Menjadi Umat Terbaik

(UINSGD.AC.ID)-Ramadhan yang penuh berkah merupakan kesempatan emas untuk terus menebar kebaikan dan memperbanyak ibadah. Hari ini, Kamis 22 April 2021, umat Islam di Indonesia telah memasuki hari kesepuluh. Mari berlomba meraih ridha dan rahmat-Nya, dengan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Allah SWT menghadiahkan kebaikan Ramadhan kepada umat Islam yang disebut dalam Alquran sebagai umat terbaik. “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110).

Secara sosiologis, umat menunjukkan kesatuan manusia. Anggotanya menjaga kebersamaan, bahu membahu dan bergerak dinamis dengan gaya dan pedoman hidup yang sama. Merujuk pada ayat tersebut di atas, setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar dapat menjadi umat terbaik.

Pertama, senantiasa menyuruh pada kebaikan. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa makruf merupakan istilah yang mencakup segala hal yang dicintai oleh Allah SWT. Kebajikan yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungannya.

Tentu selalu ada keburukan, namun dengan terus menerus menebar kebaikan, akan mengurangi bahkan menghilangkan kejahatan. Tentu saja hal yang paling utama adalah menyiapkan diri sebagai teladan. Sehingga orang akan mudah mengikuti jalan dakwah yang kita lakukan.

Kedua, aktif bersama mencegah kemungkaran. Mungkar mencakup segala hal yang dibenci dan dimurkai oleh Allah SWT. Bertentangan dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan merusak lingkungan.

Diperlukan sikap bijak saat menyeru pada kebaikan dan mencegah keburukan. Sikap lemah lembut dan kasih sayang dikedepankan. Santun dan sabar menjadi keharusan.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam kisah Luqman. “Wahai anaku, laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang munkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan.” (QS Luqman: 17).

Ketiga, bersikap moderat, selama tidak menyalahi nilai agama yang dianut. Membangun hubungan baik dengan yang seagama juga antar umat beragama. Menjaga persatuan dalam berpegang teguh pada ajaran Tuhan.

Umat Islam dihimpun oleh iman dan kemuliaannya ditentukan ketakwaan. Keimanan menjadi modal menuju kehidupan yang damai, tenang, dan membahagiakan. Melepaskan manusia dari badai kegelisahan, kecemasan, dan ketakutan. Sanggup istiqamah, memperjuangkan tujuan bersama, menjadi umat terbaik, hidup sepenuhnya diridhai Allah Yang Maha Rahman. Wallaahu a’lam.

Prof. Tedi Priatna, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Sumber, Hikmah Republika 22 April 2021

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *