(UINSGD.AC.ID) — Dalam Rangka Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-78, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui Klinik Pratama UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Bakti Peduli Kesehatan : Skrining Penyakit Jantung, Peredaran Darah, dan Diabetes Mellitus yang berlangsung pembukaannya di Aula Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Jumat (12/1/2024).
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk membuat indeks kesehatan sivitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
“Banyaknya dosen dan tendik yang wafat merupakan kerugian besar bagi UIN Bandung. Sebagai ikhtiar untuk tindakan preventifnya adalah adanya kebijakan olah raga, layanan kesehatan, dan lingkungan sehat. Salah satunya adalah melalui kegiatan Skrining Penyakit Jantung, Peredaran Darah, dan Diabetes Melitus,” tegasnya.
Ketua Klinik Pratama, Dr. dr. Ambar Sulianti, M.Kes didampingi Sekretaris, Adam Faroqi, S.T., M.T. menuturkan “Dua tahun terakhir banyak dosen dan tendik UIN yang meninggal. Padahal covid telah berlalu. Hasil diagnosis banyak yang meninggal karena tiga penyebab, yakni serangan jantung, stroke (peredaran darah), dan diabetes melitus. Oleh sebab itu, atas permintaan Bapak Rektor, klinik pratama berupaya memberikan layanan skrining pada tiga hal tersebut,” jelasnya.
Kegiatan bertajuk Bakti Peduli Kesehatan ini diselenggarakan dalam rangka HAB Kementrian Agama ke-78. “Melalui kegiatan ini, peserta dapat mengecek kesehatannya melalui rekam medis,” paparnya.
Sebelumnya, dilakukan pendaftaran melalui link https://s.id/ReservasiSkriningKesehatanKPUINSGD , “Ada diskon 70% dari harga rerata klinik swasta Rp.600-750 ribu rupiah untuk 50 pendaftar pertama, kita hanya perlu investasi skrining kesehatan jantung Rp. 175 ribu rupiah Skrining. Harap membuka email setelah mendaftar untuk melihat urutan atau antrian pendaftaran dan tidak ada jarum untuk pengambilan darah jadi tidak perlu puasa,” tuturnya.
Dalam kegiatan tersebut diselenggarakan juga seminar yang membahas tentang kesehatan jantung, stroke, diabetes melitus serta cara memahami skrining.
“Pada prinsipnya lebih baik menjaga kesehatan daripada mengobati. Mudah-mudahan kita sehat dan terus bisa beraktivitas untuk peningkatan kampus tercinta,” pungkasnya.