FGD PERKUAT KURIKULUM UNTUK TINGKATKAN KOMPETENSI DAN DAYA SAING LULUSAN FEBI

(UINSGD.AC.ID)-Upaya mengevaluasi proses pembelajaran dan memperkuat kurikulum di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung digelar Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Program Akademik Jurusan/Program Studi yang berlangsung di Hotel Shakti, Jumat (28/10/2022).

FGD bertajuk “Memperkuat Kompetensi dan Daya Saing Lulusan Melalui Kemitraan Berbasis Business to Business” ini menghadirkan narasumber Dr Agus Rahmat MPd (Dosen Universitas Padjajaran) yang dipandu oleh Dosen FEBI, Suteja Wiradana Kusuma dan dibuka secara resmi Dekan FEBI, Dr H Dudang Gojali, MAg.

Dalam sambutannya, Dekan FEBI menegaskan setiap kompetensi mengharuskan kontestasi. “Potensi menjadi kata kunci dalam persaingan dan mempersiapkan daya saing serta kompetensi dari mahasiswa. Kita, dosen sebagai pengajar harus mempersiapkan diri guna mengisi ruang kompetensi yang nantinya akan kita transformasikan kepada mahasiswa kita, maka dari itu kita harus menjadi pembelajar tanpa terbatas ruang dan waktu,” tegasnya.

Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan dalam kerangka membangun spirit pembelajar dengan para dosen tetap di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. “FGD ini sebagai ikhtiar untuk melakukan evaluasi dan peninjauan kurikulum guna peningkatan kompetensi dan lulusan FEBI lebih baik serta berdaya saing,” jelasnya.

Maka dari itu, bukan hanya mempersiapkan kompetensi mahasiswa, terlebih dahulu harus diperkuat potensi dan kompetensi para dosen FEBI.

“Sering ada selorohan bahwa guru itu hanya beda satu malam dengan mahasiswa. Oleh karena itu kita tidak mau mendengar kata-kata itu keluar dari mahasiswa kita. Alam akan menceritakan kepada kita semua bagaimana peran kita sebagai dosen. Tentu saja kita ingin disebut sebagai dosen yang memiliki potensi dan kompetensi. Saya harap momentum yang sedang kita laksanakan sekarang bisa menjadi spirit untuk terus menumbuhkan potensi kita agar outcome mahasiswa kita punya daya saing karena kompetensi,” tandasnya.

Wakil Dekan I sekaligus Ketua Pelaksana FGD, Dr Deni Kamaludin Yusup M.Ag menyampaikan bahwa terlaksananya kegiatan FGD ini sedianya adalah kegiatan yang diselenggarakan secara khusus oleh setiap program studi atau jurusan yang ada di FEBI. Tema besar adalah melakukan evaluasi dan peninjauan kurikulum guna peningkatan kompetensi lulusan FEBI.

Sejak 2020 tepatnya setelah keluarnya surat edaran Kemendikbudristek terkait MBKM, FEBI langsung merespon pemberlakuan kurikulum MBKM tersebut dengan sudah terancang, terumuskan, dan ditetapkan sedemikian rupa ditingkat Prodi, Fakultas bahkan Universitas.
“Kurikulum yang semangatnya pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka itu sudah diberlakukan untuk angkatan 2021 dan sekarang sudah tahun kedua. Tentu kita perlu masukan dan evaluasi untuk meningkatkan kompetensi lulusan,” ungkapnya.

Dalam pemaparannya, Dr Agus Rahmat membahas tentang “Memperkuat Kompetensi dan Daya Saing Lulusan Melalui Kemitraan Berbasis Business to Business.” Baginya pendidikan berbasis kompetensi bukan pada jam pertemuan tetapi pada tingkat penguasaan yang didapat. Berbasis kompetensi itu mahasiswa akan banyak berinteraksi dengan lingkungan luar.

Dasar dari kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk posisi tertentu dengan pemberi kerja. “Kompetensi itu measurable, apa yang diketahui dan dapat dilakukan mahasiswa dalam kaitannya dengan pengetahuan yang membentuk program pendidikan,” ujarnya.

Kompetensi bersifat komplementer, komprehensif, dan mengintegrasikan, dan tidak mengesampingkan pengembangan pengetahuan. Secara teoritis, pengetahuan adalah bagian dari kompetensi karena kompetensi terdiri dari kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. “Tanpa pengetahuan tidak ada kompetensi,” tuturnya.

Dr Agus Rahmat menjelaskan soal kurikulum berbasis kompetensi itu “lulusan itu akan menjadi apa?”, kemudian ketika jawabannya menjadi A maka “Untuk itu dia harus bisa apa dan mahasiswa harus dibekali dengan materi apa?”
“Setelah itu terjawab barulah pengelompokkan menjadi mata kuliah yang diajarkan ke mahasiswa sampai menjadi output itulah yang disebut kurikulum. Jika belum jelas lulusan kita menjadi apa, maka tidak akan jelas kompetensi apa yang harus dimiliki mahasiswa kita. Dasar dari kompetensi adalah profesi yang jelas,” katanya.

Kerjasama universitas dengan perusahaan harus mengacu pada tiga aspek yang berbeda; hubungan antara ilmu pengetahuan dan ekonomi; hubungan antara organisasi universitas dan perusahaan; dan hubungan antar pribadi antara orang-orang ilmu pengetahuan dan profesor dan karyawan perusahaan.

Diakuinya, keuntungan kerjasama yang dijalin oleh universitas dengan perusahaan adalah untuk penarikan dana riset, menjadi wadah pengujian hasil riset, metode, dan teknik baru, pengembangan konten mata kuliah, dan terbukanya akses ke pengetahuan industri.
“Lulusan adalah produk sebuah proses, kualitas lulusan ditentukan oleh kualitas dalam proses. Maka dari itu keinginan dan tekad memperbaiki daya saing lulusan harus dimulai dengan perbaikan proses,” pesannya.

Setelah materi, kegiatan dilanjutkan dengan pembagian majelis sesuai jurusan masing-masing untuk melakukan FGD guna merespon evaluasi dan perbaikan kurikulum untuk peningkatan daya saing lulusan dan kompetensi.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *