Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, santri dan kiai di Jawa Barat selain memiliki kepedulian terhadap musibah bencana juga harus mampu bertindak dalam kesiapsiagaan bencana.
“Jangan sampai santri dan kiai, hanya berbicara masalah tolong menolong tetapi di saat ada bencana, mereka tidak tahu karena alasan ketidaktahuan,” kata Uu Ruzhanul Ulum saat ditemui di acara reuni akbar alumni Jurnalistik UIN Bandung, di Aula Gedung Abjan Sulaeman, Kampus UIN Sunan Gunung Djati, Kota Bandung, Minggu (6/1/2019).
Menurut Uu Ruzhanul Ulum, untuk santri siaga bencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan meminta kepada semua kiai di semua pesantren untuk mengutus sejumlah santri mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana.
Nantinya, bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, para santri tersebut akan dilatih selama beberapa hari agar mampu bertindak saat bencana melanda.
“Makannya kenapa saya minta izin kepada kiai, karena nantinya mereka akan diminta menghentikan aktivitas belajar sementara waktu,” kata Uu Ruzhanul Ulum.
Uu berharap, kesiapsiagaan bencana tersebut, tidak hanya dilakukan oleh unsur kepemerintahan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), tetapi oleh ribuan santri di Jawa Barat.
“Supaya ketika ada bencana, tidak lagi harus bingung harus bertindak atau berbuat apa,” kata Uu Ruzhanul Ulum.
Dalam SK Gubernur Jawa Barat Nomor: 362/Kep.1211-BPBD/2018, Pemrov Jawa Barat menetapkan siaga darurat banjir dan tanah longsor mulai 1 November 2019.
Pada SK tersebut, diminta untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang tinggi di wilayah Jawa Barat.
Kemudian, diminta untuk inventarisir kesiapan dan pengerahan sumber daya manusia, peralatan, serta logistik yang ada serta yang diperlukan untuk penanganan apabila terjadi bencana. (Hakim Baihaqi, Theofilus Richard, Taufik Ismail)
Sumber, Tribun Jabar Minggu, 6 Januari 2019 17:00