[www.uinsgd.ac.id] Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menekankan publikasi hasil penelitian menjadikan sebuah target penting dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. Mahmud, M.Si. didampingi Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (Kapuslitbit) LP2M, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag, menegaskan, target tersebut telah dituangkan dalam Rencana Strategis UIN SGD Bandung Tahun 2015-2019.
Menurutnya, untuk mencapai target tersebut, UIN SGD Bandung melakukan kontrak kerja dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Dirjen Pendis, Kementerian Agama RI dan Perjanjian Kinerja Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kemenkeu RI. “Kontak kerja ini terkait jumlah publikasi pada jurnal nasional dan internasional,” ungkap Wahyudin kepada “GM” melalui sambungan seluar, Minggu (24/6).
Sejalan dengan itu, lanjutnya, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) telah mengembangkan sebuah sistem bernama Science and Technology Index (Sinta). Sistem ini, kata Wahyudin, mampu mengukur produktivitas Perguruan Tinggi (PT) di bidang publikasi ilmiah. “Akademisi diarahkan register Sinta sehingga rekam jejak publikasi otomatis terhitung. Baru-baru ini tim Sinta telah mengumumkan hasil evaluasi terhadap PT se-Indonesia serta memberikan score publikasi sejak 2016-2018,” terang Wahyudin.
Dikatakannya, kewajiban publikasi telah diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan. Undang-Undang tentang PT menegaskan, akademisi wajib melaksanakan penelitian dan hasil penelitian wajib dipublikasikan di jurnal ilmiah, baik nasional maupun internasional. “Register Sinta merupakan langkah tepat. Kita bisa lihat tingkat produktivitas publikasi. Indeks Sinta merupakan motivasi untuk meningkatkan kinerja,” ujarnya.
Ditegaskannya, UIN SGD Bandung yang termasuk perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) harus kolaborasi dalam berbagai hal, termasuk percepatan publikasi. Wahyudin mengakui, masing-masing PT memiliki distingsi dan keunggulan masing-masing. “Itulah sebabnya kami perlu bekerja sama dan berkolaborasi. Melalui kemitraan, kami bersama fokus pada mutu dan kualitas di persaingan global,” katanya.[]
Sumber, Galamedia 25 Juni 2018