Menapaki Usia Ke-35 Tahun, SPI UIN SGD Makin Dinamis

(UINSGD.AC.ID) Budaya berperan penting bagi perkembangan kemajuan suatu bangsa. Bila suatu bangsa lemah budayanya, maka bangsa tersebut akan menjadi pengekor bangsa yang maju budayanya. Bahkan budaya yang lemah tidak bisa memproteksi sisi negatif budaya asing yang masuk ke bangsa tersebut.  

“Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN  SGD menjadi pengawal dalam menjaga dan melestarikan budaya yang menjadi identitas bangsa Indonesia, Jawa Barat, Sunda, dan Islam. Sehingga bangsa Indonesia maju tanpa harus kehilangan identitas atau karakternya,” jelas Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung, Dr H Ading Kusdiana, M.Ag –mewakili Dekan Dr H Setia Gumilar, M.Si– saat membuka History Fest 2021 Jurusan SPI, Senin (14/06/2021).

History Fest 2021 dalam rangka ulang SPI FAH yang ke-35, digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan SPI, dilengkapi dengan Webinar Kebudayaan “Eksistensi Kebuadayaan Lokal di Era Globalisasi” dengan narasumber dosen kebudayaan Dr Ajid Thohir dan Pelestari budaya Kampung Cireundeu Triana Santika. Hari kedua History Fest diramaikan dengan aneka lomba, penayangan karya perlombaan Acapella, dan hiburan.

Dr Ading mengapresiasi History Fest, karena diyakini akan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pencerahan terutama bagi mahasiswa. “Budaya Indonesia, budaya Sunda, budaya Islam, dimana posisinya? Apakah posisinya lemah, karena terkikis oleh budaya asing?” Tanya Dr Ading.

Yang jelas, lanjut DR Ading, pada era globalisasi ini budaya asing sangat mudah masuk ke masyarakat Indonesia. Tetapi, meskipun budaya asing lebih modern dan lebih gaul, budaya Indonesia tidak kalah bagusnya, bahkan lebih kaya dan beragam. “Agar tidak terpengaruh budaya asing, sebaiknya kita memilah untuk mengambil sisi positifnya, agar bisa mengembangkan diri tanpa menghilangkan jati diri kebudayaan sendiri,” katanya.

Mengakhiri sambutannya, Dr Ading mengingatkan fakta sejarah, bagaimana kebudayaan Islam, terutama pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah dan Abbasiyah,  dalam mempengaruhi bangsa barat. Pengaruhnya, bukan saja pada kemajuan bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga pada semua aspek kehidupan. Bangsa Erofa menyerap peradaban Islam, baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi maupun peradaban antarnegara.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Jurusan SPI FAH Dr Samsudin, M.Ag menyambut baik History Fest ini. Selain momentum  ulang tahun SPI ke-35 ini, History Fest sebagai respons terhadap perkembangan kemajuan manusia, yang tidak hanya didukung oleh penampakan realitas semata, tetapi menjembatani sejarah (masa lalu) menjadi kekuatan untuk masa sekarang.

Kuliah di SPI, katanya, tidak hanya hafalan yang membosankan, tetapi sejarah dan budaya sangat dibutuhkan untuk merefleksikan kebutuhan masa kini. Karenanya Jurusan SPI terus melakukan inovasi dalam berbagai hal, terutama pembelajaran, penelitian, dan pengabdian.

“Alhamdulillah SPI semakin menunjukkan eksistensinya. Dan, melahirkan alumni yang mampu mengedukasi masyarakat akan pentingnya budaya, memberikan pencerahan masa lalu, dan membangun karakter masa depan manusia,” katanya.

Menapaki usianya yang ke-35 tahun, banyak prestasi yang diraih Jurusan SPI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Bandung. Dalam kepemimpinan Dr Samsudin, M.Ag (ketua) dan Dr Widiati Isana, M.Ag (sekretaris), aktivitas Jurusan SPI semakin dinamis, bermuara pada keunggulan dan daya saing.  Jurusan SPI UIN Bandung meraih peringkat 1 se-Indonesia untuk publikasi karya Ilmiah dari Sinta Dikti. Lalu, kepercayaan masyarakat pun semakin tinggi, terlihat dari meningkatnya animo masyarakat yang ingin menguliahkan anaknya ke Jurusan SPI. Pun, kepercayaan pemerintah semakin tinggi, ditandai dengan nilai Akreditasi A oleh BAN PT.[nanang sungkawa]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter