Heterogenitas dan Toleransi: Cultural Identity Pembangunan Ekonomi Syariah di Ambon

(UINSGD.AC.ID)-Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon menggelar web-seminar (Webinar) Nasional bertajuk “Menggagas Strategi dan Peluang Bisnis di Era Disrupsi” melalui aplikai Zoom Meeting, (Rabu, 25/11/2020).

Head of Doctoral Programm in Islamic Banking, Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Deni Kamaludin Yusup, M.Ag tampil menjadi narasumber Webinar Nasional dipandu oleh Dr. Djumadi, M.H.I, Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ambon dan dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor III, Dr. Mohdar Yanlua, M.H yang dihadiri 150 peserta.

Dalam sambutnnya Dr. Mohdar sangat mengapresiasi kegiatan Webinar ini. Menurutnya ini membuktikan bahwa IAIN Ambon memiliki kontribusi dalam pembangunan ekonomi nasiona khususnya dalam memajukan daerah ambon.

Dr. Mohdar berharap melalui Webinar ini rektor mendorong dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran baru dan meningkatkan kompetensi dan keahlian dibidang ekonomi syariah sehingga dapat berperan aktif dalam pengembangan ekonomi Ambon. “Saya berharap Ambon dapat menjadi poros pembangunan ekonomi berwawasan syariah yang toleran, dan IAIN Ambon ada dalam proses tersebut,” papar Dr. Mohdar

Prof. Euis Amalia membahas tentang “Perempuan Kreatif dalam Bisnis di Era Disrupsi”. Dalam materi yang dijelaskan dengan santai ini Prof. Euis menyampaikan bagaimana dimasa pandemi Covid-19 ini semua orang menggunakan gawai dalam segala hal. Ada yang menggunakannya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat namun tak sedikit juga yang menggunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti untuk berbisnis.

Dalam dunia bisnis kontribusi wirausahawan perempuan sangat besar. “Di tengah pandemi ini jangan dijadikan sebagai masalah, tapi justru harus dianggap sebagai tantangan dan peluang yang harus dijawab,” ungkap Prof. Euis.

Ada empat hal yang ditekankan oleh Prof. Euis; pertama, kalangan perempuan harus merubah mindset untuk menjadi lebih kritis, positif, kreatif, dan inovatif. Kedua, Maluku memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa baik dalam bidang jasa, pariwisata, dan perdagangan yang belum tereksplorasi. Maka dari itu, perlu dikembangkan sikap adaptif untuk mengoptimalkan semua potensi lokal agar memberikan kontribusi dalam pemberdayaan ekonomi.

Ketiga, generasi muda khususnya perempuan harus melek teknologi sebagai instrumen untuk mengembangkan usaha kreatif produk halal, fashion, jasa, dan usaha lainnya. Keempat, mahasiswa perlu membentuk kelompok wirausaha muda dan membuat bisnis plan di bawah bimbingan dosen mentor, sehingga pembelajaran tidak hanya di kampus tetapi juga di lapangan. “perguruan tinggi perlu mengembangkan jejaring dengan semua stakeholders sehingga bisa menjadi wadah untuk magang dan koneksi kerja,” jelasnya.

Sementara Wakil Dekan I FEBI UIN Bandung, Dr. Deni Kamaludin Yusup menjelaskan tentang “Strategi Produksi, Distribusi, dan Pemasaran di Era Disrupsi”. Dr. Deni menyebutkan bahwa karena pandemi ini sangat banyak permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh dunia termasuk Indonesia.

Beberapa diantaranya yang menjadi masalah ekonomi Indonesia adalah, utang negara Indonesia yang hampir menyentuh Rp 6.000 Triliun; pertumbuhan ekonomi melambat; melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar; tingginya angka pengangguran; lemahnya daya saing produk/ komoditas lokal-global karena membanjirnya produk impor ke dalam negeri; dan terbatasnya kemampuan membangun jaringan dan penguasaan sistem informasi dan teknologi.

Menyikap persoalan itu, pemerintah Indonesia tidak ditinggal diam. Beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi krisis ekonomi, yaitu diantaranya: Menjaga stabilitas moneter melalui operasi pasar terbuka, diskonto/tingkat margin, devaluasi. Kemudian, mengatasi inflasi dengan menyeimbangkan tingkat permintaan dan penawaran melalui: penyediaan lapangan kerja, menaikan standar gaji/upah, stimulus ekonomi, insentif fiskal, menaikan ekspor dan mengurangi impor, ekonomi padat karya, dan mengurangi utang luar negeri

Sebagai lembaga pendidikan tertinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus turut serta dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Dr. Deni menyebutkan cara-cara yang dapat ditempuh oleh perguruan tinggi. “Penyiapan SDM Unggul dan Kompetitif baik Soft Skills maupun Hard Skills; Memperkuat kerjasama (MoU) dengan semua Stake Holders untuk penguatan Kompetensi Lulusan; dan Mengembangkan Research and Training dalam Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Bisnis Syariah,” jelas Dr. Deni.

Dalam hal sarana prasaran sebagai penunjang juga perlu dikembangkan seperti Islamic Banking Corner, Gallery Investasi IDX Corner, Digital Business Corner, Tax Corner, Islamic Business & Investment Consulting, Islamic Business Virtual Laboratory, Sharia Franchis, dan Desa Binaan di Bidang Industri Kreatif Syariah, Pariwisata Halal, Pasar Syariah.

Dr. Deni menegaskan bahwa perguruan tinggi harus merperluas kesempatan untuk program magang kerja bagi mahasiswa di berbagai bidang profesi dan keahlian pada perusahaan industri, perdagangan, dan jasa. []

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *