GURU IDAMAN YANG RELEVAN DENGAN KODRAT ZAMAN


Meski sudah berada di posisi yang aman tetapi pasti akan tergilas jika berhenti berjalan. Demikian juga, meski Anda sudah berada di puncak prestasi tetapi pasti akan tertinggal jika berhenti berinovasi.

(UINSGD.AC.ID)-Kita semua sudah mendengar banyak ungkapan yang disematkan pada profesi seorang guru. Setiap peringatan Hari Guru selulu muncul ungkapan-ungkapan indah yang menyenangkan para guru.

Seperti ungkapan Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Guru adalah Ujung Tombak Pendidikan, Guru Digugu dan Ditiru, dan masih banyak sekali ungkapan-ungkapan yang memukau yang dialamatkan pada profesi guru. Demikian juga pelbagai kebijakan muncul silih berganti yang diproyeksikan untuk peningkatan kualitas profesi guru. Keinginan pemerintah untuk memperbaiki kualitas guru tidak hanya berhenti dalam bentuk aturan dan regulasi tetapi diikuti dengan lahirnya pelbagai kebijakan dan implementasi dalam bentuk kegiatan dan peningkatan anggaran yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan.

Ternyata ungkapan-ungkapan indah yang disematkan kepada guru, kebijakan dan regulasi serta turunannya dalam pelbagai kegiatan dan implementasi, masih meninggalkan celah-celah untuk dikritisi. Sebagai contoh ungkapan Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, ada dua sisi yang kita bisa memberikan makna. Bagi sang pemuja dan ingin menyenangkan sementara, ungkapan ini sungguh seolah-olah memberikan penghargaan yang luar biasa. Tetapi bagi para pemikir kritis yang terus memperjuangkan nasib guru tentu berbeda memaknainya.

Betul Guru adalah Pahlawan Tanpa Jasa, tetapi di sisi lain faktanya guru juga adalah Pahlawan tanpa Makam Pahlawan yang berarti tidak tersedia cukup penghargaan bagi mereka yang purna tugas atau telah menyelesaikan pengabdiannya. Demikian pula contoh yang lain seperti ungkapan Guru adalah Ujung Tombak Pendidikan. Terdengar sekilas memang indah dan penuh pujian, padahal kalau dicermati secara kritis ini hanya hiburan. Namanya ujung tombak hanya berdarah-darah tetapi yang menikmati dagingnya adalah yang memegang tombak.

Meski dari waktu ke waktu, pemerintahan silih berganti berupaya keras untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air khususnya dari komponen pendidik atau guru tetapi belum semua yang telah dilaksanakan sesuai dengan harapan. Masih banyak sisi yang harus diperbaiki. Oleh karena itu munculnya pemikiran atau pandangan-pandangan kritis yang memberikan masukan terhadap kebijakan pendidikan khususnya terkait dengan profesi guru harus dianggap sebagi dukungan untuk melengkapi. Kita tidak boleh Lelah atau berhenti.

Apalagi kalau dikaitkan dengan tema Hari Guru Nasional Tahun 2022 yang mengusung semangat inovasi, tidak pilihan lain bagi kita semua untuk terus bergerak, maju, bersama Menyiapkan Guru Idaman yang sesuai dengan Kodrat Zaman.

Guru Idaman (Menantang, Merangsang, Menyenangkan, dan Manfaat)

Untuk menjadi sosok guru idaman bukan pekerjaan mudah dan tantangannya tidaklah ringan. Bagaimana mereka bisa hadir di depan peserta didik dan mampu memberikan gagasan-gagasan yang menantang, mampu memberikan pancingan-pancingan yang dapat menimbulkan stimulus untuk merangsang peserta didik agar terus tumbuh, bangkit dan berkembang, menjauhkan kebiasaan suka mengeluh dengan memberikan suasana pembelajaran yang penuh dengan optimisme yang menyenangkan serta mampu memberikan nilai manfaat dalam setiap proses pembelajaran.

Memberikan tantangan-tantangan berfikir yang konstruktif kepada para peserta didik harus dilakukan oleh para guru saat ini. Kita tidak boleh hanya berfikir reaktif merespon isu-isu kekinian tetapi harus berfikir pro-aktif yang mampu menjawab persoalan-persoalan di masa yang akan datang (futuristic). Kalau pembelajaran hanya berorientasi persoalan-persoalan hari ini dan bahkan masa lalu, pasti anak didik kita akan gagap menghadapi masa depan.

Oleh karena itu penting disampaikan kepada peserta didik pemikiran-pemikiran atau ramalan ilmiah yang sering diungkapkan oleh para futurist. Hal ini penting karena sesungguhnya para guru itu mendidik anak hari ini untuk bisa hidup dan bekembang di masa depan. Bangun semangat mimpi-mimpi indahnya, karena masa depan adalah milik mereka yang yakin terhadap mimpi-mimpi indahnya.

