Latihan Efektif Menulis Artikel untuk Publikasi Jurnal Ilmiah

Apa kesulitan dalam membuat paper atau artikel? Meskipun telah sering dikemukakan, namun perlu ditemukan treatment paling efektif. Tulisan ini merupakan pengantar untuk pelatihan efektif menulis artikel ilmiah.

Pencarian Referensi
Orang kebanyakan biasanya memulai dengan mengumpulkan referensi. Tentu sebelumnya pasti telah menentukan topik atau tema. Hanya saja mencari referensi secara online umumnya orang kurang bersemangat. Bisa jadi karena belum terbiasa atau belum mencoba membiasakan. Memang mesti dipaksakan karena pencarian referensi merupakan salah satu basis utama.

Orang biasanya standar mencari referensi di Google Scholar berupa artikel-artikel dari jurnal ilmiah. Google Scholar menyimpan ribuan artikel jurnal bereputasi. Kita masukan kata kunci materi yang dibutuhkan maka setelah enter akan muncul artikel-artikel terkait. Uniknya Google Scholar juga menyidiakan vitur kisaran tahun. Jadi kita bisa menemukan hasil-hasil penelitian terbaru atau mutakhir di bidang atau seputar topik yang dibutuhkan.

Selanjutnya, artikel-artikel yang dibutuhkan kita download (unduh). Bagi orang yang biasa menggunakan aplikasi Mendeley mereka biasanya langsung memasukan referensi ke dalam aplikasi tersebut. Jika belum terbiasa dengan Mendeley maka kita bisa simpan secara manual referensi-referensi yang telah terhimpun ke dalam folder komputer.

Giliran berikutnya cara membaca referensi. Di kelas-kelas menulis, teknis membaca referensi biasanya diajarkan secara prkatis. Namun, umumnya pembacaan referensi seperti biasa lazimnya mereviu tulisan. Sebenarnya Mendeley sangat membantu untuk memudahkan pengutipan. Aplikasi ini mampu secara otomatis menyimpan data dengan struktur nama penulis, judul tulisan, alamat penerbit, tahun terbitan, dan volume.

Selain Mendeley, ada juga aplikasi sederhana di dalam internal perangkat Microsoft Word yaitu fitur references. Di dalam fitur itu terdapat beberapa tools. Antara lain tools untuk add referensi meliputi buku, jurnal, laporan, website, film dan wawancara. Di situ ada option untuk memasukan referensi artikel jurnal yaitu nama penulis, judul tulisan, nama jurnal, tahun terbitan, dan halaman. Nanti semua referensi yang telah di-input akan secara otomatis muncul di kolom daftar pustaka.

Jika fasilitas references belum dimanfaatkan, maka kita input referensi secara manual dengan pola foot note. Di samping pola manual fote note amat menyita waktu, pola itu pun tidak begitu lazim di jurnal-jurnal ilmiah. Hampir semua jurnal ilmiah sudah meminta mekanisme pengutipan dengan menggunakan aplikasi references.

Namun demikian, pola manual pun tidak masalah untuk kebutuhan penyusunan draf artikel. Memang bagian pengumpulan referensi dan pengutipan ini cukup menyita skill tetapi referensi sangat vital dalam penyusunan artikel ilmiah.

Menentukan Sasaran Jurnal
Bagian berikutnya baru mendesain rencana penulisan paper atau artikel. Jurnal ilmiah umumnya lebih memilih paper hasil penelitian lapangan. Hanya saja tidak selalu penelitian lapangan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif pun dapat mengambil dua langkah, yakni studi literatur dan sekalugus studi lapangan. Di sini studi lapangan bukan berupa pengukuran seperti penelitian eksperimen, melainkan hanya berupa pengambilan data dari lapangan melalui dokumentasi dan wawancara.

Nanti sasaran jurnalnya bukan scope eksperimen yang umumnya dilakukan dalam riset terapan. Tapi sasarannya jurnal dengan scope konseptual untuk hasil-hasil penelitian materi dasar. Biasanya riset terapan banyak diminta oleh jurnal-jurnal yang terhimpun di index Scopus. Adapun paper-paper konseptual lebih banyak diterbitkan di jurnal-jurnal dengan index Web of Science (WoS). Namun tidak selalu begitu, kenyataannya jurnal-jurnal index Scopus pun banyak menerima paper konseptual dari penelitian kualitatif terkait materi-materi dasar. Sebaliknya, jurnal-jurnal dengan index WoS pun banyak menerbitkan riset kuantitatif. Baik WoS maupun Scopus, keduanya kategori jurnal skala internasional bereputasi global.

Hanya saja jurnal internasional tidak selalu harus menjadi sasaran. Jurnal Nasional terakreditasi pun tidak kalah bergengsi. Bahkan, jurnal terakreditasi Nasional Sinta 1 dinilai sebagai jurnal bereputasi global. Bisa juga sasaran publikasi cukup ke jurnal biasa. Publikasi di jurnal yang belum terakreditasi pun tetap berhaga karena memiliki poin. Hal terpenting adalah kita memulai menulis paper untuk sasaran jurnal ilmiah.

Desain Penulisan Artikel
Jika kita punya naskah hasil penelitian maka lebih memudahkan untuk menyusun manuskrip artikel. Misalnya, naskah-naskah hasil penelitian skripsi maka sangat mungkin diubah menjadi paper. Dari naskah itu bisa langsung menyusun abstrak.

Abstrak jurnal umumnya menggunakan struktur IMRAD. Singkatan dari Introduction (I), Method (M), Results (R), And (A), dan Discussion (D). Judul artikel lazimnya harus menggambarkan PMR. Singkatan dari Problem (P), Method (M), dan Results (R). Contoh judul, “Pemetaan Skripsi untuk Pencapaian Publikasi Jurnal Ilmiah”. P (Problem), tagihan publikasi. M (Method), pemetaan kasus naskah-naskah skripsi. R (Results), pencapaian tagihan publikasi ilmiah.

Contoh judul di atas coba terapkan pola IMRAD. Introduction (I): Penelitian ini bertujuan menganalisis tagihan pencapaian publikasi di jurnal ilmiah berbasis skripsi. Method (M): Metode penelitian ini berupa pemetaan naskah-naskah skripsi dengan studi kasus di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Results (R): Naskah-naskah penelitian skripsi dikerjakan dengan perhatian serius sehingga naskah skripsi memungkinkan diubah menjadi paper ilmiah. Discussion (D): Pengubahan skripsi menjadi paper dengan pola kemitraan dosen dan mahasiswa telah menghasilkan tagihan pencapaian publikasi di jurnal ilmiah.

Selesailah abstrak artikel. Selanjutnya kata kunci bukan menyebutkan judul melainkan konsep-konsep terkait. Kata kunci: pendidikan tinggi, publikasi ilmiah, skripsi.

Giliran membuat tubuh artikel. Struktur artikel lazimnya terdiri atas pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, dan kesimpulan, serta daftar pustaka.

Pendahuluan meliputi latarbelakang, problem akademik, tinjauan pustaka, dan pertanyaan utama tunggal. Dalam penulisan metode, sebutkan jenis penelitian, metode pengumpulan data, langkah-langkah pengumpulan data, dan analisis data. Pada bagian hasil dan pembahasan tampilkan data sebagai fakta, dan lakukan analisis data untuk menjadi informasi. Analisis akan bergantung pendekatan yang digunakan dan ketajaman penulis dalam interpretasi. Terakhir, ambil kesimpulan.

Submit Paper ke Jurnal
Sampai di sini kita sudah punya draf atau manuskrip paper atau artikel. Pekerjaan lainnya ialah editing, pengutipan, paraphrase, proofreading, dan cek plagiarism. Lebih baik manuskrip paper dialihbahasakan ke dalam bahasa asing, Arab atau Inggris.

Setelah itu giliran submit (pengiriman) ke jurnal ilmiah melalui mekanisme open journal system (OJS). Sebelum submit idealnya dilakukan peer-review atau reviu terhadap manuskrip artikel bersama sejawat untuk menerima umpan balik. Reviu sejawat sangat bermakna untuk pengayaan konten tulisan.

Pengiriman atau submit paper ke jurnal disebut korespondensi. Dalam korespondensi terdapat tahapan. Mula-mula log in ke jurnal sasaran yang kita tuju tentu secara online. Baru submit dan pastikan manuskrip terkirim dengan status submitted.

Tunggu untuk beberapa lama balasan dari pihak jurnal di email apakah paper diterima (accepted) ataukah ditolak (rejected) oleh editor jurnal. Jika diterima biasanya ada perintah revisi, baik minor maupun major. Lalu, kirim ulang ke jurnal untuk memastikan status revised.

Jika paper kita ditolak editor jurnal maka jangan berkecil hati karena biasanya ada ulasan tentang sebab mengapa ditolak. Tentu saja ulasan itu akan sangat bermanfaat untuk perbaikan. Poin paling penting adalah segera berlatih menulis artikel untuk publikasi jurnal ilmiah.

Bandung, 01 Desember 2019

Yudi Wahyudin Darmalaksana, Writing Center Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter