[www.uinsgd.ac.id] Prof. Dr. H. Mahmud M.Si, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung, terpilih menjadi Rektor UIN SGD Bandung periode 2015-2019 dalam sidang senat akademik di UIN SGD, Jalan A.H. Nasution No 105 Kota Bandung, Rabu (6/5). Ia menggantikan Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, SH, MH yang segera berakhir masa jabatannya.
Mahmud terpilih setelah meraih 44 anggota senat, menyisihkan dua calon lainnya yaitu Supiana (2 suara) dan Endin Nasrudin (13 suara). Supiana adalah Wakil Dekan 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, sedangkan Endin Nasrudin M.Si, Guru Besar UIN SGD.
Sebalumnya, lima calon terpilih melaju dalam penjaringan calon rektor. Dua lainnya adalah Mujiburrahman (Wakil Rektor IAIN Antasari, Banjarmasin) dan Asep Muchyidin (Dekan Dakwah dan Komunikasi UIN SGD).
Menurut Sekretaris Panitia Pemilihan Rektor UIN SGD Bandung, Munir, MA., ketiga calon tersebut memperebutkan 60 suara di senat akademik. Namun, satu dari pemilik hak suara itu memilih abstain atau tidak menggunakan haknya.
Munir menyebutkan, Mahmud sebagai rektor terpilih akan dilantik oleh menteri Agama. Sementara waktu pelantikannya ditentukan oleh pihak kementerian. “Saat ini kami mengikuti aturan yang mengharuskan adanya rektor terpilih enam bulan sebelum masa jabatan rektor berakhir. Masa jabatan Deddy Ismatullah sebagai rektor baru akan berakhir pada november 2015 ini,” ujarnya.
Sidang senat akademik yang dimulai pukul 13.00 itu diwarnai aksi unjuk rasa mahasiswa. Mereka menginginkan rektor terpilih dapat mengakomodasi amanat mahasiswa. Aksi tidak berakhir meski mahmud telah terpilih sebagai rektor.Bahkan, perwakilan dari pengunjuk rasa merangsek mendatangi ruang Dekan Tarbiyah dan Keguruan guna meminta Mahmud mendatangani pakta integritas.
Inovasi jadi prioritas
Seusai dinyatakan sebagai rektor terpilih dengan jumlah raihan suara cukup telak, Mahmud menggelar konferensi pers di ruang Dekan Tarbiyah dan Keguruan. Dalam kesmpatan itu, Mahmud mengulang kembali strateginya dalam membangun UIN SGD pada masa kepemimpinannya.
“Saya ingin UIN SGD menjadi bagian dari inovasi di Jawa Barat. Kami sebagai kampus keislaman ingin mengenbangkan kembali nilai-nilai wahyu memandu ilmu,” ujarnya.
Menurut Mahmud, lulusan UIN SGD dapat berkontribusi mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang memiliki nilai-nilai quraniah dan hadis. Hakl itu karena belajar di UIN SGD merujuk pada Alquran dan hadis. “Kami ini kampus yang memiliki khazan. Persoalan-peroalan agama harus bisa dijelaskan oleh lulusan pengetahuan umum sekalipun,” kata Mahmud.
Terkait penelitian, ia akan mengupayakan kerja sama dengan berbagai pihak. Dengan demikian, hasil riset baik dari mahasiswa, dosen maupun program studi dapat dijadikan rujukan. Mahmud ingin agar UIN SGD terus berinovasi sehingga dapat bersaing dengan perguruan tinggi yang setara.
Saat ini, UIN SGD memiliki 55 program studi yang terdiri atas 1 prodi D-3, 39 prodi S1, 11 prodi s2 dan 4 prodi S3. dari jumlah itu, 9 prodi telah terakreditasi A, 23 prodi terakreditasi B, dan 15 prodi terakreditasi C. Mahmud menyebutkan tidak akan membuka prodi baru sebelum mengurangi jumlah prodi yang terakreditasi C.
Mahmud juga akan berupaya meningkatkan kualitas dosen. Saat ini, jumlah guru besar mencapai 35 orang dan doktor 75 orang.”Kami akan terus mendukung peningkatan kualitas pendidik di UIN SGD. Untuk program doktor, kami prioritaskan calon doktor yang dasar keilmuannya paralel. Hal itu agar pendidik betul-betul profesional,” ucapnya.
Sementara penambahan guru besar dilakukan dengan mendorong doktor berinovasi. Percepatan inovasi perlu terus dilakukan agar dapat mencetak lebih banyak lagi guru besar. (Dewiyatini).
Sumber, Pikiran Rakyat 7 Mei 2015.