Merawat 5 Amalan Baik di Penghujung Syaban

Ilustrasi sujud/ Foto: iStock

UINSGD.AC.ID (Humas) — Pada hari yang penuh berkah ini, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Yakni menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan takwa tersebut, kita diberikan jalan keluar setiap perkara yang kita hadapi. Dan dengan takwa juga kita dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Thalaq Ayat 2 dan 3:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Artinya: Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS At-Thalaq: 2-3).

Alhamdulillah, segala puji milik Allah swt, Tuhan yang telah memberi kita kesehatan jasmani maupun ruhani, sehingga kita masih berjumpa dengan akhir bulan Sya’ban yang mulia ini, yakni bulan yang mulia dan penuh berkah. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Hadirin rahimakumullah, Pada hari ini, atas izin Allah kita mendapati akhir bulan Sya’ban. Satu bulan yang jatuh antara Rajab dan Ramadhan. Bulan Sya’ban merupakan di antara bulan yang disebut khusus dalam doa Rasulullah sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ، وَشَعْبَانَ، وَبِلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah, semoga Engkau beri keberkahan kepada kami dalam bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Pada bulan kemarin, kita sudah melewati bulan Rajab, bulan bercocok tanam, sekarang pada bulan Sya’ban ini adalah bulan merawat, menyirami tanaman, dan beberapa hari lagi bertemu bulan Ramadhan, yakni bulan memanen.

Bagaimana kita bisa memanen dengan melakukan banyak ibadah-ibadah jika tidak kita mulai sejak kemarin dan kita rawat pada bulan Sya’ban sekarang ini. Imam Dzun Nun al-Mishri berpesan:

رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ. وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ. وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ. وَكُلٌّ يَحْصُدُ مَا زَرَعَ. فَمَنْ ضَيَّعَ الزِّرَاعَةَ نَدِمَ يَوْمَ الْحَصَادِ
Artinya: Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban bulan menyiram, dan Ramadhan bulan memanen. Setiap orang akan memanen atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang menyia-nyiakan tanaman akan merugi di waktu panen.

Maka dari itu, di penghujung bulan Sya’ban ini marilah kita tetap istikamah berbuat baik, artinya selalu menyiram dan merawat amalan-amalan yang sudah kita rawat sejak awal Sya’ban, bahkan kita tanam sejak Rajab. Meski berada di penghujung bulan Sya’ban, akan tetapi bulan tersebut masih memiliki banyak keutamaan, sehingga masih ada kesempatan bagi kita untuk memperbanyak amal kebaikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan terus memperbanyak amalan baik hingga Ramadhan tiba.

Untuk tetap meningkatkan ibadah dan menjaga kualitas amalan baik kita di akhir Sya’ban, kita bisa melakukan beberapa amalan yang ringan, tetapi besar pahalanya:

Pertama: Memperbanyak dzikir dan istighfar, memohon ampun kepada Allah agar kita memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci. Allah swt berfirman:

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin (QS An-Nisa: 103).

Kedua: Menjaga dan meningkatkan kualitas shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah seperti hajat, tahajud, dhuha dan sebagainya. Dalam ajaran islam, umat muslim dapat melakukan salah satu sholat sunnah tahajud yang telah ditegaskan dalam Al-Quran surah Al-Isra ayat 79 yang berbunyi:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari sembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’ : 79)

Adapun, dalam sebuah riwayat hadits yang dikemukakan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Bahwasanya Rasulullah saw ditanya orang, “Sholat manakah yang paling utama setelah salat yang diwajibkan (salat lima waktu)?” Rasulullah saw menjawab, “Sholat tahajud.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Ketiga: Memperbanyak membaca dan merenungkan Al-Qur’an Bulan Sya’ban bisa menjadi awal yang baik untuk meningkatkan interaksi kita dengan Al-Qur’an agar terbiasa membacanya saat Ramadhan. Membaca Al-Qur’an sendiri termasuk ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah yang lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn Basyir:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

Keempat: Bersedekah dan membantu sesama; Memberikan bantuan kepada yang membutuhkan akan mendatangkan keberkahan dan melatih kedermawanan kita sebelum Ramadhan. Allah swt berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum datang hari (Kiamat) yang tidak ada (lagi) jual beli padanya (hari itu), tidak ada juga persahabatan yang akrab, dan tidak ada pula syafaat. Orang-orang kafir itulah orang-orang zalim (QS Al Baqarah ayat 254).

Kelima: Menyambung silaturahmi memperbaiki hubungan dengan keluarga, sahabat, dan tetangga agar hati kita bersih saat memasuki Ramadhan. Rasulullah saw bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليصل رحمه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

Artinya: Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw ia bersabda, ‘siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam (HR Bukhari dan Muslim).

Di akhir bulan Sya’ban ini, marilah kita memperbanyak amalan baik agar kita memasuki Ramadhan dalam kondisi terbaik. Jangan sampai kita lalai dalam kebaikan sehingga kehilangan momentum untuk meningkatkan ibadah di bulan suci tersebut.

Marilah kita manfaatkan akhir bulan Sya’ban ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita lalai sehingga masuk Ramadhan tanpa bekal. Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan dalam keadaan sehat, beriman, dan siap untuk beribadah dengan maksimal. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

A. Rusdiana, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *