UIN Bangun Kerjasama dengan Komunitas Turki

[www.uinsgd.ac.id] Universitas Islan Negeri Sunan Gunung Djati menjajaki kerjasama dengan salah satu Komunitas Turki yang ada di Indonesia. Penandatangan kerjasama dilakukan oleh Rektor Prof. Dr. H. Dedy Ismatullah, SH., M.Hum dan General Manager Pribadi Billingual School, Pasa Ivgen, di Hotel Horizon Bandung  (13/12) Penandatangan kerjasama dilakukan sesaat sebelum bedah buku karya Fatullah Gulen, seorang cendekiawan muslim Turki yang cukup banyak pengikutnya.

Turut hadir pada kesempatan tersebut perwakilan IT Telkom, Institut Teknologi Bandung, Direktur K-Lite, Ketua STSI Bandung, Salman, serta pejabat UIN Prof. Dr. Afifudin, MM dan Prof. Dr. H. Moh. Najib, perwakilan dari Fakultas serta pejabat dari Sekolah Pribadi Billingual.

Rektor UIN mengucapkan terima kasih kepada GM Pribadi Bilingual yang telah bekerjasama dngan UIN. Dalam pandangan Rektor, Turki dan Indonesia memiliki kesamaan karena berhasil melakukan reformasi politik yang luar biasa, sebanyak 73 % warga turki adalah umat Islam. “Turki juga telah mampu melakukan reformasi dibidang ekonomi dan system social dari sekularisme ke Islam.”ujar Rektor.

Berkaitan dengan peluncuran buku dari tokoh Fatullah Gulen, Rektor sangat antusias.”Kami menyambut baik dengan peluncuran buku karya Fatullah Gulen tersebut. Saya kira posisi umat Islam saat ini telah ditegaskan dalam Al-Qur’an sebagai penguasa di muka bumi. Kita melihat aspek ini selama Rosulullah memimpin Madinah dengan system social yang luar biasa”. Paparnya.

“buku ini banyak menyoroti aspek akhlak dari pribadi Rosulullah dalam memimpin. Namun hari ini sangat prihatin, umat Islam kurang responsive terhadap persoalan yang dihadapi oleh umat Islam seperti di Rohingya, Palestina, dan lain-lain,”ujar Rektor.

Rektor mengatakan bahwa selama sepuluh tahun kepemimpinan, Rosulullah telah banyak menginspirasi banyak Negara termasuk juga UU Amerika, Turki, dan juga Indonesia yang termaktub dalam piagam Jakarta. “Dalam piagam madinah, Pluralisme menjadi kekuatan suatu Negara. Umat Islam yang mayoritas, umat yang minoritas terlindungi”, tegasnya.

Rektor menyatakan bahwa Negara hukum yang muncul pada abad 18 merupakan pembohongan public, karena sejak abad ke 7 sudah muncul. Salah satu Prinsip yang dibangun Rosulullah dalam piagam madinah adalah prinsip equality of law.

“Kami berharap kebangkitan Islam muncul dari berbagai Negara walaupun bukan Negara Islam,”harapnya.

“Oleh karena itu saya gembira ada peluncuran buku tentang Nabi Muhammad. Melalui pemikiran seperti ini kita bisa bangkit. Kebangkitan sendiri dapat dilihat dari berbagai sisi. Saya nyatakan bahwa kebangkitan Islam harus dimulai dari pendidikan. Dengan adanya bedah buku ini mudah-mudahan menjadi cikal bakal kebangkitan Islam”, ujarnya.

Rektor mengajak,”Mari kita tingkatkan yang harus dicapai kembali oleh umat Islam”.

Bentuk kerjasama yang dilakukan, menurut Prof. Dr. M. Najib, M.Ag yang ditemui di sela-sela acara adalah kerjasama dalam bentuk kebudayaan melalui pertukaran pelajar.”ke depannya mudah-mudahan dalam bentuk beasiswa”, harap PR IV tersebut.

Ia mengatakan bahwa di Indonesia, cukup banyak komunitas Mesir dengan mendirikan yayasan-yayasan pendidikan. Komunitas yang mendirikan sekolah Pribadi Bilingual hanya salah satunya saja.***[Dudi]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *