MAKNA PRESTASI OLAHRAGA BAGI MAHASISWA PTKIN

(UINSGD.AC.ID)-Kita terkadang menyalahkan pemain sepak bola jika memperoleh tendangan penalti dan ternyata gagal. Bisa karena melenceng, melambung atau digagalkan oleh penjaga gawang. Saya dan beberapa Rektor PTKIN memperoleh kesempatan menendang bola dari titik penalti dengan gawang dijaga oleh Sobur penjaga gawang legendaris, dari PERSIB Bandung.

Dua kali saya menendang bola, satu melenceng beberapa senti dari gawang dan satu tendangan ditangkap dengan mudah oleh penjaga gawang. Berbeda dengan Prof. Mahmud, Rektor UIN Sunan Gunung Djati (UIN SGD), yang menjadi pencetak gol pertama pasukan UIN SGD All Star pada saat melawan pasukan PERSIB Legend.

Acara tendang menendang bola dan pertandingan persahabatan sepak bola antara Pasukan UIN SGD All Star dan PERSIB Legend ini diselenggarakan pada peresmian Lapangan Sepak Bola UIN SGD Bandung di Kampus II, 11 Agustus 2022. Sebuah lapangan sepak bola yang modern dengan menggunakan rumput sintetis yang berkualitas. Lapangan sepak bola tersebut bisa digunakan untuk pertandingan resmi sekurang-kurangnya bagi warga PTKIN atau pertandingan lain yang sepadan. Untuk tribun sudah dijanjikan oleh Pak Gubernur Jawa Barat, Ridlwan Kamil, akan dibangun. Demikian tutur Prof. Mahmud pada acara pembukaan secara resmi Lapangan Sepakbola UIN SGD.

Para pemain PERSIB Legend merupakan para pemain hebat di masa lalu, tahun 1980-an. Misalnya penjaga gawang Sobur, pemain belakang Robby Darwis, pemain depan Jajang Nurzaman, dan para legend lainnya. Sedangkan pasukan SGD All Star adalah para pejabat, yaitu wakil rector, dekan, wakil dekan, dosen dan tendik. Pada babak pertama kedudukan imbang 2:2. Sayangnya saya tidak dapat mengikuti pertandingan ini hingga berakhir. Saya harus segera meluncur ke Jakarta dan kembali ke Surabaya. Pengalaman yang menarik adalah menjadi penendang bola dari titik penalti dengan penjaga gawang nasional yang berasal dari PERSIB. Tentu kita masih ingat pemain legendaris Adjat Sudradjat, pemain tengah, yang sangat layak dikenang hingga sekarang. Beberapa pemain dalam PERSIB Legend seangkatan dengan Adjat Sudradjat. Kang Adjad adalah pemain yang membawa PERSIB Bandung menjadi juara Perserikatan Sepakbola tahun 1986.

Salah satu di antara misi pertandingan adalah untuk menandai pembukaan secara resmi pemanfaatan lapangan sepakbola di UIN SGD. Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Mahmud, bahwa lapangan sepak bola ini diharapkan akan dapat menjadi tempat bagi lahirnya para legend yang berasal dari PTKIN, khususnya UIN SGD. Diharapkan lapangan sepakbola sebagai wadah untuk melahirkan talenta sepakbola unggul dan juga orang yang sehat. Kesehatan fisik dapat diperoleh melalui olah raga. Oleh karena itu, UIN SGD telah menyiapkan berbagai fasilitas olah raga, seperti lapangan bola voli, tenis lapangan, tenis meja, futsal, dan lapangan untuk olah raga atletik. Melalui keberadaan lapangan sepak bola maka lengkaplah fasilitas olahraga di kampus UIN SGD.

Selanjutnya dinyatakan: “Allah SWT sangat menyukai seorang muslin yang kuat dibandingkan dengan muslim yang lemah”. Nabi Muhammad SAW menyatakan: “al mu’minul qawwiyyu khoirun wa ahabbu illallah minal mu’minudh dha’if” (HR. Muslim), yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada Mukmin yang lemah”. Menurut Prof. Mahmud, bahwa “salah satu aktivitas untuk menjadi muslim yang kuat secara fisik adalah melalui olahraga. Mari kita manfaatkan fasilitas olah raga di Kampus UIN SGD untuk membangun fisik yang sehat”.

Prof. Mahmud juga menuturkan: “selain secara fisik kita harus sehat juga secara mental kita harus sehat. Agar kita sehat maka salah satunya adalah dengan mendawamkan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Harapan saya para pemain sepak bola yang dilahirkan oleh lapangan sepakbola UIN SGD akan dapat menjadi pemain olahraga yang tuntas, sehat fisiknya dan juga sehat mentalnya dan selanjutnya bisa menjadi pemain andalan yang dapat membela negara dalam berbagai event sepak bola, baik nasional maupun internasional”.

Kegembiraan kita hari ini terasa lengkap karena dalam event sepak bola, yaitu piala AFF 16 tahun, team sepak bola Indonesia berhasil masuk final dengan mengalahkan team sepakbola Myanmar melalui adu penalti. Perjuangan heroic anak-anak muda Indonesia dalam AFF 16 Tahun, menjadi penanda bagi lahirnya talenta-talenta muda berbakat dalam sepak bola. Dan yang sangat membahagiakan adalah di kala mereka memenangkan pertandingan, maka mereka secara serentak melakukan sujud syukur sebagai tanda kesyukuran atas kenikmatan yang diberikan Allah SWT. Memang belum menjadi juara sebab harus menyingkirkan Vietnam, yang di babak penyisihan pernah dikalahkan dengan score 2:1.

Sebagaimana harapan Pak Mahmud, bahwa lapangan sepak bola UIN SGD ini akan dapat melahirkan talenta muda berbakat dalam bidang sepak bola dan bahkan juga atlete olah raga lainnya. Termasuk juga dari PTKIN. Sudah terdapat mahasiswa PTKIN yang menyumbangkan dedikasinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Mahasiswa UINSA menjadi kontingen Jawa Timur dalam PON XX di Papua, yaitu: Akmal Trijayanto, Januardy Ramdani, Agung Maarif, dan Adriano Athalata T untuk cabang Futsal, Aldy Firmanda cabang Bulutangis dan Dwiki Madiyanto cabang sepakbola. Bahkan mahasiswa UIN Ar Raniri, Aldi Mariza berjaya dan mendapatkan medali emas pada cabang olahraga Bela Diri Kurash kelas 60 Kg pada PON XX di Papua. Wallahu a’lam bi al shawab.

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si, Guru Besar UIN Surabaya.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *