[uinsgd.ac.id] Memakmurkan masjid menjadi tanggung jawab muslim di mana pun dan kapa pun. Terlebih muslim yang masuk dalam jajaran kepengurusan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Mereka inilah yang harus mampu tampil sebagai “nakhoda” pemakmuran dan pemberdayaan jamaah masjid. Dalam banyak kasus, keberhasilan program di sebuah masjid sangat tergantung pada mereka ini. Di sini tersirat pentingnya kemauan dan kemampuan mereka di dalam memakmurkan masjid.Memiliki kemauan saja belumlah cukup, perlu ditunjang kemampuan. Kemampuan saja, juga belumlah cukup, perlu ditunjang kemauan. Dua hal yang tidak bisa dipisahkan, baik terkait manajemen, kepemimpinan, maupun keahlian di dalam memecahkan masalah (problem solving). Demikian intisari materi yang disampaikan KH. Dedi Mulyadi, KH. Engkus Suhendar, M.Ag, dan Drs. Enjang Muhaemin, M.Ag, dalam “Pelatihan Manajeman Ke-DKM-an” yang digelar Masjid Jami’ Al-Ikhlas, Cilember, Kota Bandung, Minggu (1/4).Di zaman Rasulullah SAW, masjid telah berhasil membangun umat yang berkualitas, yang “masagi” dalam banyak hal. “Masjid telah mampu menjadi sarana pembinaan umat yang luar biasa, sehingga mampu melahirkan para pemimpin dan pejuang Islam yang selalu komit pada ajaran Islam, dan memberikan kontribusi besar dalam mewujudkan masyarakat yang berperadaban,” kata KH. Dedi Mulyadi pengasuh Pondok Pesantren Fathussalam Al-Mubarak.Menghidupkan dan memakmurkan kembali fungsi kemasjidan, jelas Ketua MUI Sukaraja, KH. Engkus Suhendar, M.Ag, perlu ditunjang pemahaman dan kemampuan manajemen kemasjidan yang baik. Kondisi zaman telah berubah, kian rumit juga kian kompleks, karenanya fungsi manajemen tidak bisa dianggap sebelah mata. Para pengurus DKM dituntut memiliki keahlian manajemen secara baik. “Keberhasilan sejumlah masjid di dalam memakmurkan masjid, bisa kita lihat, sebab mereka memiliki keahlian manajemen yang baik,” paparnya.Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Enjang Muhaemin menyoroti sisi lain keberhasilan masjid di dalam menghidupkan dan memakmurkan masjid. “Yang tak kalah pentingnya, adalah kemampuan para DKM di dalam memecahkan masalah (problem solving) dan mengambil keputusan yang tepat. Ini pokok kunci yang layak mendapat perhatian, karena terbukti banyak masjid yang gagal memakmurkan masjid karena gagal memecahkan masalah dan gagal mengambil keputusan yang cepat dan tepat,” urainya.Sayangnya, lanjut Enjang, dalam banyak pelatihan ke-DKM-an, materi yang satu ini sangat jarang dikupas. Padahal, problem keumatan dalam pemakmuran masjid, kian hari kian tidak ringan. “Kepiawaian dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan, tak bisa dibantah sebagai pokok kunci dalam mewujudkan kemakmuran masjid dan pemberdayaan umta. Dengan kemampuan ini, masalah yang muncul sebenarnya bisa diubah sebagai berkah,” tandasnya. [MZF/BandungOke.Com]
Makmurkan Masjid Tak Cukup Sekadar Kemauan
WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter
Artikel Populer
-
-
5 Februari 2020 Dekan, Kolom Pimpinan
-
18 Desember 2019 Dekan, Kolom Pimpinan
Inspiratif
Pojok Rektor
Berita Utama
-
Umrah dan Dakwah di Media Sosial
23 November 2024 -
Pentingnya Penguatan Literasi Fikih Zakat untuk Amil yang Inovatif
21 November 2024 -
Fesqu 2024 Dibuka: Menggapai Kebersamaan dengan Seni dan Al-Qur’an
20 November 2024 -
Selamat! 37.849 Peserta Lulus SKD Calon PNS Kementerian Agama 2024
19 November 2024
Inspiratif
-
8 Rahasia Lulus Tepat Waktu dengan Segudang Prestasi
15 September 2024