Tidak mungkin guru bisa membuat anak didik hebat di dalam kelas. Dengan waktu dan kesempatan yang terbatas, guru hanya mampu menyampaikan sejumlah materi pembelajaran sesuai yang direncanakan. Apapun yang disampaikan guru dalam kelas berupaya menyesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang diberlakukan dengan keyakinan ini semua adalah sesuai dengan tuntutan peserta didik. Dengan pelbagai keterbatasan ini, tentu yang lebih penting bagaimana guru mampu memberikan stimulus atau rangsangan agar peserta didik lebih giat lagi belajar, menggali hal-hal baru yang yang tdak hanya dibatasi di lingkup kelas atau kurikulum tertentu.

Semua peserta didik adalah bintang. Tugas guru adalah bagaimana membuka tabir-tabir yang menutupi agar bintang itu bersinar dan bercahaya. Tentu ini sangat menyenangkan peserta didik kalau guru mampu melakukan. Pandangan guru bahwa semua peserta didik ini adalah bintang adalah sangat menyenangkan karena semua peserta didik menjadi berbangga atas semua prestasi yang dicapainya bukan hanya sekedar deretan nilai yang biasa di bangga-banggakan tetapi semua potensi yang dimiliki yang mampu dikembangkan. Dengan demikian penghargaan guru terhadap prestasi anak didik tidak dibatasi dengan ukuran-ukuran nilai ujian tetapi juga capaian-capaian non-akademik yang membanggakan.

Guru yang mampu memberikan pembelajaran sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik serta mampu mersepon kodrat zaman, tentu ini adalah guru yang diidolakan dan menjadi idaman. Tentu ini bukan guru yang hanya sibuk mengikuti pelbagai kegiatan dan pelatihan tetapi tidak mampu melatih anak didik sibuk mengembangkan potensi yang dibanggakan. Pelabagai kegiatan seminar, penataran dan pelatihan terkadang memang mampu membuat sosok guru hebat dan terkenal tetapi di sisi lain tugas-tugas utama guru sering ditinggalkan. Dari peristiwa ini, guru, pengawas, dosen yang hebat dan terkenal disibukkan dengan memberikan materi seminar dan pelatihan sementara anak didik dan mahasiswanya dilupakan. Oleh karena muncul istilah popular Guru dan Dosen Terkenal, Murid dan Mahasiswa Terlantar.

Kodrat Zaman (Tuntutan Berinovasi)

Sebagaimana ungkapan atau quote di atas, “Anda sudah berada di posisi yang aman tetapi pasti akan tergilas jika berhenti berjalan dan Anda sudah berada di puncak prestasi tetapi pasti akan tertinggal jika berhenti berinovasi”. Ungkapan ini sangat relevan dengan tema Hari Guru Nasional ini yang memberikan pesan agar guru terus berinovasi. Tuntutan ini wajar karena guru yang relevan dengan kodrat zaman yang akan menjadi idola dan idaman. Kodrat zaman saat ini sesungguh adalah hal-hal yang mmampu memenuhi tuntutan kebutuhan abad-21. Dan salah satu kompetensi untuk memenuhi kebutuhan abad ke-21 adalah inovasi.

Dunia otomotif jauh lebih maju dibandingkan dunia pendidikan. Sejak beberapa tahun yang dunia otomotif sudah mengusung jargon Inovasi Tiada Henti terutama merk kendaraan Suzuki. Jargon ini dibuktikan dari waktu ke waktu terus tampak jelas perubahan-perubahan yang menarik dari produk yang dikeluarkan. Disamping kita bisa melihat perubahan-perubahan masa lalu hingga saat ini, kita juga bisa menyaksikan proyeksi-proyeksi yang akan dikeluarkan di masa depan. Sehingga kita bisa melihat perubahan-perubahan dari hasil inovasi yang sungguh menarik dan menakjubkan.

Bagaimana dengan dunia Pendidikan? Gelar akademik pendidik terus berganti (dari drs menjadi S.Ag atau S.Pd), nama lembaga berubah-ubah (dari SMA berubah SMU Kembali ke SMA lagi), kurikulum berganti nama (dari Kurikulum 13 menjadi Kurikulum Merdeka), pelatihan guru (dari PLPG menjadi PPG), semuanya belum berdampak signifikan terhadap pelbagi perubahan yang kita harapkan. Ini semua memang ikhtiar untuk berinovasi tetapi belum betul-betul sesuai dengan tuntutan kodrat zaman yang kita kehendaki hari ini. Oleh karena itu gagasan untuk berinovasi harus betul-betul kita cermati, teliti dan dikaji agar memberikan dampak perubahan yang berarti. Inovasi tidak hanya yang penting berbeda, tetapi kita harus mencoba melakukan yang terbaik dan yang pertama.

Guru yang inovatif adalah Guru yang relevan dengan Kodrat Zaman. Menjadi guru saat ini tidak cukup hanya hadir di depan kelas menyampaikan sejumlah informasi sesuai rencana pembelajaran yang sudah disiapkan. Karena hari ini anak didik kita bisa mengakses informasi dari pelbagai sumber yang tidak terbatas. Oleh karena itu bagi kita para orangtua dan guru yang terpenting adalah bagiamana memahami potensi, memberikan bimbingan dan pelatihan secara persistensi, dan pelbagai tawaran inovasi yang dibutuhkan anak-anak didik untuk memperkuat kompetensi yang dimiliki.

Imam Safe’i (Karo AUPK UIN Gunung Djati Bandung)

Sumber, Koran Sindo Jumat 25 November 2022

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *