Destinasi Wisata Religi yang Diberkahi

Ilustrasi saat menjalankan ibadah haji, umrah (Getty Images/iStockphoto/Aviator70)

UINSGD.AC.ID (Humas) — Dalam perspektif ilmu pariwisata, kota Mekkah, Madinah, dan Yerusalem merupakan destinasi wisata religi umat Islam. Mekkah dan Madinah sebagai kota suci yang aman dibawah kekuasaan pemerintahan Arab Saudi. Sementara Yerusalem yang posisinya di Palestina mengalami dinamika sejarah ekstrim antara perang dan damai.

Setelah berperang selama 15 bulan terakhir, Hamas sebagai simbol perjuangan rakyat Palestina, dan Israel melakukan kesepakatan gencatan senjata. Dimulai hari Ahad tanggal 19 Januari 2025 pukul 08.30 GMT yang diinisiasi Qatar. Peristiwa ini merupakan harapan baru umat Islam untuk kembali berkunjung ke masjid al-Aqsa, situs suci yang pernah menjadi kiblat umat Islam dan disebut dalam al-Qur an.

Masjidil Haram, Arab Saudi serta masjidil Aqsa, Palestina, Gaza dan sekitarnya merupakan kawasan yang diberkahi oleh Allah SWT dengan berbagai kebaikan yang bertambah-tambah. Walaupun sebagian tanahnya gersang namun kebaikan dan kemakmuran selalu hadir memberi manfaat bagi penduduknya. Allah SWT berfirman: Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Al-Isra: 1).

Kedua kota suci ini menjadi pusat dan simbol umat beragama di seluruh dunia, terutama Islam, Kristen, dan Yahudi, sehingga menjadi destinasi wisata religi. Dalam berbagai kondisi, bahkan saat terjadi wabah Covid dan perang, kedua kota suci ini senantiasa dikunjungi oleh umat agama Islam, Kristen dan Yahudi. Namun khusus bagi umat Islam, dua kota suci ini mendapat tempat tersendiri dalam hati sanubari sebagai situs bersejarah yang sangat bernilai. Keduanya menjadi saksi yang pernah disinggahi manusia paling suci Rasulullah Saw penghulu para nabi.

Karen Amstrong seorang ilmuwan non-muslim dalam bukunya Jerusalem; One City Three Faith yang berarti Yerusalem; Satu Kota Tiga Keyakinan. Ini menunjukkan bahwa sesuai nama kota ini dalam bahasa Arab disebut al-Quds yang berarti suci dan dalam bahasa Ibrani berarti rumah suci. Ia mengungkapkan bahwa nama Yerusalem sesuai dengan kehadiran tiga agama yaitu Ibrahimi (penganut keyakinan Nabi Ibrahim), Yahudi dan Islam satu Tuhan. Definisi lain dari Yerusalem yaitu kota damai, namun konsep ini bertentangan dengan fakta yang terjadi di kota ini yang selalu terjadi konflik. Pemicu paling sensitif pada konflik kota ini yaitu perebutan masjidil aqsha oleh tiga agama.

Dalam pandangan Islam, masjidil aqsha dan Yerusalem merupakan aset umat manusia yang cinta perdamaian dan kasih sayang sehingga sejatinya bebas dari perang. Kota ini diharapkan aman dan damai seperti Mekkah dan Madinah tidak ada pertumpahan darah selain tetap menjadi destinasi wisata religi, diharapkan kota ini sebagai kota para nabi bebas dari pertikaian dan saling benci.

Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw., yang diperingati setiap bulan Rajab seyogyanya menjadi momentum resolusi damai, mewujudkan dunia tanpa penjajahan dan penindasan. Rajab sendiri merupakan satu dari empat bulan yang diharamkan untuk berperang setelah Dzulqa’dah, dzulhijjah dan Muharram. Palestina masa depan diharapkan kembali mendapat kejayaan yang dapat mengembalikan masjidil aqsha dan sekitarnya yang damai dan penuh keberkahan. Wallahu a’lam.

Rohmanur Aziz, Pembimbing Khalifah Tour Bandung, dan Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (Islamic Community Development) FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *