Wisuda Virtual UIN Sunan Gunung Djati Bandung ke-80

(UINSGD.AC.ID)-

Kendati dalam suasana pandemi Covid-19, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, melantik 767 lulusan pada Wisuda ke-80 secara virtual melalui telekonferensi aplikasi zoom meeting dan disiarkan langsung pada kanal youtube, Sabtu (19/12/2020).

Ke-767 wisudawan itu berasal dari Fakultas Ushuluddin 47 orang; Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 155 orang; Fakultas Syariah dan Hukum 113 orang; Fakultas Dakwah dan Komunikasi 103 orang; Fakultas Adab dan Humaniora 75 orang; Fakultas Psikologi 15 orang; Fakultas Sains dan Teknologi 97 orang; Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 115 orang; S2 38 orang dan S3 9 orang.

Acara sidang senat terbuka dalam rangka wisuda ke-80 lulusan Program Sarjan, Magister dan Doktor UIN Sunan Gunung Djati Bandung dibuka secara resmi oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS.

Dalam sambutannya Prof. Nanat menuturkan, kami atas nama keluarga besar senat universitas UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada seluruh orang tua, wali wisudawan, wisudawati, juga kepada wisudawan, wisudawati yang dilantik dan dikukuhkan oleh Rektor, yang telah berhasil mencapai jenjang pendidikan tinggi Program Sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktor (S3) tahun akademik 2020/2021.

Tugas Lulusan UIN: Bermanfaat, Solutif

Setelah lulus dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, tugas saudara berikutnya adalah mengabdi kepada masyarakat, untuk mendapatkan Ridha Allah swt., mengamalkan ilmu yang saudara dapatkan dari bangku kuliah, dan kini saudara sudah menyandang gelar kesarjanaan, sebagai cendikiawan muslim yang Ulul Albab, memadukan antara dzikir dan fikir, mampu berfikir mendalam, substansial, dan peduli dengan problem yang dihadapi masyarakat.

Hendaknya sudara menjadi suri tauladan yang baik. Jadilah pembuka lapangan pekerjaan, menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) yang handal, hindari menjadi pencari kerja kesana kemari tanpa ujung.

Sebagai alumni UIN SGD Bandung, saudara harus mencontoh Rasulullah Saw., dimana beliau selain sebagai seorang Nabi dan Rasul, juga sebagai entrepreneur (pengusaha) yang sukses, bahkan sejarah mencatat, Nabi Muhammad yang usianya 63 tahun, hanya 23 tahun menjadi Nabi dan Rasul, sementara 28 tahun sebelumnya beliau merupakan seorang pengusaha. Dengan demikian, lebih lama menjadi pengusaha dari pada menjadi Nabi dan Rasul.

“Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan oleh Saudara semua sebagai sarjana muslim, terutama di Era Revolusi Industri 4.0 ini, maka berbuatlah apa yang bisa dilakukan dan bermanfaat bagi umat, bangsa dan Negara. Ingat pesan Rasulullah saw.,sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat kepada manusia lainnya.”

Rektor, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si menuturkan dalam menghadapi situasi seperti ini, lulusan UIN Sunan Gunung djati harus tampil memberikan solusi dan bermanfaat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
“Kita tahu bahwa saat ini kondisi kita bangsa kita sedang menghadapi banyak permasalahan, karena itu saya berharap kepada saudara-saudara sekalian yang sudah wisuda baik Sarjana, Magister maupun Doktor untuk kembali ke masyarakat menjadi solusi. Saya berharap saudara tampil menjadi tenaga profesional sesuai dengan bidang yang saudara miliki, tetapi dibalik itu saudara juga harus peduli terkait dengan persoalan-persoalan keagamaan dan persoalan-persoalan kebangsaan,” tegasnya.

“Saya ingin lulusan kita disamping profesional dibidangnya masing-masing. Juga jadi tokoh moderasi beragama di lingkungannya, tokoh bangsa yang cinta terhadap negerinya sendiri, tokoh yang senantiasa menjaga Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, karena cinta tanah air adalah bagian dari ajaran agama kita. Oleh karena itu saya berpesan jadilah saudara sarjana yang memiliki kemampuan yang memadai, profesional di bidangnya, tetapi juga saudara jadi tokoh yang moderat di lingkungannya dan sekaligus juga saudara adalah menjaga NKRI negeri yang kita cintai ini,” pesan Rektor.

Mahasiswa Inspiratif

Rektor menetapkan wisudawan peraih pujian kelulusan dengan IPK tertinggi sebanyak 40 lulusan yang dibacakan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M. Ag.

Dua lulusan tertinggi, Elis Siti Sondari, S.Pd, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) dengan IPK 3,95; Wida Ramdania, S.Pd., ME, Program Studi S2 Ekonomi Syariah (Eksy) dengan IPK 3,95.

Bersama orangtuanya, Elis dan Wida dipanggil kedepan panggung untuk mendapatkan penghargaan dari Rektor, Prof. DR. H. Mamud, M.Si sebagai mahasiswa insiratif yang berkah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 dan S3 di Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Meskipun berada dalam keterbatasan ekonomi, tetapi perempuan ini tidak menurunkan semangat untuk meraih prestasi. Bagi Rektor segala prestasi dan keberhasilan yang diraih Elis dan Wida, tidak bisa dilepaskan dari kesederhanaan, kecerdasan intelektual, spiritual, kesabaran, ikhtiar, usaha, doa orang tua dan tawakal kepada Allah SWT.

Rektor berpesan “Melalui kesempatan ini saya meminta kepada Warek III dan Wadek III kedepan untuk mencoba menelusuri kondisi mahasiswa-mahasiswi kita, kalau ada kondisi ekonomi seperti yang kita saksikan tadi. Nampaknya Warek III, Wadek III patut menyampaikan kepada Rektor untuk kita pertimbangkan terkait dengan biaya SPPnya. Saya melihat orang tuanya penghasilannya seperti demikian, dikumpulkan untuk membayar SPP. Padahal kita punya kebijakan UKT yang disesuaikan dengan keadaan ekonomi keluarganya. Karenanya saya titip kepada Warek III dan Wadek III untuk menelisik, menelusuri kondisi mahasiswa-mahasiswi kita agar jangan sampai yang ekonominya lemah terbebani biaya akibat ketidaktahuan kita,” ujar Rektor.

Untuk kedepannya, peraih IPK tertinggi, tahfidz Al-Quran 30 juz diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 dengan mendapatkan beasiswa. “Kita akan membiasakan setiap ada mahasiswa yang tertinggi IPK-nya baik S1 maupun S2 di setiap wisuda, maka kita akan berikan bebas SPP, kalau melanjutkan studi ke Program S2 maupun ke S3, tutur Rektor.

Selain itu, calon mahasiswa yang berasal dari keluarga yatim piatu untuk tahun 2021 bisa kuliah di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan mendapatkan beasiswa. “Saya sudah memimpin pertemuan dengan teman-teman, termasuk rapat, ingin berkomitmen mulai tahun ajaran yang akan datang mahasiswa-mahasiswi kita yang masuk ke kampus dalam kondisi yatim piatu, maka UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus membebaskan UKT-nya. Ini saya mohon betul-betul dicatat, kita ingin anak-anak yatim piatu memiliki peluang studi di kampus yang kita cintai ini. Karena kita berharap mutiara-mutiara terpendam yang ada di sekitar kita harus muncul untuk menjadi pionir-pionir negeri yang kita cintai ini,” papar Prof Mahmud.

Rektor menegaskan komitmen bersama untuk meningkatkan marwah kampus. “Bukan cuma yatim piatu yang kita beri beasiswa, penghafal Al-Quran 30 juz yang selesai S1 lanjut untuk S2, maka kita pun beri beasiswa untuk studi lanjutan di S2 atau S3. Ini komitmen-komitmen kita yang harus kita jaga,” tandasnya.

Saat ditanya perasaan ketika mendapatkan penghargaan dari Rektor, Elis mengungkapkan
“Alhamdulillah atas izin Allah, segala yang diberikan merupakan rizki dari Allah secara hakikat, syariatnya melewati Bapak Rektor Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si dengan segenap civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Alhamdulillah terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan Insyaallah apa yang telah dijadikan kesempatan pada kali ini tidak akan dibuang sia-sia. Insya Allah akan senantiasa dipersiapkan memberikan yang terbaik, dengan proses yang sungguh-sungguh serius, fokus untuk senantiasa memberikan perencanaan yang luar biasa untuk menjalani proses dari penghargaan beasiswa kuliah S2,” ujar perempuan asal Solokan Jeruk ini.

Atas capaian ini, Elis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pastinya kepada Allah SWT, kepada orang tua yang senantiasa mendoakan, kepada saudara yang senantiasa men-support, sahabat, kawan, kerabat. “Alhamdulillah semua ini terjadi atas doa-doa orang yang sholeh, sholehah. Dengan harapan Insya Allah akan senantiasa diikhtiarkan, tidak hanya doa, karena segala hal harus diiringi dengan doa dan usaha. Doa bagaikan senjata, maka dari itu saya begitu bangga, bersyukur Alhamdulillah atas apa yang telah diberikan oleh civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada kesempatan ini. Masya Allah luar biasa, sangat senang. Alhamdulillah, Insya Allah akan dibuktikan rasa syukur ini dengan proses yang serius terhadap apa yang telah diberikan,” pungkasnya.(IG)

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *