UINSGD.AC.ID (Kampus I) — Pemilihan umum merupakan momen krusial dalam kehidupan demokrasi. Tidak terkecuali bagi mahasiswa yang memiliki peran penting demi keberlanjutan generasi pemimpin bangsa. Maka dari itu, mahasiswa (UIN Sunan Gunung Djati Bandung) seyogyanya bisa berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pemilu dengan bijak.
Yuk cari tahu apa aja sih yang harus diperhatikan mahasiswa dalam menyikapi pemilu?!
1. Melek Politik
Melek politik memungkinkan mahasiswa memahami dinamika politik dan isu-isu krusial yang tengah berkembang. Dengan pengetahuan yang mendalam, mahasiswa dapat berkontribusi dalam mendiskusikan solusi untuk tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dan negara.
Mahasiswa yang melek politik dapat lebih baik memahami dampak kebijakan publik terhadap kehidupan sehari-hari. Mereka mampu menilai kebijakan-kebijakan yang diajukan oleh calon-calon dan memilih yang sejalan dengan visi mereka untuk masa depan yang lebih baik.
2. Perkuat Literasi
Literasi melibatkan kemampuan untuk menganalisis informasi dengan kritis dan objektif. Mahasiswa yang memiliki kemampuan analisis kritis dapat memilah fakta dari opini, mengenali propaganda, dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang.
Literasi juga merupakan bentuk perlindungan diri terhadap manipulasi politik. Mahasiswa yang memahami cara-cara politik dapat diarahkan untuk memanipulasi opini publik lebih mungkin mampu menjaga diri dari upaya-upaya yang tidak jujur.
3. Gunakan Sumber Terpercaya
Mahasiswa harus memahami bahwa tidak semua informasi online dapat dipercaya, sehingga mereka membuat keputusan berdasarkan fakta yang valid, tidak terpengaruh oleh narasi yang dirancang untuk memanipulasi opini. Menguasai keterampilan verifikasi informasi dan pengenalan sumber terpercaya merupakan langkah-langkah kunci untuk melawan penyebaran hoaks.
Dengan menggunakan sumber terpercaya dan menjauhi hoaks, mahasiswa dapat memainkan peran kunci dalam menjaga integritas dan keberlangsungan demokrasi.
4. Menghormati Hak Pilih
Toleransi adalah pondasi utama dalam menciptakan demokrasi yang berkualitas. Mahasiswa, sebagai agen perubahan masa depan, perlu mempraktikkan sikap toleransi untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan adil.
Mahasiswa harus memahami bahwa perbedaan pendapat adalah bagian integral dari proses demokrasi dan berkontribusi pada kekayaan ide dan solusi. Mahasiswa juga perlu menghargai bahwa setiap individu memiliki hak untuk menyuarakan pilihannya tanpa tekanan atau diskriminasi.
5. Jangan Fanatik!
Mahasiswa harus mampu menyikapi pemilu dengan kritis dan bijak, tanpa terjebak dalam fanatisme. Mahasiswa yang mampu membedakan antara dukungan yang kritis dan fanatisme akan menjadi kekuatan positif dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan.
Sikap fanatisme dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan ketegangan di antara masyarakat. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, harus berupaya untuk membangun kedekatan dan kesatuan dalam keberagaman.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, mahasiswa dapat memainkan peran yang signifikan dalam membangun masyarakat demokratis dan memberikan kontribusi positif dalam Pemilu mendatang. (Anisa Hanifah/Magang).