UINSGD.AC.ID (Humas) — Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia menggelar Seminar Nasional dan Badilag Goes To Campus yang berlangsung di Aula Anwar Musaddad, Kamis (31/10/2024).
Seminar Nasional bertajuk Transformasi Hukum dan Peradilan Agama di Era Digital: Tantangan, Peluang dan Implementasinya terhadap Keadilan Masyarakat ini menghadirkan narasumber: Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama (Badilag), Drs H Muchlis, SH., MH., Sekretaris Direktorat Jenderal Badilag, Drs. Arief Hidayat, S.H., M.M., Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama, Dr. Candra Boy Seroza, S.Ag., M.Ag., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Dr H Rosihon Anwar, M.Ag., dan Dekan FSH Prof Fauzan Ali Rasyid, M.Si.
Dalam sambutannya, Rektor memberikan apresiasi atas terselenggaranya Seminar Nasional dan Badilag Goes to Campus untuk memperkuat sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan Badilag, serta memberikan wawasan mendalam kepada mahasiswa mengenai dunia peradilan agama yang berusaha menegakkan keadilan dan kebenaran.
“Alhamdulilah pagi hari ini UIN Bandung menjadi tempat pelaksanaan Badilag, terimakasih kepada Badilag atas kerja sama selama ini. Saya sering mendapatkan laporan dari Pa Dekan tentang prestasi yang membanggakan yang ditorehkan oleh anak-anak kami. Pada bulan Januari mahasiswa semester lima Fakultas Syariah akan melaksanakan magang selama satu bulan di Peradilan Agama. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak, Ibu yang berkenaan menerima anak-anak kami untuk belajar langsung dari praktisi, orang-orang top, hebat tentang informasi peradilan yang terus berkembang,” tegasnya.
Rektor Prof Rosihon menegaskan Badilag Goes to Campus merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari program kerja sama antara UIN Bandung dengan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia. “Mudahan kerja sama ini bisa diperluas, misalnya kita punya LP2M bisa bersinergi melakukan riset kolaboratif, kami punya dosen pilihan dengan keahliannya. Pada intinya kita bisa riset bersama. Kegiatan seperti ini bagus terus dilakukan karena atmosfirnya berbeda, hadir para praktisi, orang–orang top, hebat, keren.
Saya yakin informasi peradilan terus berkembang, kampus menjadi tempat pembelajaran di dalam. Oleh karenanya sama minta mahasiswa, dosen untuk update terkait peradilan agama. Kesempatan ini sangat efektif untuk membuka jaringan, wawasan, ilmu, penempatan anak-anak kami magang. 5-10 tahun mendatang, saya yakin mahasiswa yang hari ini hadir bakal jadi hakim, punya dedikasi tinggi untuk menegakkan keadilan dan kebenaran,” bebernya.
Dalam laporanya, Dekan FSH, Prof Fauzan menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan dari Badilag, “Wilujeng sumping di kampus UIN Bandung. Inilah kampus kami, terimakasih kepada Rektor atas kesedianya membuka acara seminar. Juga saya sampaikan terimakasih atas kepercayaan Badilag untuk mengadakan acara ini, karena mahasiswa dapat informasi tentang transformasi hukum dan peradilan agama di era digital seperti yang diangkat sesuai tema. Dari seminar ini kita bisa mengetahui proses perkembangan peradilan agama, sehingga mahasiswa kelak siap menjadi hakim, panitera. Inilah yang dibutuhkan kami dari para praktisi,” jelasnya.
Menurutnya seminar nasional ini bagian dari kerja sama dengan Mahkamah Agung, Badilag yang menjadi acuan kerja kelembagaan, baik dalam aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
Kehadiran para praktisi pengadilan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan itu sendiri baik melalui proses pengajaran dalam bentuk tranformasi keterampilan teknis pada saat mahasiswa melakukan magang kerja di lingkungan Pengadilan Agama.
Tercatat di Fakultas Syariah dan Hukum beberapa Hakim Pengadilan Agama, mendedikasikan diri untuk menjadi dosen tamu dan dosen luar biasa, “Juga ada beberapa dosen Fakultas Syariah dan Hukum berkolaborasi dengan Mahkamah Agung, Badilag melakukan penelitian bersama,” tandasnya.
Dengan terselenggaranya seminar nasional ini Ketua Pengadilan Tinggi Bandung, Dr. Drs. H. Endang Ali Maksum, S.H.,M.H. mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada pimpinan UIN atas terlaksananya acara dan mengajak kepada para mahasiswa sebagai kader-kader penerus bangsa yang akan mengisi Peradilan Agama dengan mempersiapkan diri, menggali ilmu sebanyak-banyaknya, dan terus belajar sungguh-sungguh, penuh ketekunan, hingga dapat menjadi aparatur negara yang kompeten dalam bidangnya.
“Acara ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa FSH yang terlihat sangat antusias, gembira. Hari ini Fakultas Syariah bekerja sama dengan Badilag menggelar seminar dalam rangka mengkader penegak hukum masa depan Indonesia yang berusaha untuk menegakkan keadilan dan kebenaran,” tuturnya.
Dalam paparannya, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama mengajak mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Bandung untuk aktif berperan guna memajukan dan mewarnai Peradilan Agama di Indonesia. Mengingat pentingnya kesiapan mahasiswa Fakultas Syariah dalam mengisi posisi-posisi strategis di Peradilan Agama.
Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, jinayat (MS), ekonomi syari’ah.
“Kita sedang menghadapi era yang penuh tantangan, terutama dalam perkembangan Hukum Acara yang semakin dinamis dan berbasis teknologi. Saya berharap lulusan UIN Bandung nantinya dapat menjadi bagian dari perubahan besar ini, mengisi posisi strategis di Peradilan Agama,” ujarnya.
Tenaga hakim masih sangat kurang, terutama di lingkungan Peradilan Agama sehingga menjadi peluang besar bagi lulusan Fakultas Syariah untuk menjadi bagian dari Peradilan Agama. Saat ini, kebutuhan hakim sebanyak lebih kurang 6.312 orang, dan 2099 orang tenaga teknis kepaniteraan. Terdapat lebih kurang 624.337 perkara yang ada dengan merujuk pada data tahun 2023.
Untuk itu, yang diperlukan penyesuaian kurikulum mulai dari dinamika perkembangan digitalisasi di dunia peradilan yang menuntut Fakultas Syariah agar melakukan penyesuaian kurikulum pembelajaran.
“Badilag siap membantu penuh dalam penyesuaian kurikulum fakultas hukum dan syariah. Saat ini sudah ada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berkolaborasi melakukan penyesuaian kurikulum,” paparnya.
Ketua Pelaksana, Dr. H. Burhanuddin, S.Ag., MH., menuturkan peserta seminar nasional dan Badilag goes to campus diikuti oleh seluruh mahasiswa semester 5 Fakultas Syariah dan Hukum.
“Alhamdulillah UIN Bandung jadi tempat pelaksanaan ketiga Badilag Goes to Campus. Sebelumnya, UIN Palembang dan UIN Lampung. Terimakasih kepada semua pihak, terutama kepada Rektor, para Wakil Rektor, para Kepala Biro, para Dekan, Guru Besar, para dosen, tendik, Mahkamah Agung, Ditjen Badilag atas kepercayaannya selama ini. Berkat kerja sama dan sama-sama berkerja acara seminar nasional dan Badilag Goes to Campus berjalan lancar dan sukses, sehingga mahasiswa, dosen Fakultas Syariah dan Hukum bisa ikut andil dalam peradilan agama,” pungkasnya.
Seminar Nasional dan Badilag Goes to Campus ini dihadiri oleh para Wakil Rektor, para Kepala Biro, para Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan, dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung, para Ketua Peradilan Agama se-Jawa Barat.