Saepudin, “Jika Positif Konsumsi Narkoba, Digugurkan”

5.500 Mahasiswa UIN SGD Baru Dites Urine

[www.uinsgd.ac.id] Petugas laboratorium dari salah satu klinik tengah memperlihatkan hasil pemeriksaan test urine dari calon mahasiswa baru kepada petugas Klinik UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Humas UIN di Aula Utama Kampus Jalan A.H.Nasution Bandung, Jumat (15/8).

Mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) harus terbebas dari narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). Terkait hal itu, 5.500 mahasiswa baru UIN SGD harus menjalani tes narkoba.

Jika positif mengonsumsi narkoba, maka rektor akan menggugurkannya masuk ke UIN SGD. Pelaksanaan tes narkoba melalui sampel urine dan kesehatan berlangsung selama tiga hari. Tes terakhir digelar Jumat (15/8).

“Bila positif suka mengonsumsi narkoba, pihak rektor tentu akan menggugurkannya sebagai mahasiswa,” kata Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, S.H., M.H. melalui Kasubag Humas, Drs. Saepudin, M.Ag., saat ditemui “GM” di kampus UIN SGD Bandung Jln. A.H. Nasution, Bandung, kemarin.

Ia menyatakan, bebas narkoba merupakan salah satu syarat masuk ke UIN SGD Bandung. Dengan begitu, jaringan narkoba tidak masuk ke kampus UIN SGD Bandung.

“Civitas akademik telah mengantisipasinya, dan rektor telah melakukan kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP), bila ada mahasiswa baru yang positif tentu digugurkan,” tegasnya.

Salah seorang pengelola Klinik UIN SGD Bandung, dr. Yenni Mulyani mengatakan, pemeriksaan kesehatan dan tes narkoba sebagai salah satu persyaratan bagi mahasiswa baru. Ini untuk mencegah peredaran narkoba masuk kampus.

“Hasil pemeriksaan narkoba, saat ini tidak ada satu pun mahasiswa yang terindikasi positif mengonsumsi narkoba,” katanya.

Kewenangan

Ia menyatakan, pihaknya menyerahkan pelaksanaan tes urine kepada pihak ketiga melalui salah satu klinik yang menangani­nya. “Kita tidak ada kewenangan untuk tes laboratorium tersebut karena harus melalui pihak lain yang memiliki standar peralatan pemeriksaan,” katanya.

Mengenai jumlah petugas yang diterjun­kan, dr. Yenni menyatakan, setiap hari rata-rata mahasiswa baru yang menjalani pemeriksaan kesehatan sebanyak 1.100 orang. “Mereka setiap hari dilayani 19 petugas, terdiri dari 3 dokter dan 5 analis laboratorium serta 11 petugas lainnya,” kata Yenni.

Selain itu, Yenni juga menyatakan, khusus untuk jurusan tertentu seperti elektro dan pertanian harus mengikuti tes kesehatan buta warna. Para mahasiswa baru juga menjalani pengukuran tinggi badan dan berat badan.

Salah seorang mahasiswa baru UIN Bandung, Azizah Nur Saadah mengatakan, ia telah menjalani tes narkoba melalui pemeriksaan urine. “Saya tenang saja meski perasaan sama seperti teman-teman lainnya ada perasaan deg-degan,” kata mahasiswi baru dari FISIP ini.

Azizah menyatakan, ia tidak ambil pusing dengan adanya pemeriksaan tes narkoba mengingat melihat barangnya juga sama sekali tidak pernah. “Makanya, enjoy aja saat diperiksa dan hasilnya negatif seperti rekan-rekan lainnya.” katanya.

Sebelumnya, UIN SGD Bandung menggandeng BNNP Jawa Barat. Hal ini sejalan dengan pernyataan BNNP Jawa Barat yang merilis sebanyak empat juta orang di Indonesia positif memakai narkoba.

Hal ini menjadi salah satu alasan BNNP Jabar mengadakan kerja sama memberantas penyalahgunaan narkoba di lingkungan perguruan tinggi dengan UIN Bandung.
(B.46)

Sumber, Sabtu, 16 Agustus 2014.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter