UIN SGD Bandung Gelar Doa Bersama Usir Berbagai Wabah Penyakit

(UINSGD.AC.ID) Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Dr H Mahmud, M.Si mengimbau masyarakat, khususnya sivitas akademika, agar bersikap tenang dan sabar dalam menghadapi berbagai musibah yang melanda negeri ini, terutama ancaman virus corona yang dinyatakan semakin mewabah. Bagi umat Islam, ada banyak cara dan ikhtiar, yang bisa dijadikan wasilah diangkatnya berbagai wabah penyakit oleh Yang Maha Kuasa, yakni berzikir dan membaca Al-Quran.

Karena  alasan itulah UIN SGD Bandung menggelar Doa Bersama untuk Keselamatan di Tengah Pandemi Covid 19, dipimpin langsung oleh Rektor, Kamis (01/07/2021). Acara, yang digelar melalui zoom meeting ini, diikuti tidak kurang dari 300 partisipan, terdiri dari para pimpinan/pejabat universitas, lembaga, pusat, fakultas; para dosen; dan tenaga kependidkan. Doa bersama diisi dengan tawasulan, zikir, membaca Al-Quran Suat Yasin secara bersamaan, dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Wakil Rektor I Prof Dr H Rosihon Anwar, M.Ag.

Dalam sambutannya, Rektor mengutip fatwa ulama terkenal sekaligus ahli bidang kedokteran, Ibnu Sina, bahwa kepanikan itu separuh dari penyakit, dan ketenangan separuh dari obat. “Kami memahami bahwa warga masyarakat kini sedang cemas, was-was, panik menghadapi ancaman virus corona. Karena, kami harus saling mengingatkan agar tetap disiplin terhadap protokol kesehatan, dan perlu ikhtiar lain dengan cara memperbanyak doa/zikir, yang bisa menjadi wasilah sehingga Allah mengangkat wabah di bumi kita ini,” katanya.

Ibnu Sina juga, lanjut Rektor, menekankan perlunya ketenangan baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Ketenangan jiwa tidak akan mudah terserang penyakit jasmani maupun rohani, karena ketenangan menjadikan seseorang memiliki imunitas yang kuat. Menurut Rektor, umat Islam akan mudah memperoleh ketenangan, dengan cara mengingat atau berzikir kepada Allah. Ia menyebutkan firman Allah QS Ar-Ra’d ayat 28, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang”.

Selain harus tenang, warga muslim pun harus yakin bahwa kesabaran itu awal dari kesembuhan.   Sebagaimana menurut kata pepatah, sabar itu seperti obat pahit yang tidak enak rasanya, tetapi hasilnya indah. “Wabah Corona adalah ujian bagi kita, maka kita mesti bersabar dalam menghadapinya. Bagi yang terkonfirmasi positif covid-19, juga harus bersabar, karena sabar adalah awal dari kesembuhan,” jelas Rektor, seraya mengingatkan sivitas akademika akan pentingnya bersedekah agar senantiasa terhindar dari malabahaya.  

Dengan mencemati keadaan dan perkembangan wabah Covid-19 yang semakin meningkat akhir-akhir ini, Rektor akan mengkaji ulang rencana perkuliahan hybrid yang sedianya digelar pada semester depan.  “Selain mengkaji ulang rencana itu, kita pun menunggu petunjuk dari pemerintah pusat, apakah bisa digelar perkuliahan hybrid atau masih tetap daring?” jelasnya.[nanang sungkawa]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *