(UINSGD.AC.ID)-Ramadhan itu bulan pendidikan dan pelatihan. Termasuk di dalamnya untuk kembali belajar mendalami Alquran. Untuk pertama kalinya, Alquran diturunkan pada bulan yang suci ini.
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu berada (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa saat itu …” (QS al-Baqarah: 185).
Dalam sebuah hadis, dikisahkan Rasulullah SAW selalu melakukan tadarus bersama Malaikat Jibril. “Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Malaikat Jibril, dan Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan untuk mudarasah (mempelajari) Alquran.” (HR Bukhari).
Selain mempelajari Alquran, semangat berbagi menjadi meninggi. Begitulah teladan dari sang Nabi. Saat berpuasa, kita dapat merasakan beratnya lapar dan dahaga. Terbayang bagaimana saudara kita yang kesehariannya dalam kesusahan. Jangankan untuk esok, untuk makan hari ini saja masih harus mencarinya sekuat tenaga. Sungguh bagi kita yang ada kelebihan, pandailah bersyukur dan terus menebar kebaikan.
Demikianlah, Alquran menjadi ruh dan pilar dasar pendidikan untuk menjadi manusia sejati. Pencintanya tidak akan pernah rugi dan akan selalu mendapatkan karunia-Nya.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Alquran) dan mendirikan shalat dan menafkahkan (menginfakkan) sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (QS Fatir: 29-30).
Bukan hanya untuk pembaca, tapi juga untuk kedua orang tuanya. “Barang siapa yang membaca Alquran, mempelajari dan mengamalkan isinya, kelak pada hari Kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan cahaya matahari. Dan kedua orang tuanya diberi dua pakaian yang belum pernah mereka lihat di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami diberi pakaian ini?’ Kemudian dijawab, “Ini adalah imbalan dari apa yang telah dilakukan anak kalian terhadap Alquran” (HR Hakim).
Mari untuk tidak menyia-nyiakan Ramadhan berlalu tanpa peningkatan keilmuan dan kualitas diri. Membaca, mempelajari Alquran hingga mendapatkan petunjuk dan mendatangkan kebaikan dunia akhirat. Jadikan Ramadhan sebagai bulan belajar Alquran. Bulan pendidikan sejati sepanjang kehidupan.
Wallahualam.
Prof Tedi Priatna, Wakil Rektor II UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Sumber, Republika 18 April 2022.