Menag Minta PTKIN Hidupkan Kembali Kajian Keislaman

Kajian keislaman di kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berkempang pesat pada tahun 80-an. Sayang, tradisi keilmuan tersebut kini dirasakan mulai meredup, dan itu juga menjadi perhatian Menteri Agama Fachrul Razi.

Saat merilis seleksi pendaftaran masuk, Menag meminta sivitas akademika PTKIN untuk memikirkan inovasi yang dapat menghidupkan kembali kajian keislaman di kampus. “Saya meminta kepada semua pejabat terkait untuk turut memikirkan inovasi-inovasi yang perlu dilkaukan, agar PTKIN tidak hanya menyuburkan ilmu-ilmu umum, namun menghidupkan kajian strategis ilmu-ilmu keislaman sebagai korps keilmuan yang strategis,” kata Menag Fachrul Razi saat memberikan sambutan sekaligus melaunchiung Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) dan Ujian Masuk (UM) PTKIN tahun 2020, di Gedung HM Rasjidi, Thamrin, Jum’at (20/12).

Menag mengapresi jumlah pendaftar PTKIN yang terus meningkat. Untuk jalur UM-PTKIN misalnya, sejak dibuka kali pertama pada 2010, pendaftar meningkat dari hanya 8.845 menjadi 157.039. Pendaftar SPAN tahun 2017, sebanyak 82.005 siswa. Jumlah pendaftar naik lagi di tahun 2018 dan 2019. 

Namun, menurut Menag, ada fakta yang kurang baik, karena minat mahasiswa pada bidang kajian keislaman terus menurun. “Islamic Studies peminatnya rendah. Ini menjadi keprihatian bersama, karena PTKIN awalnya dibangun sebagai wadah kajian ilmu keislaman,” jelasnya.

PTKIN kini terus berkembang dan banyak diminati masyarakat. Menag berharap sivitas akademika PTKIN memikirkan agar kejian keislaman tidak pudar. “Ini juga concern saya,” tegas Menag.

Dalam pandangan Menag, melemahnya rumpun ilmu keislaman di PTKIN,  karena kebanyakan mahasiswa yang ingin melanjutkan ke UIN, umumnya lemah dalam ilmu keislamannya. “Ini harus menjadi perhatian kita bersama, terutama kampus IAIN yang berniat menjadi UIN,” pinta Menag.

Sumber, Portal Kemenag

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter