(UINSGD.AC.ID) Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr H Setia Gumilar M.Si menegaskan, bangsa Indonesia kini sedang menghadapi problem literasi. Berbagai hasil riset menyimpukan bahwa budaya baca, produk menulis, maupun karya buku masih sangat rendah, jika dibandingkan dengan bangsa di negara-negara lain.
Penegasan Dekan tersebut disampaikan pada menyambut acara Talkshow “Safari Sastra 7 Kampus” Yudhistira Massardi bersama rombongan (antara lain penyair kawakan Acep Zamzam Noor, Siska Yudhistira Massardi, Nizar Machyuzaar Eugen), di Aula FAH UIN SGD, Selasa (07/06/2022).
Acara, yang digelar oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FAH ini, dihadiri para wakil dekan, ketua/sekretaris jurusan, para dosen, dan ratusan mahasiswa. Adapun Safari Sastra Yudhistira Cs bulan ini dilaksanakan di 7 kampus, yakni UNPER, IAILM Suryalaya, UNISBA, UNPAD, UIN SGD, UPI, dan UNPAR.
Dekan Setia menyambut hangat kehadiran para sastrawan besar ini, karena diyakini mereka bakal mampu mengompori nyali literasi para akademisi. “Kunjungan para sastrawan ini mudah-mudahan membawa berkah bagi keluarga besar FAH, terutama mahasiswa dan dosen,” harapnya.
Misi maupun tema yang diusung Yudhistira tidak sekadar mengompori nyali literasi kalangan kampus, tetapi juga menjadi stimulan untuk menjawab berbagai problem literasi yang dihadapi bangsa ini. “Di kalangan kampus sendiri, dosen maupun mahasiswa, menulis hanya sebatas memenuhi persyaratan formal,” jelasnya.
Acara dilengkapi juga dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara pihak FAH dan Yayasan Kerabat Seni Bulungan (Yudhistira, ketua Dewan Pembina). Kedua pihak sepakat bekerjasama untuk pengembangan kebudayaan terutama dalam pengembangan literasi sastra. “Kerjasama ini membuat kami lebih bersemangat lagi untuk mengompori nyali literasi ke berbagai tempat,” aku Yudhistira.
Yudhistira membacakan 10 puisi: “Sajak Sikat Gigi, Biarin! Sajak 9 Kota (Bandung) , Sajak 9 Bulan (Februari), Sajak Naik Pesawat Terbang, Aku Masih Melihat Indonesia, Ketika Angin Jadi Pelan, Serenada Buku, Apa yang Dituliskan Hujan,” dan “Puisi Itu”.
Sementara Acep Zamzam Noor membacakan lima puisi (“Tugas Penyair, Seperti Puisi, Nafas Gunung, Cipasung,” dan “Puisiku”); digelar juga musikalisasi puisi dari grup “Kuluwung” (Eki Naufal Fauzi, Moch Rheva, Nazar). Mereka menggubah puisi-puisi Yudhis (“Lagu Awan, Sajak Purnama”) dan Acep (“Mengukir Tubuhmu”) menjadi nyanyian yang indah.
Sebelum diskusi, yang dipandu Nizar Machyuzaar Eugan, Yudhis bersama Siska dan Acep tampil mengakhiri pertunjukan dengan membacakan puisi panjang “Rudi Jalak Gugat”. Mahasiswa dan dosen FAH juga unjuk kemampuan.
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Muiz Mahdi, membacakan beberapa puisi. Juga, dosen Gus Irman Respatie membawakan puisi kocak dengan gado-gado bahasa Inggris, Indonesia, dan bahasa Sunda. Lalu ada duo mahasiswa (Lugina dan Lukman) yang menampilkan aksi musikalisasi puisi.[nanang sungkawa]