UINSGD.AC.ID (Humas) — Sebanyak 30 Mudir dan wakil Mudir Ma’had Aly se Indonesia mendapat beasiswa non degree ke Maroko. Mereka tiba di Rabath pada 11 November 2024 dan langsung berkunjung ke Kampus Institut Darul Hadist Al Hasaniyyah Universitas Al Qarawiyiin, Maroko.
Kehadiran mereka diterima ulama Maroko, Syaikh Maulana Idris Al Fasi Al Fihri yang merupakan Guru Besar dan Wakil Rektor Universitas Al Qarawiyiin. Hadir juga, Direktur Institut Darul Hadist Al Hasaniyyah, Prof. Abdul Hamid Asyaq beserta jajarannya. Tampak ikut dalam rombongan, konsuler KBRI di Rabath, Sutarwindargo.
Pertemuan dua pihak ini membahas pentingnya integrasi tasawuf dalam kurikulum pembelajaran. Syaikh Idris Al Fasi Al Fihri menggarisbawahi pentingnya tasawuf dalam pembelajaran. Mengutip pesan Syaikh Sulaiman Al Jazuli (pengarang kitab Dalail Khairat), Syaikh Idris Al Fasi Al Fihri misalnya berpesan pentingnya para pelajar untuk membiasakan diri terhadap tiga perkara mulia, yaitu: tawadhu’ (rendah hati), Husnul Khuluq (akhlak mulia), dan Husnuddhan (baik sangka).
Selain para penuntut ilmu juga diminta menghindari tiga hal, yaitu: perasaan membanggakan ilmu yang dimilikinya, suul khuluq (akhlak buruk) serta suudhan (buruk sangka). “Baik suudhan kepada manusia dan apalagi kepada Allah,” ujar Syaikh Idris Al Fasi Al Fihri yang merupakan Mursyid Thariqat Syazaliyah di Maroko, Kamis (14/11/2024).
Kepada para Mudir dan Wakil Mudir Ma’had Aly se Indonesia, Syaikh Idris Al Fasi Al Fihri menekankan agar setiap lembaga pendidikan memasukkan pelajaran tasawuf dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini, kata Syaikh Idris Al Fasi Al Fihri karena tasawuf mengandung tiga hal (ilmu), yaitu pertama, ilmu dakwah dan tazkir. Ilmu Mu’amalah dan Ilmu Mukasyafah.
Menurut Syaikh Idris Al Fasi Al Fihri, integrasi tasawuf dalam kurikulum pembelajaran akan mendorong para pelajar untuk mengamalkan ilmunya sehingga kemudian Allah akan mendatangkan pengetahuan kepadanya terhadap apa yang sebelumnya tidak diketahuinya.
Syaikh Idris Al Fasi Al Fihri mengutip hadits Rasulullah Saw yang berbunyi: “Man ‘amila bimā ‘alima, ‘allamahu-llāhu bimā lam ya’lam”. Yakni “Barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang ia ketahui, maka Allah akan mengajarkannya ilmu yang belum ia ketahui.”
Keikutsertaan Para Mudir dan Wakil Mudir Ma’had Aly dari berbagai wilayah di Indonesia ke Maroko ini merupakan bagian dari program beasiswa non-degree untuk penguatan manajemen dan sanad keilmuan Ma’had Aly. Program ini sepenuhnya dibiayai melalui dana abadi pesantren hasil kerja sama Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Para Mudir dan wakil Mudir Ma’had Aly yang mengikuti program ini merupakan peserta yang lulus seleksi dan berasal dari Ma’had Aly seluruh Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Sulawesi.