UINSGD.AC.ID (Humas) – Sebanyak 275 mahasiswa Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengikuti kegiatan pembinaan penyuntingan teks yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BP2B), Rabu (5/11/2024).
Kunjungan kebahasaan yang dihadiri oleh 29 dosen dan 4 tenaga kependidikan ini merupakan bagian dari Praktikum Mata Kuliah Translation.
Saat memberikan sambutan Wakil Rektor I, Dr. Dadan Rusmana, M.Ag. menjelaskan acara ini bertujuan untuk membekali para mahasiswa dengan keterampilan penyuntingan yang sangat penting dalam dunia penerjemahan dan penulisan akademik.
Dr. Dadan Rusmana, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini yang dianggap sebagai langkah strategis dalam mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), khususnya pada profil lulusan penerjemah tingkat madya. “Saya atas nama pimpinan berharap kolaborasi ini dapat berlanjut dan diperkuat melalui kerja sama resmi antara UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BP2B) dalam bentuk MoU (Memorandum of Understanding) dan MoA (Memorandum of Agreement),” tegasnya.
Perwakilan dari BP2B, Dr. Ganjar Harimansyah menekankan peran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BP2B) dalam menstandarkan bahasa Indonesia untuk kepentingan nasional. “BP2B memiliki tugas dan fungsi utama dalam menjaga serta menyusun standar bahasa Indonesia, yang terwujud dalam produk seperti Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Standar ini sangat penting untuk memastikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di berbagai konteks komunikasi, termasuk dalam terjemahan,” jelasnya.
Sebagai kegiatan utama dari Praktikum MK Translation ini, para mahasiswa mengikuti seminar tentang penyuntingan teks, yang memiliki manfaat besar dalam dunia penerjemahan.
Dengan menghadirkan narasumber, Setio Untoro, yang turut menekankan pentingnya penyuntingan, baik dalam penerjemahan maupun dalam penulisan akademik. “Proses penyuntingan berperan esensial dalam memastikan keakuratan dan kejelasan pesan yang ingin disampaikan, sehingga hasil terjemahan atau tulisan akademik dapat dipahami dengan baik oleh pembaca,” bebernya.
Menurutnya penyuntingan tidak hanya memperbaiki kesalahan bahasa, tetapi juga menyempurnakan penyajian informasi agar lebih efektif dan komunikatif.
Dalam seminar tersebut, Dr. Andang Saehu, selaku Ketua Prodi Sastra Inggris, ikut menanggapi dan menjelaskan tahapan penting dalam proses penerjemahan menurut teori Nida dan Taber, yaitu Pengujian dan Revisi. Pada tahap ini, penerjemah mengevaluasi apakah teks terjemahan sudah berhasil menyampaikan makna yang sesuai, serta memastikan bahwa hasil terjemahan terbaca alami bagi pembaca. “Revisi dalam bentuk penyuntingan sering kali diperlukan untuk menyempurnakan hasil, memperbaiki struktur kalimat, dan menyesuaikan pemilihan kata agar sesuai konteks bahasa sasaran,” tuturnya.
Dr. Andang menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan tidak hanya menambah wawasan mahasiswa mengenai pentingnya proses penyuntingan dalam penerjemahan dan penulisan akademik, tetapi juga memperkuat kompetensi mereka dalam menghadapi tuntutan profesi sebagai penerjemah madya.
“Dengan adanya kolaborasi berkelanjutan antara UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BP2B), diharapkan mahasiswa dapat mengakses lebih banyak pembinaan dan pelatihan yang relevan untuk menunjang keahlian mereka dalam bidang bahasa dan penerjemahan,” pungkasnya.