Dari bilik pesantren, telah keluar para pejunag yang merebut kemerdekaan. Ada diantaranya tokoh-tokoh berkaliber nasioanal dan internasional, bahkan seorang lulusan pesantren jadi Presiden Indonesia ke-4. Dengan kontribusnya yang besar itu, bagaimana sesungguhnya nasib pesantren-yang disebut sebagailembaga pendiikan tertua di Indonesia? Jawabnya; terpinggir, sempat dianak tirikan oleh deru pembangunan. Dus, pesantren nyaris jarang yang menolong dan susah tertolong.
Krisis ekonomi menubrukbangsa ini hingga menimbulkan cedera pembangunan yang hampir lumpuh. Para ahli dan analis banyak menyebutkan bahwa krisis itu diakibatkan oleh “kemarau” akhlak.Lantas banyak orang mulai bicarakan tentang pesantren, sebagai lembaga pendiikan yang banyak menulai anka bangsa berakhlak. Pesantren, dan pendidikan islam lainnya kini diwacanakan sebagai pendiikanalternatif yang sesuai dengan karakter bangsa.
Buku ini mebongkar pelbagai keunggulanpesantren, walapun sisi lain penulisnya secara jujur mengungkap kelemahan-kelemahan pesantren. Keunggulan itu, bila dikelola melalui sisitem pendiidkan terpadu, bakal menandingi lembaga pendidikan lainya.Dengan pelbgai prespektif dan pendekatan, buku ini hadir menambah deret pembahasan tentang pesantren. Namun satu hal,penulis buku ini mampu menyelami “samudara” pesantren hingga keakar-akarnya.
Judul: Keunguulan Pendidikan Pesantren; Alternatif Sistem Pendidikan Terpadu Abad-XXI
Penulis; Pupuh Fahturrohman
Pengantar: Prof. Dr. A. Tafsir
Penerbit: Tunas Nusantara
Cetak: I
Tahun: Juni 2000