat, Kepala Bagian sampai Kepada Sub Bagian di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Dalam sambutannya, Ketua Senat Universitas menjelaskan acara Dies Natalis UIN Sunan Gunung Djati Bandung ke-52 bertajuk Sinergi Bersama untuk UIN Sunan Gunung Djati Bandung Maju ini, berbeda dengan Dies Natalis sebelumnya, saat ini bangsa kita, bahkan seluruh dunia, sedang prihatin menghadapi badai Corona Virus Disease (Covid-19) yang sangat mengerikan untuk keselamatan umat manusia, “salah menanganinya bisa hancur bangsa ini. Hal ini mengancam dan mengganggu seluruh sektor kehidupan bangsa, termasuk kondisi pendidikan,” tegasnya.

Kalau kita merujuk kepada Al-Qur’an, musibah ini, mungkin ujian bagi kita, mungkin peringatan atau mungkin juga adzab dari Allah SWT karena ingkar kepada-Nya. Mungkin wabah ini sebagai ujian bagi kita sebagaimana dikemukakan dalam Al-Qur’an: Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.” (Q.S. Muhammad [47] : 31)

Mungkin sebagai pelajaran agar kita dapat mengambil pelajaran dari-Nya, hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah Swt.“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan (peristiwa) itu sebagai pelajaran bagi semua manusia.” (Q.S. Al-Ankabut [29] : 15)

Atau mungkin pula sebagai adzab yang diturunkan Allah Swt., sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah “Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri; kecuali penduduknya melakukan kezaliman. “ (Q.S. Al-Qashash [28] : 59)

Prof. Nanat berharap mudah-udahan keadaan ini merupakan ujian dari Allah kepada bangsa Indonesia, untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan, sehingga menjadi bangsa yang diridhai Allah Swt., “Karena itu, marilah kita hadapi Covid 19 ini dengan tenang dan jangan panik,” jelasnya.

Ibnu Sina penulis buku Al-Qannun fi Al-Tibb pernah menulis: “Kepanikan itu separuh penyakit, ketenangan separuh obatnya, dan kesabaran adalah titik awal kesembuhan”

Untuk menghadapi kondisi saat ini ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, Pendekatan ikhtiar akli duniawi. Mari kita taati protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah itu secara disiplin ketat. Kedua pendekatan ikhtiar spiritual naqli. “Mari kita banyak berdioa, dzikir, beristigfar dan banyak membaca Al-Qur’an,” pesannya.

Rektor, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si menuturkan saat ini kita dihadapkan dengan situasi yang mengkhawatirkan, disatu pihak ada pandemi Covid-19, di pihak lain kita juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas bekerja sesuai dengan tusinya masing-masing.

“Tentu situasi seperti ini dibutuhkan ketangguhan kita semua. Saya bersyukur dan berterimakasih kepada seluruh sivitas akademika UIN SGD Bandung tetap bekerja dengan baik, walaupun dengan situasi pandemi Covid-19. Karenanya kepada seluruh civitas akademika, khususnya para dosen saya berikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terlaksananya kuliah daring bersama dengan mahasiswa kita tercinta, demikian juga kepada para tendik yang telah memberikan layanan secara online, pihak kampus akan terus berikhtiar menyiapkan berbagi fasilitas untuk meningkatkan layanan secara online, baik untuk kepentingan perkuliahan maupun lainnya.”

Rektor menegaskan beranjak dari pengalaman ini, maka program penguatan IT kedepan harus menjadi skala prioritas terlebih kita punya cita-cita untuk menjadi techno university.

Rektor berpesan, “optimislah bahwa setiap kesulitan ada banyak kemudahan. karenanya kita yakin bahwa situasi saat ini akan bisa kita lalui dengan baik tanpa menyisakan masalah di kemudia hari,” ungkapnya.

Buat kita menghadapi situasi seperti ini, tentu harus menggunakan dua pendekatan: Pertama, secara lahir (medis) mengikuti aturan-aturan protokol Covid-19, yakni jaga jarak, bermasker, cuci tangan, di rumah aja. Kedua, pendekatan batin (agama) seperti berdoa setiap pagi dan sore, dawam wudhu dan juga jangan mendatangi tempat yang sudah terkena wabah, banyak beristighfar.

“Dalam situasi seperti ini tingkatkan iman dan taqwa kita kepada yang maha kuasa. Yakinlah jika dua pendekatan ini kita lakukan kuasa Allah akan kita rasakan,” tandasnya.

Mari kita terus bekerjasama dan sama-sama bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing untuk memberi manfaat dalam rangka berbuat baik untuk lembaga yang kita cintai UIN SGD Bandung. “Sebagaimana sabda Rasul, khoirunnaas anfa’uhum linnas dan al-jamaa’atu rohmatun wal-firqotu ‘adzaabun. Karenanya pilihan kerjasama dan sama-sama bekerja menjadi sebuah keniscayaan untuk kemajuan UIN SGD Bandung dimasa depan,” pungkasnya.

Bandung Berita, 8 April 2020

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter