UINSGD.AC.ID (Humas) — Upaya meningkatkan kualitas dan reputasi global, International Office (IO) menggelar Workshop Internasionalisasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Peluang, Tantangan dan Strategi yang berlangsung di Gedung O. Djauharuddin AR, Senin (9/12/2024).
Dengan menghadirkan narasumber Prof. Maria Anintyasari, S.T.,M.Eng., PhD (ITS Surabaya), Dr. Anindyra Nastiti, S.T.,M.T., PhD (ITB Bandung), Dr. Kasno Pamungkas, S.S., M.Hum (Unpad Bandung) dipandu oleh Dr. H. Munir, MA (Kepala International Office UIN SGD Bandung)
Workshop dibuka oleh Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Rosihon Anwar, menegaskan internasionalisasi kelembagaan merupakan salah satu dari lima program unggulan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang diangkat dalam rentang lima tahun ke depan (2024-2029).
“Saya atas nama pimpinan mengucapkan selamat datang di kampus I UIN Bandung kepada tiga narsumber, Bu Maria dari ITS, Bu Anindyra dari ITB dan Bapak Kasno. Tiga 3 universitas yang lebih senior dan memiliki pengalaman jauh lebih luas dalam melakukan pengembangan internasional kelembagaan,” tegasnya.
Internasionalisasi adalah proses pengintegrasian dimensi dan standar internasional (global) ke dalam tujuan, fungsi, dan peran penyelenggaraan sistem pendidikan yang diselenggarakan UIN Sunan Gunung Djati. “Internasionalisasi dalam praktiknya dilakukan melalui globalisasi Universitas, baik secara institusional maupun personal,” jelasnya.
Sebagai informasi, internasionalisasi Universitas didasarkan pada dua mazhab, idealism dan educationalism. Kerangka pikir idealism mengenai internasionalisasi adalah upaya menghasilkan dunia yang lebih demokratis, adil, dan setara dalam kaitannya dengan kerja sama internasional. Kerangka pikir educationalism mengenai internasionalisasi merupakan cara Universitas untuk memperluas pengalaman akademik mahasiswa, dosen dan staf akademik secara global.
Menurutnya internasionalisasi awalnya adalah semangat dari Kementerian agama yang menghendaki agar universitas-universitas di bawah Kemenag ini memiliki reputasi global. “Oleh karena itu UIN menjadi Bandung menjadikan internasionalis sebagai salah satu program utamanya untuk meningkatkan martabat kampus,” tandasnya.
Prosesnya bisa dilakukan melalui kerja sama internasional, peningkatan kualitas, penguatan jaringan, pendidikan dan pelatihan global, sampai akses ke sumber daya global.
“Internasionalisasi jangan diterjemahkan hanya perjalanan ke luar negeri, tetapi kerja-kerja yang bisa dilaksanakan dengan nilai internasional, global seperti kerja sama yang tidak harus dihadiri secara fisik, tapi juga bisa dilaksanakan secara online. Oleh karena itu workshop ini penting untuk memberikan arah bagi pengembangan program internasional ke depan, sehingga dalam waktu 4-5 tahun ke depan semakin meningkat kualitas, jaringan dan sumber daya global,” harapannya.
Diakui, Wakil Rektor IV, Prof Ah. Fathonih, selama ini proses internasionalisasi “Baru menjalankan MoU atau menerima mahasiswa asing, tetapi masih banyak program pengembangan internasional kelembagaan yang belum digarap karena kita belum memiliki blueprint atau cetak biru,” paparnya.
Dengan internasionalisasi, lembaga bisa memperluas pengaruhnya, memperbaiki proses internal, meningkatkan pertukaran ide dan budaya antarnegara. “Kehadiran workshop internasionalisasi menjadi penting bagi UIN Sunan Gunung jati Bandung, mengapa? karena salah satu program prioritas dari kepemimpinan Pak Rektor sekarang. Oleh karena itu diperlukan blueprint bagi pengembangan internasional dari tahun ini ke depan. Paling tidak dari workshop ini dengan menghadirkan 3 narasumber kita bisa menghasilkan draf awal blueprint untuk pengembangan internasionalisasi kelembagaan,” tuturnya.
Prof Maria Anityasari menceritakan untuk di lingkungan ITS upaya memperkuat reputasinya sebagai World Class University. Salah satu caranya dengan berpartisipasi dalam QS Higher Ed Summit Asia Pacific 2024 yang diselenggarakan di Macau University of Science and Technology, China.
Kegiatan yang digelar secara rutin tahunan ini berisikan forum diskusi dan pameran dari berbagai perguruan tinggi se-Asia Pasifik. Diikuti dari 2000 peserta, yang telah berlangsung selama 20 tahun ini mengangkat tema Shifting Landscapes, collaborative solutions: Pioneering innovation in Asia Pacific higher education. Untuk mendorong inovasi dan kolaborasi dalam pendidikan tinggi di Asia Pasifik.
Kehadiran ITS dalam forum tersebut guna meningkatkan citra ITS di kancah internasional. Selain itu, forum ini bisa dimanfaatkan untuk mempererat hubungan baik dengan perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. “Kami juga menggunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan mitra-mitra dari India dan Filipina di luar acara,” jelasnya.
Dalam pemaparannya, Dr Kasno menjelaskan mengenai pentingnya meningkatkan brand awareness, pentingnya peran Kantor Urusan Internasional (KUI) dalam internasionalisasi, dan faktor penting dalam mengembangkan kualitas perguruan dalam mencapai internasionalisasi, yaitu academic peer review.
UIN Bandung sangat potensial untuk meningkatkan kinerja internasionalisasi. Caranya dengan meningkatkan kinerja akademik, riset, pengabdian terhadap masyarakat.
Penting membuka kunci meraih kesuksesan pemeringkatan internasional, seperti the importance of event management berupa level pertama enjoyment, level 2 experience dan level 3 engagement.
Untuk itu penting identifikasi masalah mulai dari tujuan jelas, SDM mampu, insentif, sumber daya sampai rencana tindak. “Ketika tiada ada rencana tindak bisa jalan di tempat,” bebernya.
Ketika tidak ada sumber daya bisa frustasi, termasuk tidak ada insentif bakal terjadi keengganan. Apalagi tidak memiliki SDM mampu bisa melahirkan kecemasan. Juga tidak memiliki tujuan yang jelas akan membuat kebingungan,” jelasnya.
Dr. Anindyra Nastiti membeberkan strategi internasionalisasi melalui ITB Cultural Day 2024. Acara ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Biro Kemitraan dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional.
ITB Cultural Day 2024 menjadi ajang unjuk kekayaan budaya Indonesia juga sebagai jembatan penghubung antar budaya di kampus ITB. Antusiasme mahasiswa internasional dalam mengikuti rangkaian acara, mulai dari praktik hingga melukis caping menunjukkan kesuksesan acara ini dalam menciptakan pengalaman berkesan dan mempererat ikatan persahabatan antar mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya.