2500 Mahasiswa akan Lakukan Penelitian

[www.uinsgd.ac.id] Sebanyak 2500 mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung akan terlibat dalam kegiatan penelitian di 4 lokasi Jawa Barat yaitu Cianjur, Subang, Purwakarta, dan Sumedang. Mereka akan diberangkatkan tanggal  27 Pebruari 2014 dan tinggal di lokasi selama hampir satu bulan penuh. Kegiatan penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi yang diitegrasikan dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang sering dikenal dengan istilah Kuliah Kerja Nyata atau Kuliah Kerjanyata Mahasiswa (KKM).

Selasa (18/02/2014) sebanyak 288 Ketua Kelompok KKM dikumpulkan untuk mendapatkan pengarahan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M). Syukriadi Sambas, Deden Efendi, Undang Kamaludin, dan Yudi Dharmalaksana sebagai punggawa LP2M selalu siap memberikan pencerahan kepada para mahasiswa.

Syukriadi Sambas, selaku ketua LP2M berpesan agar mahasiswa menjadi problem solver, tidak membuat masalah di lokasi KKM.

Bagaimana teknis penelitiannya di lapangan, Deden Efendi, selaku Ketua Pusat Penelitian, lembaga yang berada di dalam koordinasi LP2M menjelaskan bahwa penelitian dalam hal ini tidak sama dengan penelitian akademis saat akan menulis skripsi. Tidak identik harus mendalami buku-buku tetapi partisipasi dan terjun langsung kepada masyarakat. Penelitian lapangan ini pada dasarnya kita kuliah, hanya saja belajar kepada masyarakat. “Jika kuliah belajar kepada dosen, KKM belajar kepada masyarakat,”ujarnya.

Hal pertama sebelum melakukan observasi, mahasiswa diminta untuk melakukan observasi awal untuk mengisi data skunder berupa kondisi objektif lokasi KKN baik secara geografis ataupun demografis.

Deden meminta agar mahasiswa terjun langsung kepada masyarakat untuk mengumpulkan data tersebut dibandingkan kepada pimpinan pemerintah setempat sebab seringkali data yang ada di pemerintah sudah kadalursa dan tidak sesuai dengan kenyataan. Inilah bentuk penelitian Partisipasi yang diintegrasikan dengan KKM.

“Poinnya dua sekaligus, yaitu Pengabdian dan Penelitian, pengajarannya di dapatkan di kelas, kita sudah penuhi unsur tridarma perguruan tinggi,”ujar Undang Kamaludin.

Sama halnya seperti penelitian skripsi, dalam penelitian ini juga terdapat rumusan masalah. Bagaimana mendapatkan rumusan masalah tersebut? Menurut Doktor dalam bidang Hukum Islam tersebut, rumusan masalah dapat di gali dari masalah-masalah yang terdapat di masyarakat khususnya yang terkait dengan indikator pembangungan manusia. “Misalnya berkaitan dengan pendidikan, kita tinggal observasi berapa tingkat melek huruf di masyarakat,”ujar Deden memberikan contoh.

“Beberapa tahapan yang dapat kita lakukan saat kita merumuskan masalah yang berasal dari masyarakat, pertama transek yaitu jalan-jalan, kedua mapping atau pemetaan. Pemetaan sendiri biarkan saja masyarakat yang melakukan sebab masyarakat sudah mengetahui akar masalahnya. Ketiga kita harus tahu kalender musim,”papar Deden.

Syukriadi Sambas, Deden Efendi, Undang Kamaludin, ataupun Yudi Dharmalaksana mengingatkan kembali sekaligus mengajak agar mahasiswa dalam melaksanakan KKM lebih menjadi fasilitator, motivator, sekaligus problem solver.

Deden pun meminta gar solusi yang diberikan kepada masyarakat tidak meninggalkan masalah baru. Masalah tersebut diusahakan bersifat induktif. Agar memiliki tata guna, mahasisawa diminta memegang teguh tata nilai dan norma yang ada di masyarakat. Ini menjadi penting sebagai modal sosial untuk masyarakat sehingga masyarakat memberikan kepercayaan kepada kita.***[]

 

 

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *