[www.uinsgd.ac.id] Civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung kembali menggelar dialog dengan Alim Ulama Se-Jawa Barat. Dialog tahun ini berbeda dengan tahun lalu karena melibatkan Tokoh Ormas juga Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS). Kegiatan ini digelar di Gedung Auditorium Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Jawa Barat, Rabu (06/02).
Selain menghadirkan tokoh Ormas dan pimpinan PTAIS, juga menghadirkan pembicara dari Kemenag Kakanwil Jawa Barat dan Hakim Mahkamah Konstitusi.
Dialog yang mengusung tema “UIN Mendengar Ummat” ini merupakan kelanjutan dari dialog yang dilaksanakan pada tahun 2012. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Moh. Najib, selaku Ketua Panitia. “Kegiatan ini tidak hanya mengundang Ulama dan Pimpinan Ponpes, tapi juga pemerintah dan Pemda. Tujuannya adalah untuk menjalin silaturahmi. Supaya menyatukan pandangan bagaimana visi misi PTAI di masa yang akan datang,” paparnya.
Dalam pertemuan ini Najib menegaskan “Silaturahmi ini didukung oleh Pemprov Jawa Barat yang sebelumnya kita lakukan dialog dengan tentang program-program Pemprov yang disa dikerjasamakan dengan UIN dan Ponpes dan Ulama. Ke depan akan dikembangkan tidak hanya dengan Pemprov tapi juga dengan Kabupaten Kota,” pungkasnya.
Sementara itu Rektor Deddy Ismatullah mengatakan tujuan diselenggarakan acara ini, “Ada dua agenda supaya melakukan muhasabah; Pertama, mendengar dari masyarakat yaitu silaturahmi dengan Pimpinan Pondok Pesantren, Ulama yang tentu kami perlu masukan. Masukan ini bersifat ekternal. Kedua, rapat kerja UIN yang dilakukan setiap satu tahun sekali yang bersifat internal. Semua ini dilakukan untuk melakukan perubahan UIN supaya lebih baik dari sekarang,” tegasnya.
Berdasarkan saran dan pendapat dari Alim Ulama tahun lalu, “Kami mengambil keputusan bahwa untuk lulus dan masuk UIN harus hapal satu juz, kami juga meminta santri yang hafal 5 dan 30 juz untuk mengembangkan Mahad Al-jamiah,” jelasnya
Tantang UIN ke Depan, “UIN jangan menjadi objek, tapi harus menjadi subjek. Kita harus menghadapi bersama tantangan tersebut,” harapannya.
Gubernur Jawa Barat yang diwakili oleh Asisten Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Aip Rifa’i, SH., MH berharap “UIN harus menjadi pelopor pembangunan Jabar yang lebih baik lagi untuk menciptakan Jabar yang rukun, toleran dengan menjunjung nilai-nilai kearifan lokal,” ujarnya.
“Secara pribadi saya sangat memberikan apresiatif dan menyambut baik kegiatan semacam ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat Jabar dan menjadi bahan masukan ke UIN di masa mendatang supaya lebih baik,” pungkasnya. ***[Dudi, Ibn Ghifarie]