(UINSGD.AC.ID)-Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Seminar Nasional bertajuk ‘Revitalisasi Peran Bank Syariah dalam Mendorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional’ yang berlangsung di Hotel Puri Khatulistiwa, Sumedang, Sabtu, (06/03/2021).
Bambang Pramono, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat, Vicky Fitriadi, Direktur Operasional Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) Syariah tampil menjadi narasumber yang dibuka oleh oleh Wakil Dekan I FEBI, Dr. Deni Kamaludin Yusuf, M.Ag.
Daalm sambutannya, Dr. Deni menyampaikan “Kami sangat berterimakasih atas kehadiran dan ruang yang diberikan untuk UIN dalam memberikan kontribusi di bidang perbankan utamanya perbankan Syariah. Merger tiga Bank Syariah besar menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) ini menjadi salah stau concern kami,” ujarnya.
Acara ini merupakan salah satu bentuk dukungan FEBI terhadap program pemerintah dalam rangka mewujudkan momentum berbagi ilmu meski harus dihadiri jumlah peserta yang sangat terbatas.
Bambang mengangkat tema ‘Penguatan Halal Value Chain melalui Pembentukan Bank Syariah Indonesia’ dan menyoroti ekonomi syariah yang untuk saat ini bisa menjadi alternative. Menurutnya, jika memang sistemnya siap, ekonomi Syariah bisa menjadi pengganti di masa depan.
Merger besar yang terjadi di 3 Bank Syariah Indonesia ini sifatnya menjadi sistemik. Bank Indonesia sebagai otoritas bertugas untuk memperbaiki neraca pembayaran dan menjaga stabilitas ekonomi. ‘Ekonomi Syariah yang rahmatan lil alamin, mencerminkan bahwa yang halal bukan hanya untuk orang beriman, tapi mencakup semua lapisan masyarakat dan bisa diadopsi siapa saja. Amanat presiden kita, Bank Syariah harus inklusif dan universal. Kampanye dirancang dengan istilah umum agar bisa diterima semua pihak, juga harus inovatif dan terdigitalisasi. Sejauh ini, keberadaan Bank Syariah sejalan dengan blue print yang BI buat’ tambahnya.
Bambang menekankan bahwa setiap rancangan yang ada harus merepresentasikan proses halal dari hulu ke hili atau end to end guna menciptakan Ekonomi Syariah halal yang baik dan berdaya saing.
Vicky Fitriadi, mengangkat tema ‘Perbankan Syariah dalam Menghadapi Perubahan dan Pemberdayaan Ekonomi di Jawa Barat’. Baginya perubahan yang terjadi selama pandemi dalam rangka pemulihan ekonomi menghasilkan 3 besar megashifts yakni mikro, makro, dan mega.
Dibutuhkan sinergi dan interkoneksi ekosistem ekonomi syariah. Banyak sektor yang potensial seperti wisata halal, pesantren, filantropi syariah dan ziswaf yang merupakan ekosistem dengan uniqueness menjadi target market. “Islamic enterprise yang meliputi pembiayaan ritel komersial, pertumbuhan UMKM di Jawa Barat sebagai bentuk recovery dari penurunan ekonomi selama pandemi. Namun kembali lagi, literasi keuangan Syariah yang saat ini masih menjadi PR besar perbankan syariah harus dikejar terlebih dahulu,’ tuturnya.
Kampanye halal of things juga merupakan poin yang ditekankan dalam seminar ini. Vicky menyampaikan, proyeksi perekonomian syariah bermodel Muslim 4.0 meliputi aspek digital, spiritual, emphatic.
Selain itu, stabilitas sektor perbankan Syariah masih terjaga, dilihat dari kepemilikan dan pertumbuhan aset Bank Syariah. Kinerja Perbankan Syariah juga tumbuh positif seiring dengan adanya tantangan perbankan nasional baik tantangan jangka pendek dan tantangan struktural perbankan, karenanya dibutuhkan bank yang kuat dengan permodalan yang kuat agar bisa memberikan kontribusi yang juga impactful. ‘Digitalisasi tidak bisa dihindari sehingga kita yang harus selalu beradaptasi,’ tutupnya.(NRA)