Berbekal Doa

(UINSGD.AC.ID) Aneh ya, kenapa kalau berbicara tentang doa kesannya norak. Kerap dipersoalkan, apakah doa begitu penting dalam hidup manusia? Kapan bumi ini bebas pandemi, padahal Tuhan Maha Kuasa? Bahkan doa dihinakan  hanya sebagai harapan palsu manusia tak berdaya. 

Untuk menjawab ini, mari membaca artikel hasil riset yang ditulis Jeanet Bentzen dengan judul In Crisis, We Pray: Religiosity and the COVID-19 Pandemic (Juni,  2020). Riset tersebut mengungkapkan bahwa dengan menggunakan data harian pada pencarian google di 95 negara, menunjukkan bahwa krisis Covid-19 telah meningkatkan pencarian google untuk doa (terhadap semua pencarian google) ke level tertinggi yang pernah tercatat. Lebih dari setengah populasi dunia telah berdoa untuk mengakhiri pandemi. Peningkatan ini mencapai 50 persen dari tingkat pencarian doa sebelumnya.

Hasil riset Bentzen itu cukup lah untuk menjawab bahwa doa dari semua agama masih tetap penting, menjadi cara manusia untuk memelihara asa bahagia. Keyakinan bahwa selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan. Hasil riset itu pula mengajarkan bahwa kamu itu gaul loh jika menjadikan doa sebagai kekuatan diri dalam keseharian. Separuh manusia di bumi ini berdoa. Dalam uang dolar Amerika Serikat saja  terdapat kata In God We Trust, apakah itu tak cukup untuk meyakinkan bahwa berdoa itu keren dan kekinian.

Temuan empirik Bentzen juga mengajarkan kepada kamu bahwa untuk melakukan perjalanan kehidupan, doa menjadi bekal terbaik. Selain bekal yang artikel sebelumnya sudah jelaskan yaitu sikap mental, rencana yang baik, panduan nilai, pengetahuan dan keterampilan. Doa itu diajarkan semua agama, dilakukan manusia dan tak mengenal tua muda. Dipanjatkan pula oleh mereka yang berteriak memilih spiritualitas dibanding agama. Harapan pada Yang Maha dengan cara sederhana manusia. Pemompa semangat kehidupan untuk meraih cita dan impian. Energi disaat melemahnya motivasi dan menguatnya keraguan diri. 

Bagi kamu yang Muslim, berdoa adalah salah satu cara mendekati-Nya. Saat dipinta, Yang Maha tak pernah kehabisan segalanya dan merasa bosan. Tak pernah lelah saat diterus digelayuti manusia yang telah berpasrah. Jadikan hari-harimu dihiasi doa, karena  Tuhan begitu dekatnya.

Doa itu terdiri dari ucapan, pikiran, ruang batin dan tindakan. Doa ucapan disampaikan kepada Allah Yang Maha Rahman. Mengandung makna agar kita harus belajar memelihara lisan. Jagalah perasaan teman dan lawan bicara agar terpelihara kebaikan. Itu juga bentuk doa yang akan menghasilkan keberuntungan karena membuat sesamamu nyaman. 

Perencanaan melalui tahapan langkah dan segala caranya juga merupakan salah satu contoh doa melalui pikiran. Sementara itu, dalam batin suci, hati terus mengingat Tuhan. Kepada-Nya lah kita menyembah dan hanya kepada-Nya pula memohon pertolongan. Tak sedetikpun lalai karena itu pengingkaran dari keimanan. 

Doa tindakan merupakan ikhtiar fisik dari keinginan. Jika kamu ingin kaya raya, kerja keras, ihlas dan cerdas sebagai modal, plus berhemat dan memperluas pergaulan agar pintu rejeki dibukakan. Doa  menjauhkanmu dari khayalan atau mencari jalan pintas yang tak pantas dilakukan. Nikmatilah proses dan rasakan rahmat Tuhan menyertai di setiap helaan perjuangan kehidupan. Rayakan di tiap tangga, baik kesuksesan dan kegagalan sebagai bekal pengalaman untuk bersiap pada tangga lanjutan dalam kehidupan. Minta terus kepada Tuhan untuk dimudahkan urusan. Yakin deh, kamu bisa jadikan berdoa sebagai kebiasaan. [***]

Iu Rusliana, Dosen Filsafat Ilmu dan Manajemen Sumber Daya Manusia UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Sumber, GENIAL 22 Februari 2021

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *