Puasa Seorang Perindu

Ilustrasi Ramadan / Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaSid

UINSGD.AC.ID (Humas) — Rasulullah pernah bersabda: “Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doa mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi” (HR. Tirmidzi)

Hadits Nabi Muhammad ini menunjukkan betapa pentingnya berpuasa bagi seorang mukmin. Hadits ini juga menunjukkan betapa puasa, yang bagi seorang muslim wajib pada bulan Ramadhan, memiliki keutamaan yang tinggi. Bahkan tidak hanya di kalangan orang Islam, puasa juga begitu penting di kalangan orang-orang non-Islam, termasuk orang- orang yang memiliki kepercayaan lokal dengan model-model puasanya sendiri.

Kita juga bisa melihat dalam hadits yang dikenal luas di kalangan umat Islam, Rasulullah Saw. bersabda: “Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan pahala puasa, ia hanya mendapatkan rasa lapar.” Hadits ini menjelaskan ternyata puasa bukan hanya mencegah makan dan minum, dari waktu setelah imsak hingga berbuka. Ada yang lebih subtansial dari semua itu, memaknai “puasa” sebagai “orang yang berpuasa” dalam tindakan kita.

Buku ini diterjemahkan dari buku asli yang berbahasa Arab “Mudzakkirat Sha’im”. Buku ini berisi tentang pengalaman seorang sufi di abad modern ketika bulan Ramadhan. Nama sufi itu, sekaligus pengarang buku ini adalah Ahmad Bahjat. Dia telah banyak dikenal karena tulisan-tulisannya tentang sufi di zaman modern. Dia berasal dari Mesir, dan pengalaman-pengalaman sufi di negerinya , ikut menjadi basis yang membentuk karakter yang ada dalam tema-tema buku ini.

Kita akan menemukan makna puasa di dalam buku ini, jauh dari kesan pemaknaan-pemaknaan dalam pengertian formal: sekadar mencegah makan dan minum. Kita bisa belajar dari pengalaman yang baik tentang puasa di bulan Ramadhan dari seorang sufi di buku ini.

Di samping penting kita mendaras dan menyelami Alquran di bulan Ramadhan, membaca buku ini juga memberikan makna penting dan kaya tentang puasa yang kita lakukan. Jangan-jangan yang kita lakukan selama ini hanya sekedar lapar dan kita puas dengan itu semua? Bahkan, jangan-jangan yang kita lakukan hanya bisa mencaci-maki orang-orang yang tidak puasa secara formal, tetapi kita sendiri tidak menyelami dan memahami hakikat dari puasa.

Untuk mengetahui selengkapnya buku Puasa Seorang Perindu dapat diunduh pada laman ini atau berselancar langsung ke perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Judul : Puasa Seorang Perindu
Judul Asli: Mudzakkirat Sha’im
Penulis : Ahmad Bahjat
Penerjemah : Husnul Qodim
Editor : Nur Khalik Ridwan
Penerbit: Pustaka Pesantren, Yogyakarta.
ISBN 979-8451-51-1
Tahun: 2006

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *