[www.uinsgd.ac.id] UIN Sunan Gunung Djati Bandung meraih penghargaan sebagai yang terbaik dalam Expo Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di IAIN Palu, Sulawesi Tengah.
Kegiatan yang berlangsung 17-20 September 2018 merupakan expo keunggulan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia.
Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. Mahmud, M.Si mengatakan, AICIS yakni sebuah konferensi internasional tentang studi Islam yang merupakan ajang bagi intelektual muslim dunia yang dihadiri 1.700 cendikiawan muslim dari dalam negeri dan mancanegara.
“Ada sekitar 300 selective paper yang dipresentasikan dalam AICIS 2018 ini. Tim kami pun tampil dengan paper pilihan,” katanya.
Selain itu, Mahmud juga mengaku sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya penyelenggaraan Expo yang merupakan rangkaian dari AICIS 2018.
Sementara Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen) LP2M UIN SGD Bandung, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag. mengatakan, sejak beberapa waktu lalu, segenap sivitas akademika UIN SGD Bandung telah disiapkan untuk melakukan submut paper.
“Semuanya persiapan kami lakukan dengan sangat cermat agar dapat menampilkan dengan baik semua yang telah dicapai,” ujar pria yang akrab disapa Yudi.
Menurutnya, UIN SGD Bandung menampilkan publikasi ilmiah internasional reputasi global sebagai kojo dalam expo. Hal ini, katanya, seiring dengan beberapa prestasi yang telah diraihnya.
“Pertama, anugrah Science and Technology Index (Sinta) dari Kementerian Ristek Dikti RI Tahun 2018. Kedua, akreditasi A Perpustakaan, ketiga capaian Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan hak paten. UIN Bandung tercatat sebagai pemilik 310 HKI terbesar di PTKI dan telah meraih satu paten,” jelas Yudi Rabu (19/9)
Dikatakannya, Expo UIN Bandung di AICIS 2018 Palu mengambil konsep modern dengan menampilkan berbagai karya dan pecapaian secara digital. Sejumlah produk dan aktivitas akademik dihadirkan melalui audio visual, sedangkan beberapa prestasi disajikan dalam bentuk poster ukuran A1 dengan media kertas digital printing.
“Kami hadir di Palu dengan konsep ramah lingkungan untuk tidak menimbulkan dampak sampah plastik seusai pameran. Konsep ini merupakan aplikasi nilai-nilai Islam yang mengajarkan kebersihan lingkungan. Nabi mengingatkan kepada kita bahwa annazhafatu minal iiman, kebersihan itu sebagian dari iman. Alquran dengan sangat tegas mengatakan, innallaaha yuhibut tawaabiina wa yuhibbul mutathahhiriin, Allah mencintai orang yang bertaubat dan orang-orang yang bersih. Inilah yang mendasari konsep kami,” ungkap Yudi.
Selain itu, lanjutnya, ada beberapa kreasi dan inovasi yang disajikan oleh UIN Bandung tanpa mengurangi esensi dari idealitasnya.
“Kami akui tidak mungkin seluruhnya dituangkan dalam sebuah expo mengingat keterbatasan ruang. Kendati demikian, kami telah berusaha hadir dengan menekankan kerja dengan sentuhan dari hati. Mungkin karena ini semua kami berhasil mendapat penghargaan dalam Expo AICIS 2018 ini,” katanya.
Diakuinya pula, keberhasilan yang didapatnya merupakan hasil kerja keras segenap sivitas akademika, mulai dari dosen peneliti, tenaga kependidikan, dan pemangku kebijakan yang telah bekerja secara sungguh-sungguh dan bekerja dengan hati untuk kemajuan almamater.
“Sesungguhnya piagam penghargaan bukanlah sebuah target karena piagam itu hanya sebuah konsekuensi dari kesungguhan. Hal yang paling penting, yakni semua pihak telah bekerja semaksimal. Jika piagam diraih oleh salah satu peserta expo, maka hal itu merupakan bonus dari Allah,” pungkas Yudi.
Sumber, Galamedia 20 September 2018