Tips Dosen UIN SGD Agar Disukai Mahasiswa dan Mengajar Mendapat SurgaNya

Anggita Rahmi Hafsari, M.Si, dosen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Gunung Djati Bandung punya tips tersendiri jika ingin disukai mahasiwa, yaitu dengan meng-upgrade pengetahuan dan skill dengan ilmu terbaru.

“Dan jangan lupa untuk menyukai diri sendiri terlebih dahulu, sebelum disukai oleh mahasiswa,” tukas Anggita dalam keterangan tertulis yang dterima VISI.NEWS, Jumat (19/6).

Alasannya, lanjut Anggita, “Jika kita sudah suka dengan diri sendiri akan muncul energi yang menyenangkan dan energi itu akan memancar kepada mahasiswa atau kepada siapa pun yang ada di sekeliling kita,” kilahnya.

Sekretaris Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Karier ini menjelaskan, mulai menjadi dosen dari tahun 2011 selepas lulus dari Biologi, dengan konsentrasi Mikrobiologi di Universitas Indonesia dengan program beasiswa penuh dari Kemenag RI.

“Mata kuliah yang diampu Mikrobiologi Lanjut, Bioteknologi, Pengetahuan Lingkungan, Mikroteknik, dan Mikrobiologi Medik,” tegasnya.

Founder dan CEO Ilmu Mengalir ini menyampaikan kewajiban dosen adalah tridarma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Ketiganya insyaallah bisa dilakukan dengan menyenangkan asal niatnya karena Allah bukan karena hanya ingin mencari penghasilan. Karena, jika hanya mencari duniawi pasti akan kecewa, jika antara usaha dengan penghasilan dan popularitas tidak sebanding. Tapi kalo sudah karena mengharap rida dan surga-Nya Allah, mau penghasilannya berapa pun, akan membuat produktivitas dalam pemenuhan kewajiban sebagai seorang dosen tetap maksimal,” jelasnya.

Founder dan CEO Lingkar Sedekah ini menegaskan, untuk memenuhi kewajiban tridarma banyak sekai hibah dari kampus dan Kementerian Agama RI yang dapat diakses, tapi harus berkompetisi dengan dosen lain.

“Alhamdulillah saya juga pernah berhasil mendapatkan berbagai hibah, seperti pada tahun 2019, mendapatkan hibah dari Kementerian Agama RI pada program Hibah Penulisan 5.000 Buku yaitu buku berjudul Mikrobiologi Dasar. Dari tahun 2012, saya mendapatkan hibah penelitian untuk meneliti Biodiversitas Mikroba Pelarut Posfat di Kawasan Karst Citatah, Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia,” ujarnya

Dosen juga bisa mengikuti seleksi untuk mendapatkan beasiswa Short Course, “Alhamdulillah, saya mendapatkan Beasiswa Short Course Academic Writing selama 6 Bulan di IALF Bali dari 2016-2017 dan Short Course Overseas for Academic Wiriting 2020,” tuturnya.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2020, ibu dua anak ini membuat komunitas Ilmu Mengalir yang disingkat I’M, dengan mempunyai 3 misi utama, yaitu pertama berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia; kedua berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia; dan ketiga menularkan kebiasaan mencari, menyebarkan, serta mengaplikasikan ilmu pada penduduk Indonesia.

Ilmu Mengalir sudah membuat 3 Webinar online yang diikuti oleh peserta dari Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia. Webinar pertama Dasar-Dasar Bioindormatics 1 dan 2 dengan pemateri dari Canada dan Services Excellence for Teacher dan Lecturer.

Narasumber di RRI

Kamis (18/6) kemarin, Anggita Rahmi Hafsari, M.Si, tampil sebagai narasumber Belajar Bersama di RRI Program Kelas Inspirasi bertajuk Dosen Inspiratif.

Mengenai acara Belajar Bersama RRI program “Kelas Inspirasi” ini, Direktur Program dan Produksi, Soleman Yusuf mengatakan bahwa program Kelas Inspirasi merupakan program lanjutan dari Belajar Bersama RRI. 

“Untuk mengisi kekosongan mereka di rumah itu kita mengisi dengan kelas inspirasi. Tentu berbeda dengan program belajar di radio yang materinya, materi pelajaran kelas matematika, fisika, kimia, dan biologi, dan sebagainya,” jelasnya.

Kelas inspirasi, katanya, mempunyai tujuan sederhana yaitu memberikan inspirasi kepada semua siswa, terutama siswa SD, SMP, SMA untuk memulai memikirkan apa cita-citanya nanti ke depan.

“Membahas, apa saja profesi yang ada dan bagaimana mencapai profesi tersebut, tentu banyak cerita yang akan bisa disampaikan oleh para profesional, dokter, insyinyur, seniman, atlet, tentara, dan sebagainya atau profesi milenial sekarang seperti vlogger, barista,” ungkapnya. @fen

Sumber, Visi News 19 Juni 2020

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *