Pentingnya Mengenal dan Memahami kesehatan Mental?
(UINSGD.AC.ID)-Perubahan-perubahan social yang serba cepat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu, pengetahuan dan teknologi, mempunyai dampak pada kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan social tersebut telah mempengaruhi nilai kehidupan masyarakat. Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan atau stress pada dirinya. Selain itu, dengan adanya wabah pandemic covid-19 memicu kesehatan mental masyarakat menjadi tidak menentu.
Hal tersebut di atas adalah beberapa hal yang dapat merupakan sumber stress psikososial dalam masyarakat, yang pada gilirannya taraf kesehatan yang bersangkutan akan terganggu karenanya. Taraf kesehatan yang dimaksudkan disini adalah tidak semata-mata sehat dalam arti fisik, tetapi juga dalam arti mental, social, dan spiritual (WHO, 1984).
Prof. T.A Lambo, direktur kesehatan jiwa WHO di dalam (9 th Word Congress of Social Psychiatry di Paris, 1982, mengutarakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan modernisasi merupakan factor social ekonomi baru dalam bidang kesehatan. Kini masalah kesehatan tidak lagi hanya menyangkut beberapa angka kematian (mortalitas) atau angka kesakitan/penyakit (morbiditas), melainkan mencakup ruang lingkup kehidupan yang lebih luas, yaitu berbagai factor psikososial yang dapat dan merupakan stress kehidupan anggota masyarakat.
Terdapat keadaan mental yang secara khusus perlu mendapat perhatian, yaitu “sehat mental”, “mental tak sehat” dan “sakit mental”.
Sehat mental secara umum dapat diartikan sebagai kondisi mental yang tumbuh dan didasari motivasi yang kuat ingin meraih kualitas diri yang lebih baik, baik dalam kehidupan keluarga, kehidupan kerja, maupun sisi kehidupan lainnya.
Mental tidak sehat ialah orang yang meskipun secara potensial memiliki kemampuan, tetapi tidak punya keinginan dan usaha untuk mengaktualisasikan potensinya itu secara optimal.
Sakit mental adalah orang yang secara mental memiliki berbagai macam unsure yang saling bertentangan dan dengan demikian, sering merusak atau menghambat, sehingga perilakunya tidak menentu.
Bagaimana Adaptasi Mahasiswa baru di Dunia Perkuliahan?
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya antara 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.
Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
Menurut Susantoro mahasiswa adalah merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.
Karakteristik Mahasiswa?
1. Stabilitas dalam kepribadian yang mulai meningkat, karena berkurangnya gejolak-gejolak yang ada didalam perasaan.
2. Mulai memantapkan dan berpikir dengan matang terhadap sesuatu yang akan diraihnya, sehingga mereka memiliki pandangan yang realistik tentang diri sendiri dan lingkungannya.
3. Mahasiswa akan cenderung lebih dekat dengan teman sebaya untuk saling bertukar pikiran dan saling memberikan dukungan, karena dapat kita ketahui bahwa sebagian besar mahasiswa berada jauh dari orang tua maupun keluarga.
4. Karakteristik mahasiswa yang paling menonjol adalah mereka mandiri, dan memiliki prakiraan di masa depan, baik dalam hal karir maupun hubungan percintaan. Mereka akan memperdalam keahlian dibidangnya masing-masing untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang membutuhkan mental tinggi.
Bagaimana Mahasiswa Harus Beradaptasi dengan Situasi yang Baru?
– Budaya Kampus
– Metode Pembelajaran
– Media Pembelajaran
– Pengajar / Dosen
– KRS-an
Penyebab salah jurusan?
1. Tidak ditelusuri dulu minat bakal.
2. Ikut-ikutan teman.
3. Masuk karena pilihan yang kedua, tapi tidak sesuai harapan.
4. Kurang mendaptkan informasi terkait jurusan yang dipilih.
5. Asal kuliah saja.
6. Ikut ramenya sekarang jurusan apa yang diminati.
7. Karena paksaan orang tua.
Aapa yang harus dilakukan?
1. Koordinasikan dengan pembimbing akademik komunikasikan kesulitan yang dihadapi
2. Untuk memastikan minat bakat, lakukan psikotest minat bakat agar lebih terarah
3. Jika dirasakan tidak bisa menjalani sebaiknya pindah jurusan
4. Komunikasikan dengan orang tua
5. Deteksi sejak dini kesulitan kesulitan perkuliahan.
Untuk mengetahui bahasan tentang Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa dapat diunduh pada laman ini
Nisa Hermawati, M.Psi, Psikolog, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung.