Berbagi Peran Kebaikan


Dari Abu Abdirrahman bin Zaid bin Khalid Al-Juhaniy RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyediakan perbekalan perang di jalan Allah, maka ia disamakan dengan perang, dan siapa saja yang tidak ikut perang lalu menjaga baik-baik keluarga yang ditinggalkan orang yang ikut perang, berarti ia ikut berperang.” (HR Bukhari).

Hadis tersebut mengingatkan tentang keutamaan berbagi peran dalam tolong-menolong berdasarkan peran dan kemampuan masing-masing. Tujuan utamanya adalah kebersamaan dan keberhasilan semua. Ibarat musik orkestra yang terdengar merdu, himpunan dari beragam alat musik.

Tak perlu ada rasa istimewa atau sebaliknya, iri dengan posisi dan peran orang lain karena ada porsinya. Tugas kita saat ini menjalani peran dan tugas itu sekuat tenaga, seterbaik mungkin. Bantulah mereka yang membutuhkan sesuai kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. 

Nabi SAW bersabda, “Seorang Muslim yang menjadi bendahara dan dapat dipercaya. Lalu, ia melaksanakan tugas yang dilimpahkan dengan sempurna dan senang hati serta memberikan sesuatu kepada siapa yang diperintahkan, maka ia termasuk salah seorang yang mendapat pahala sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Inilah kunci amal terbaik bagi seorang Muslim. Berusahalah sempurna, senang hati, dan amanah dalam setiap tugas dan peran kehidupan. Tentu saja tak ada yang sempurna, tapi berusaha seoptimal mungkin adalah tugas manusia.

Jadilah manusia pembelajar agar semua tugas dan peran dilakukan dengan senang hati. Pahami dengan benar tugas kita masing-masing agar sanggup menunaikan amanah dengan baik.

Mesti diingat pula bahwa untuk mencapai sebuah keberhasilan, tidak bisa mengabaikan peran serta orang lain. Misalnya, sebuah lembaga pendidikan akan mencapai tujuannnya jika setiap orang di dalamnya pada semua posisi bersinergi dan menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh.

Dengan memahami peran masing-masing, seseorang akan terhindar dari perasaan iri hati. Hanya akan fokus pada kebaikan apa yang akan dilakukannya. Mengerahkan semua tenaga untuk membantu mencapai tujuan bersama. Allah SWT berfirman, “….Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa….” (QS al-Maidah: 2).

Dengan demikian, teruslah saling tolong-menolong dalam kebaikan. Bila pun ada perbedaan pendapat atau ketersinggungan, maafkanlah. Tak elok menyimpan kebencian hingga terbawa tidur. Biasakan hati kita lapang dari kebencian.

Ingatlah, berseteru itu tidak seru, mengalah tidak berarti kalah. Lengkapkan kekuatan yang berserak karena hakikatnya manusia itu selalu disertai kelemahan. Jahitlah semua potensi dan terus bersinergi agar berlipat ganda energi. Wallaahu a’lam.

Iu Rusliana, Dosen Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Sumber, Hikmah Republika 16 Oktober 2020

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *