4 Fokus Utama Kemenag untuk Mewujudkan Indonesia Harmonis

UINSGD.AC.ID (Humas) – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, memaparkan empat isu strategis yang menjadi fokus Kementerian Agama dalam Dialog Lintas Agama yang diadakan di Masjid Istiqlal.

Dialog ini dihadiri oleh berbagai tokoh, seperti Guru Besar Al-Azhar Kairo, Muhammad Abdusshomad, Perwakilan Keuskupan Agung Jakarta, Romo Antonius Suryadi, Perwakilan Persekutuan Gereja Kristen Protestan, Martin Lukito Sinaga, dan Ketua OIAA Indonesia, TGB Muhammad Zainul Majdi.

1. Kerukunan Antarumat Beragama
Isu pertama yang menjadi perhatian Kemenag adalah kerukunan. Menurut Menag, menjaga kerukunan dalam masyarakat Indonesia yang beragam dapat dicapai melalui penguatan moderasi beragama dan pengembangan konsep toleransi yang mendalam. “Toleransi lebih dari sekadar koeksistensi. Koeksistensi hanya memungkinkan kita hidup berdampingan, sedangkan toleransi mengikat kita dengan tali cinta,” ungkap Menag dalam keterangannya, Sabtu (8/2/2025).

2. Pengembangan Kurikulum Cinta dalam Pendidikan Agama
Isu kedua adalah pengembangan kurikulum cinta dalam pendidikan agama. Menag menekankan pentingnya melarang guru agama untuk mengajarkan kebencian terhadap kelompok agama lain. “Tidak boleh ada guru agama yang menanamkan kebencian terhadap kelompok agama lain. Kita tetap berpegang pada ajaran agama masing-masing, tetapi tidak ada hak untuk menyesatkan atau menajiskan orang lain,” tegasnya.

3. Perlindungan Lingkungan Hidup
Isu ketiga yang mendapat perhatian serius adalah lingkungan hidup. Menag mengingatkan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ketaatan beragama. “Kita tidak bisa menjadi hamba yang taat jika lingkungan kita rusak. Alam bukan hanya objek, tetapi bagian dari diri kita,” tambahnya.

Menag menyoroti fenomena pembakaran hutan dan pencemaran sungai yang dianggap seolah-olah tidak berdosa. “Membakar hutan itu membunuh ekosistem, dan menjadikan sungai sebagai tempat sampah adalah dosa yang sering diabaikan,” ujar Menag.

4. Penguatan Nasionalisme pada Generasi Muda
Isu terakhir adalah penguatan nasionalisme dalam benak generasi muda. Menag menilai pentingnya menjaga identitas bangsa Indonesia yang plural dan kaya budaya lokal. “Identitas Indonesia harus tetap kuat, seperti Jepang yang modern tetapi tetap menghargai budaya lokal. Kita pun harus menjaga nilai-nilai budaya yang selaras dengan agama,” kata Menag.

Dengan empat isu strategis ini, Menag berharap dapat memberikan landasan kebijakan untuk menciptakan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih harmonis, mencintai lingkungan, dan memiliki rasa nasionalisme yang kuat.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *