(UINSGD.AC.ID)-Sepanjang 2015 Jawa Barat dicatat sebagai provinsi paling intolerandi Indonesia. Hal yang sama dengan hasil sejumlah survei yang dilakukan pada 2016, Jawa Barat masih tetap sebagai provinsi paling intoleran di Indonesia.
Padahal sepengetahuan tim peneliti, hal tersebut bertolak belakang dengan nalar orang Sunda yang dapat dikatakan, lebih mengedepankan prinsip siger tengah, non-militan, non-ekstrim, dan non-revolusioner.
Ini sejalan dengan prinsip Islam moderat, yaitu menghendaki sebuah masyarakat “berkemajuan” yang memperlakukan warganya dengan harga diri dan rasa hormat dan tidak ada ruang untuk intimidasi politik atau norma apa pun.
Para individu moderat lebih menantikan kehidupan beretika, karena mereka menyadari bahwa melalui hidup beretika itulah yang mereka kehendaki. Anggota masyarakat moderat akan berlomba dalam ta’awanu ‘ala al-birriwa at-taqwadan amar ma’ruf nahi munkar.
Mereka percaya, bahwa menjiwai pesan-pesan Islam moderat akan menyebabkan transpormasi sosial yang sangat diperlukan bagi terbentuknya sebuah masyarakat yang penuh kebajikan. Untuk keperluan itu, kemudian dilakukanterhadap lima organisasi massa Islam dengan jumlah jamaah terbesar di Jawa Barat.
Kelima ormas dimaksud adalah:Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Ummat Islam, Persatuan Islam, dan Jam’iyatul Washliyah.
Untuk mengetahui potret Gerakan Islam Moderat di Jawa Barat; Pandangan Lima Ormas Islam Moderat terhadap Kasus Intoleransi oleh Dr. H. Wawan Hernawan, M.Ag., H. Usep Dedi Rostandi, Lc., M.Ag dan Dr. Didin Komarudin, M.Ag, November 2018, Penerbit LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung dapat diunduh pada laman ini.