Tingkatkan Keterampilan Public Speaking, UIN Sunan Gunung Djati Bandung Ambil Bagian dalam Capacity Building Kehumasan PTKIN se-Indonesia

UINSGD.AC.ID (Humas) — Dua tenaga kependidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung turut serta dalam Capacity Building Kehumasan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia yang berlangsung di IAIN Sultan Amai Gorontalo dari tanggal 4 hingga 6 Oktober 2024.

Dengan menghadirkan narasumber: Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi (HDI) Kemenag RI Akhmad Fauzin, Kepala TU Biro HDI Kemenag RI, Kurniawan; Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Sultan Amai Gorontalo, Dra. Hj. Farida Napu, M.Pd, Pimpinan Iprahumas NTB, H. Suhirman Adita.

Dalam sambutannya, Akhmad Fauzin memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

Mengingat pentingnya peran Humas PTKIN sebagai garda terdepan dalam membangun branding dan citra positif lembaga di masyarakat.

Akhmad Fauzin menegaskan, Humas PTKIN harus mampu beradaptasi dengan perkembangan media sosial dan menguasai berbagai alat serta aplikasi digital.

“Humas PTKIN perlu memahami tiga aspek penting: perangkat, jaringan, dan aplikasi, agar dapat menghasilkan informasi berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Keberadaan Humas PTKIN memiliki peran strategis dalam membangun citra positif kampus dan Kementerian Agama RI, serta berkolaborasi dalam menghadapi tantangan, baik masalah internal maupun opini publik yang negatif.

“Penguatan informasi dan publikasi melalui prestasi penting untuk merespons anggapan buruk dari masyarakat secara bijak,” imbuhnya.

Acara yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi ajang penting dalam upaya memperkuat keterampilan kehumasan di lingkungan PTKIN, khususnya dalam hal public speaking dan pengelolaan media.

Dalam penyampaian materi, H. Kurniawan menjelaskan beberapa alasan pentingnya menguasai public speaking. Menurutnya, menjadi pembicara yang baik merupakan tuntutan zaman, serta kebutuhan dalam menjalani profesi dan menghadapi persaingan di dunia kerja.

Kurniawan menekankan bahwa tidak semua orang harus menjadi public speaker, tetapi penting untuk dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada audiens. “Tolak ukurnya adalah seberapa efektif informasi yang disampaikan diterima oleh audiens,” ujarnya.

H. Suhirman Adita, Pimpinan Iprahumas NTB, memberikan materi mengenai penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kehumasan dalam sebuah kegiatan Capacity Building Kehumasan PTKIN

Dengan memperkenalkan 13 SOP yang telah disiapkan dan menyarankan agar SOP ini dibagikan kepada rekan-rekan humas lainnya, terutama bagi mereka yang belum memiliki pedoman tentang kehumasan.

Selain membahas SOP, H. Suhirman menekankan pentingnya penguatan kehumasan dan protokol dalam menjalankan tugas sebagai pranata humas dalam menjaga citra dan reputasi institusi. “Humas tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap institusi,” bebernya.

Keterampilan menulis sangat krusial, tidak hanya dalam menulis berita, tetapi juga dalam menghasilkan karya ilmiah. “Menulis merupakan bagian penting dari jabatan fungsional pranata humas,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, mengajak seluruh peserta, termasuk humas dari PTKIN se-Indonesia, untuk bersama-sama menggalakkan penulisan buku tentang kehumasan dan keprotokoleran. “Tulisan-tulisan ini nantinya akan dipublikasikan dan dijadikan acuan referensi dalam ilmu kehumasan dan protokoler,” paparnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai PTKIN di Indonesia. Kehadiran delegasi dari UIN Bandung menjadi wujud komitmen perguruan tinggi dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kehumasan. Acara ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, membangun citra positif institusi, dan meningkatkan profesionalitas dalam mengelola informasi dan media di era digital.

Eryanti Nurmala Dewi, S.Sos., CPSP., CETP., CLMA., CPHRM., dan Taorena Sandra, S.Pd. turut hadir menjadi wakil Humas UIN Bandung pada acara tersebut. “Kami sangat mengapresiasi adanya kegiatan ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat sehingga peningkatan kapasitas kehumasan tentu dibutuhkan agar kita mampu beradaptasi dengan perkembang zaman”, jelas Eryanti.

Partisipasi kami dalam acara ini merupakan langkah untuk memperkuat kemampuan komunikasi serta penyampaian informasi yang efektif. “Dengan keterampilan yang kami pelajari, berharap dapat membangun citra positif lembaga dan meningkatkan interaksi dengan masyarakat,” pungkasnya.

Kegiatan Capacity Building ini diikuti oleh sekitar 70 peserta dari berbagai PTKIN di seluruh Indonesia, dengan tujuan untuk saling berbagi pengalaman dan strategi dalam pengelolaan kehumasan yang lebih inovatif dan efektif. Inovasi Virtual Assistant Dwingent Recht (VADR) yang menjadi topik utama dalam acara ini diharapkan dapat diimplementasikan di berbagai PTKIN untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan layanan informasi publik.

 

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *