Ilmu Harus Membentuk Akhlaq

BIOGRAFI DRS. H.O. DJAUHARUDIN AR (1933-1995)

“….pengamalan ilmu pengetahuan yang diperoleh para mahasiswa harus dapat membentuk watak/karakter mahasiswa. Watak dan karakter itu direalisasikan dalam bentuk tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari yang mencerminkan qua ilmu yang dimilikinya. Dalam hubungan inilah IAIN akan terus berusaha meningkatkan terciptanya sarjana-sarjana muslim yang berakhlak, berilmu, dan terampil dalam menghadapi serta memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan yang berkaitan dengan pembangunan.”

TOKOH yang akan menjadi topik dalam kolom khusus Biografi ini adalah Rektor ke-4 IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tak hanya itu, dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) ke-7 Departemen Agama Provinsi Jawa Barat. Dia adalah Drs.H.O Djauharudin AR atau biasa disapa Odjo, kelahiran Rajagaluh, Majalengka.

Riwayat pendidikan Odjo dimulai dari Sekolah Rakyat (SR) Negeri dan Madrasah Diniyah PUI Rajagaluh (1945). Pendidikan menengah ditempuh di Sekolah Guru Islam (SGI) PUI (1954) dan Sekolah Persiapan (SP) PT AIN Yogyakarta (1955). Pendidikan Tinggi untuk Tingkat I, II, dan III di PT AIN Yogyakarta mengambil Jurusan Agama (1956-1958). Sejak April 1958 – April 1959 menjadi Mahasiswa Ikatan Dinas IAIN Yogyakarta. Gelar Sarjana Penuh diperoleh dari Jurusan Qadha Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga  (1959-1962).

Sebagai mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) (1953-1955) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) (1959-1962), karir Odjo seperti nété tarajé (menginjak tangga). Ia memulainya dari bawah dengan menjadi Asisten Dosen Ahli Agama di IAIN Jakarta berdasarkan SK Menteri Agama Nomor: B/IV-1D/6337 tanggal 25 Oktober 1962. Satu tahun kemudian, ia diangkat menjadi Pegawai Bulanan Organik  Asisten Dosen Ahli Agama pada Fakultas Adab IAIN Jakarta berdasarkan SK Menteri Agama Nomor: B/IV-1D/6505 tanggal  31 Desember 1963. Mulai 15 Januari 1964 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sementara. Masih pada 1964, Odjo diminta untuk membantu Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Dosen Luar Biasa Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Selain itu, masih pada 1964, ia mendapat tugas tambahan sebagai Wakil Ketua Lembaga Islam (Lembaga Penelitian), anggota Lembaga Pembinaan Pendidikan, dan sekretaris Lembaga-lembaga Ilmiah Pusat IAIN Syarif Hidayatullah. Semua amanah tersebut dipegangnya hingga 1965, seiring amanah baru baginya dengan dipindahtugaskan ke Cirebon sebagai dosen tetap Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah cabang Cirebon.

Pada 21 Maret 1966, Odjo ditunjuk menjadi Direktur Sekolah Persiapan (SP) IAIN Syarif Hidayatullah cabang Cirebon sesuai SK Menteri Agama No. B.IV/2/f/B-2/1966. Selain menjadi Direktur, Odjo juga diminta untuk memberikan kuliah pada Universitas Swadaya Gunungjati (Unswagati) Cirebon dengan SK Ketua Umum/Rektor Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Djati Nomor: 8/1-4/1966 dan Universitas Muhammadiyah Cirebon dengan SK Ketua Yayasan Universitas Muhammadiyah Cirebon Nomor: 051/PB.UM/67 tertanggal 23 Maret 1967. Odjo baru diangkat menjadi Pegawai Negeri pada 27 September 1969 berdasarkan SK Rektor IAIN Syarif Hidayatullah No. B.II/F/1/254. Selanjutnya, pada 1970 Odjo menjadi Anggota DPR-GR Kodya Cirebon utusan dari Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) berdasarkan SK Sekretariat Daerah (Sekda) Jawa Barat No. 103/KPTS/KPD/70 tanggal 20 Agustus 1970. Pada 1971, Odjo berhenti dari anggota DPR-GR Kodya Cirebon, dan 1973 menyatakan diri keluar dari Parmusi.

Sejalan dengan usaha efektivitas koordinasi dan penertiban administrasi dari Fakultas-fakultas dan Sekolah Persiapan (SP) IAIN yang ada di Jawa Barat,  berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 206 dan 207 tahun 1970 Fakultas-fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin serta Sekolah Persiapan (SP) IAIN di di Jawa Barat telah dialihkan koordinasinya dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selanjutnya, pada 1972 diadakan rasionalisasi Fakultas-fakultas di lingkungan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Hasilnya, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung membawahi 5 (lima) fakultas. Tiga fakultas di Bandung dan dua fakultas masing-masing di Cirebon (Tarbiyah) dan Serang (Syari’ah). Tiga fakultas di Bandung, yaitu: Fakultas Ushuluddin, Tarbiyah, dan Syari’ah.  Dengan adanya rasionalisasi fakultas pada 1972, Odjo yang semula sebagai Direktur Sekolah Persiapan (SP) IAIN Syarif Hidayatullah Cirebon kemudian dikukuhkan menjadi Dekan pertama Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati cabang Cirebon (1972-1974).

Keringat dan dedikasi Odjo dalam merintis dan mengembangkan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati cabang Cirebon rupanya menarik  perhatian Drs. Sholahuddin Sanusi, Rektor ketiga IAIN Sunan Gunung Djati Bandung (1973-1977). Odjo yang waktu itu masih menjabat Dekan Fakultas Tarbiyah diminta kesediannya untuk menjadi Wakil Rektor I IAIN Sunan Gunung Djati Bandung bersama Drs. Utuj Turmudzi (Wakil Raktor II), dan Drs. M. Utja Djaelani (Wakil Rektor III). Sementara Sekretaris al-Jami’ah dipercayakan kepada Drs. A. Wahab Arif, MA. Kepercayaan Rektor dan rekan sejawat juga ditunjukkan dengan pemberian rangkap jabatan kepada Odjo sebagai Ketua Lembaga Riset IAIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Pjs. Dekan Fakultas Tarbiyah di Garut.

Pada perjalanannya, terhitung mulai 1 April 1977 Odjo diangkat menjadi Rektor definitif keempat IAIN Sunan Gunung Djati Bandung berdasarkan SK Menteri Agama Nomor: B.II/3-d/2365 1977. Ia dibantu oleh H.A. Latief Mukhtar, Lc. (Wakil Rektor I Bidang Akademis), Drs. H.O. Taufiqullah (Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan), dan Drs. Salim Umar, M.A. (Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni). Sekretaris Al-Jami’ah pada periode ini dipegang oleh Drs. Endang Soetari Ad. Selanjutnya, setelah Odjo melaksanakan tugasnya sebagai Rektor periode 1977-1981 ia terpilih kembali untuk melanjutkan masa baktinya (periode 1981-1986). Pada periode ini, Odjo dibantu oleh H.A. Latief Mukhtar, MA (Wakil Rektor I Bidang Akademis), Drs. Suha Suryasasmita (Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan), dan H.O. Taufiqullah (Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni). Sekretaris Al-Jami’ah pada periode ini dipegang oleh Drs. H. Ahmad Subandi.

Dalam pidato pelantikan sebagai Rektor kedua-kalinya di hadapan Menteri Agama RI, H. Alamsyah Ratu Prawiranegara yang didampingi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, H. Aang Kunaefi pada Sidang Senat Terbuka IAIN Sunan Gunung Djati Bandung tanggal 21 Oktober 1981 di Gedung DPRD Tingkat I Jawa Barat, Odjo menyatakan:

“…pengamalan ilmu pengetahuan yang diperoleh para mahasiswa harus dapat membentuk watak/karakter mahasiswa yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan. Watak dan karakter itu direalisasikan dalam bentuk tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari yang mencerminkan qua ilmu yang dimilikinya. Dalam hubungan inilah IAIN akan terus berusaha meningkatkan terciptanya sarjana-sarjana muslim yang berakhlak, berilmu, dan terampil dalam menghadapi serta memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan yang berkaitan dengan pembangunan. Semua itu akan terwujud bilamana faktor stabilitas kampus yang dinamis terus dikembangkan di masa-masa yang akan datang  sambil terus berusaha  mewujudkan dan menyempurnakan bidang-bidang garapan lainnya seperti bidang administratif maupun teknis edukatif demi terwujudnya pembinaan yang lebih baik …”.

Odjo berhenti menjadi Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung pada 7 Mei 1986 seiring dilantiknya Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika oleh Menteri Agama RI., H. Munawir Sjadzali, MA. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 13 Juli 1987, Odjo diangkat menjadi Kakanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Barat berdasarkan SK Menteri Agama RI Nomor: B.II/3/6425/1987.

Dr. Wawan Hernawan, M.Ag, dosen Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *